Bullitt (1968) : Film Balapan Mobil Terbaik
Warner Bros-Seven Arts |
Jauh sebelum ada The Fast and the Furious, ada Bullitt karena dianggap sebagai salah satu pencetus, sekaligus film kejar-kejaran atau balapan mobil terbaik yang pernah ada, dengan lokasi jalanan ekstrim kota San Francisco, sehingga mempopulerkan sub genre bernama car chase movie.
Hal tersebut mengeksploitasi objek mobil melalui aksi laju kencang, kejar-kejaran atau balapan antara karakter protagonis dengan antagonis, hingga menginspirasikan berbagai film bertemakan road movie yang tumbuh subur di era 70'an, baik dalam genre drama, petualangan, aksi laga, hingga fiksi ilmiah dan horor.
Film Bullitt diadaptasi dari sebuah novel berjudul Mute Witness karya Robert L. Fish yang terbukti sukses besar, baik secara secara finansial maupun kritik.
Film Bullitt juga berhasil mendapat pengharagaan Oscar dalam kategori Best Film Editing di tahun 1969, serta masuk ke dalam daftar Library of Congress dan kini menjadi bagian dari budaya populer.
Meski demikian, aksi kejar-kejaran atau balapan mobil di film Bullitt tidaklah dominan, dan malah hanya mengambil seperempat cerita.
Tapi bukan berarti film ini tidak signifikan, karena menyajikan kisah menarik bergaya suspens, serta karisma Steve McQueen sebagai karakter utama, nyatanya sebagai pembalap profesional yang mampu mewujudkan adegan balapan mobil sebagai yang terbaik sepanjang masa.
Tapi bukan berarti film ini tidak signifikan, karena menyajikan kisah menarik bergaya suspens, serta karisma Steve McQueen sebagai karakter utama, nyatanya sebagai pembalap profesional yang mampu mewujudkan adegan balapan mobil sebagai yang terbaik sepanjang masa.
Kisahnya berawal dari seorang politikus ambisius San Francisco bernama Walter Chalmers (Robert Vaughn), berencana untuk menghadirkan seorang mantan anggota Mafia yang bernama Johnny Ross dari Chicago sebagai saksi, dalam acara Jajak Pendapat Tentang Organisasi Kriminal oleh para Senat.
Beberapa hari sebelum acara dimulai, Walter meminta bantuan kepada detektif San Francisco untuk melindungi Johnny.
Frank Bullit (Steve McQueen) dan kedua rekannya ditugasi dalam menjaga Johnny, namun akhirnya Johnny dan rekan Frank terbunuh. Frank yang bekerjasama dengan dokter setempat, segera menyembunyikan jenazah Johnny, sebelum diketahui oleh Walter, dengan maksud ingin mengulur waktu agar ia bisa menyelidiki pembunuhan tersebut.
Dalam proses investigasi, Frank menemukan petunjuk akan keterlibatan Mafia. Sementara itu, Walter mengecam atasan Frank, dan menduga seolah-olah Frank tidak ingin ia bertemu dengan Johnny.
Dalam proses investigasi, Frank menemukan petunjuk akan keterlibatan Mafia. Sementara itu, Walter mengecam atasan Frank, dan menduga seolah-olah Frank tidak ingin ia bertemu dengan Johnny.
Kesan pertama terhadap Frank Bullitt, seorang detektif polisi bagian pembunuhan, terlihat.nyentrik dan keren, dengan menggunakan sebuah mobil tipe sport, yakni Ford Mustang GT Fastback dengan mesin 390 V8 keluaran tahun 1967, berwarna hijau tua dan bunyi knalpot yang menggerung.
Tampaknya, Frank menyukai balapan mobil, sesuai kehidupan nyata aktor Steve McQueen.
Tema ceritanya sederhana, yakni Frank harus melindungi seorang saksi yang ingin mendapat perlindungan dari kejaran kelompok kriminal alias mafia. Namun berbagai kejanggalan terjadi, ketika saksi tersebut tewas dibunuh oleh pembunuh bayaran, dan Frank pun harus mengusut tuntas.
Sajian cerita yang dirangkai hampir selama dua jam tersebut, awalnya bergerak agak lambat serta berfokus kepada pertemuan antara Frank dengan Walter, hingga ia dan rekan-rekannya secara bergantian menjaga Johnny.
Adegan penembakan brutal terhadap rekan Frank dan Johnny, menjadi salah satu adegan mengejutkan sekaligus mengerikan, cukup gory di jaman itu.
Kemudian alur bergerak dengan ritme yang melambat lagi, ketika cerita bergulir di rumah sakit, ritme agak menanjak saat Walter sempat bersitegang dengan Frank dan kemudian keberadaan Johnny yang tidak ditemukan oleh Walter di rumah sakit keesokan harinya, dilanjutkan dengan Frank dan rekannya, secara diam-diam menyelidiki kasus Johnny melalui rekonstruksi kejadian.
