Jumanji: Welcome to the Jungle (2017), Sekuel Alternatif di Dunia Game
Sony Pictures Releasing |
Saat film orisinalnya berjudul Jumanji (1995), yang diperankan mendiang Robin Williams dan aktris belia saat itu, Kirsten Dunst begitu dikenang, saat performa CGI mulai berevolusi, maka menonton filmya di bioskop merupakan pengalaman yang mengesankan.
Energi total dari penampilan Williams sebagai Robert Parrish, koneksi emosionalnya dengan Sarah Whittle serta ikatan kuat dengan kedua bocah Judy serta Peter, merupakan petualangan seru saat dunia hutan rimba memasuki sebuah pemukimaan di perkotaan, serta tak lupa tingkah laku para kera nakal itu, rasanya sulit untuk dibuat ulang.
Tapi