Untungnya, alur lambat tersebut berhasil diimbangi oleh keindahan berbagai sudut dan suasana tenang kota San Francisco, seperti halnya di kediaman Walter, saat fajar ketika Frank pulang memarkirkan mobilnya kemudian mampir di sebuah toko, hingga ia tiba di apartemennya.
Dari sejumlah jendela besar di ruang apartemen Frank di lantai atas, tampak terlihat suasana jalanan yang menurun di pagi hari, ketika Frank bersiap-siap untuk berangkat lagi, sementara Cathy sedang sarapan dekat jendela dengan pemandangan perempatan jalan.
Nah, setelah itu puncak adegan aksi mulai terjadi! Ketika terjadi penguntitan dua orang penjahat terhadap Frank. Kedua orang tersebut mengendarai mobil Dodge Charger berwarna hitam dengan mesin 375bhp.
Awalnya, kedua penjahat itu membuntuti Frank yang telah mengetahui bahwa dirinya diikuti oleh mereka, di sebuah pusat kota San Francisco, kemudian aksi sesungguhnya dimulai diiringi dengan alunan musik jazz yang menjadi ciri khas komposer Lalo Schifrin.
Untungnya, alur lambat tersebut berhasil diimbangi oleh keindahan berbagai sudut dan suasana tenang kota San Francisco, seperti halnya di kediaman Walter, saat fajar ketika Frank pulang memarkirkan mobilnya kemudian mampir di sebuah toko, hingga ia tiba di apartemennya.
Dari sejumlah jendela besar di ruang apartemen Frank di lantai atas, tampak terlihat suasana jalanan yang menurun di pagi hari, ketika Frank bersiap-siap untuk berangkat lagi, sementara Cathy sedang sarapan dekat jendela dengan pemandangan perempatan jalan.
Nah, setelah itu puncak adegan aksi mulai terjadi! Ketika terjadi penguntitan dua orang penjahat terhadap Frank. Kedua orang tersebut mengendarai mobil Dodge Charger berwarna hitam dengan mesin 375bhp.
Awalnya, kedua penjahat itu membuntuti Frank yang telah mengetahui bahwa dirinya diikuti oleh mereka, di sebuah pusat kota San Francisco, kemudian aksi sesungguhnya dimulai diiringi dengan alunan musik jazz yang menjadi ciri khas komposer Lalo Schifrin.
Berbagai kejutan akan aksi gerak manuver, menikung, suara decitan rem dan ban yang mengenai aspal, mesin mobil yang meraung-raung kencang akibat akselerasi perpindahan gigi dan ketika tancap gas, benturan mobil, hingga lompatan dan hantaman ban dari suspensi mobil ketika menemui aspal yang datar pada saat mobil sedang menurun berlapis-lapis, merupakan rangkaian sekuen pengejaran yang spektakuler.
Visualnya pun sangat jelas terasa bagaikan rekaman sungguhan. Pengaturan rute dari satu titik ke titik lain, divisualisasikan dengan beberapa kombinasi, baik dari sudut kamera, maupun arah pengambilan gambar berdasarkan pergerakkan gambar dalam sekuen.
Visualnya pun sangat jelas terasa bagaikan rekaman sungguhan. Pengaturan rute dari satu titik ke titik lain, divisualisasikan dengan beberapa kombinasi, baik dari sudut kamera, maupun arah pengambilan gambar berdasarkan pergerakkan gambar dalam sekuen.
Setidaknya ada tiga poin pandang untuk audiens, yakni sebagai penonton di jalanan, sementara dua mobil saling kejar-kejaran, bergerak dari satu titik ke titik lainnya. Yang kedua yakni audiens seakan-akan senantiasa ikut di mobil lainnya, diluar kedua mobil tersebut, dengan merekam kedua mobil dengan memakai handycam.
Dan yang ketiga adalah bagaimana rasanya jika audiens menjadi Frank ataupun menjadi antagonis, dalam mengendarakan mobilnya masing-masing.
Struktur dan kontur jalanan di kota San Francisco memang terkenal dengan kondisi mananjak dan menurun, serta memiliki tikungan tajam. Telah banyak film aksi laga di jalanan San Francisco dalam kejar-kejaran mobil ketika menurun secara berturut-turut atau berlapis, tentu saja mengalami benturan keras pada saat mendarat di jalanan datar.
Dan yang ketiga adalah bagaimana rasanya jika audiens menjadi Frank ataupun menjadi antagonis, dalam mengendarakan mobilnya masing-masing.
Struktur dan kontur jalanan di kota San Francisco memang terkenal dengan kondisi mananjak dan menurun, serta memiliki tikungan tajam. Telah banyak film aksi laga di jalanan San Francisco dalam kejar-kejaran mobil ketika menurun secara berturut-turut atau berlapis, tentu saja mengalami benturan keras pada saat mendarat di jalanan datar.
Adapun salah satu adegan dikenang, yakni saat Frank yang gagal bermanuver dengan bebelok tajam dan ia harus memundurkan mobilnya dengan segera, tampak ban belakang mobil mengeluarkan asap, sementara rem mobil berdecit kencang, lalu Frank pun melongok ke belakang dari jendela mobilnya.
Adegan aksi hanya ada dua bagian di film ini, yakni kejar-kejaran atau balapan mobil dan aksi gila lainnya, seperti pengejaran terhadap karakter antagonis di sebuah bandara pada malam hari dengan berlari, yang mungkin menginspirasikan film Heat (1995).
Adegan aksi hanya ada dua bagian di film ini, yakni kejar-kejaran atau balapan mobil dan aksi gila lainnya, seperti pengejaran terhadap karakter antagonis di sebuah bandara pada malam hari dengan berlari, yang mungkin menginspirasikan film Heat (1995).
Selebihnya, film ini lebih mengutamakan kepada proses penyelidikan prosedural, yang seakan mengajak audiens untuk terkejut, berpikir keras sekaligus menikmati berbagai romansa antara Frank dan keksaihnya, ancaman, intrik serta manipulasi yang penuh dengan trik.
Yang menjadi bintang di film ini tentu saja McQueen sebagai karakter ikonik yang memiliki gaya tersendiri. Seperti biasa, dengan karakter bertangan dingin dan berwajah kaku, Frank selalu mengerjakan tugasnya dengan lugas serta tricky, meski terkesan text book.
Begitu pula hubungan asmaranya dengan Cathy yang diperankan oleh aktris cantik asal Inggris, Jacqueline Bisset, mengalami pasang-surut gara-gara profesi Frank sebagai polisi.
Namun karakter Walter Chalmers-lah yang diperankan dengan sangat baik oleh Robert Vaughn, mengingatkan saya akan sebuah pisau bermata dua. Di satu sisi, sebagai seorang politikus yang terlihat baik, namun di sisi lain ia bisa menjadi ancaman serius, jika ada sesuatu merenggut darinya. Beberapa dialognya saya suka.
Baca juga: 5 Jenis Film Klasik Balapan Mobil yang Menginspirasikan
Film Bullitt adalah sebuah drama thriller dengan selingan aksi laga yang fantastis di jamannya. Film ini memiliki gaya berkelas, sehingga mampu menciptakan ikon seorang polisi tangguh dengan mobil muscle-nya yang senantiasa siap untuk berpacu memburu penjahat.
Mungkinkah nama “Bullitt” berasal dari kata “Bullet” yang artinya “Peluru”? Setelah saya telusuri, nama “Bullitt” adalah nama keluarga, tradisi Amerika dari abad pertengahan. Nama tersebut memiliki banyak variasi, diantaranya “Bullet”, jadi mungkin saja ada korelasinya.
Sehingga mungkin saja nama “Bullitt” di film ini, merujuk pada karakter polisi yang bisa bertindak cepat, secepat mobil yang ditumpanginya.
Bullitt bagi saya merupakan film balapan mobil terbaik, meski di sepanjang cerita tidak melulu dieksploitasi, namun terlihat begitu impresif, jauh lebih natural dan apa adanya, tanpa sentuhan CGI lebay yang terkadang absurd tak karuan.
Film ini sangat direkomendasikan bagi anda penggemar otomotif atau balapan mobil.
Score : 4 / 4 stars
Bullitt | 1968 | Aksi Laga, Crime, Thriller | Pemain: Steve McQueen, Robert Vaughn, Jacqueline Bisset | Sutradara: Peter Yates | Produser: Philip D’ Antoni | Penulis: Berdasarkan novel Mute Witness oleh : Robert L. Fish. Naskah : Alan L. Trustman dan Harry Kleiner | Musik: Lalo Schifrin | Sinematografi: William A. Freiker | Distributor: Warner Bros-Seven Arts | Negara: Amerika Serikat | Durasi: 113 Menit
Sehingga mungkin saja nama “Bullitt” di film ini, merujuk pada karakter polisi yang bisa bertindak cepat, secepat mobil yang ditumpanginya.
Bullitt bagi saya merupakan film balapan mobil terbaik, meski di sepanjang cerita tidak melulu dieksploitasi, namun terlihat begitu impresif, jauh lebih natural dan apa adanya, tanpa sentuhan CGI lebay yang terkadang absurd tak karuan.
Film ini sangat direkomendasikan bagi anda penggemar otomotif atau balapan mobil.
Score : 4 / 4 stars
Bullitt | 1968 | Aksi Laga, Crime, Thriller | Pemain: Steve McQueen, Robert Vaughn, Jacqueline Bisset | Sutradara: Peter Yates | Produser: Philip D’ Antoni | Penulis: Berdasarkan novel Mute Witness oleh : Robert L. Fish. Naskah : Alan L. Trustman dan Harry Kleiner | Musik: Lalo Schifrin | Sinematografi: William A. Freiker | Distributor: Warner Bros-Seven Arts | Negara: Amerika Serikat | Durasi: 113 Menit
Comments
Post a Comment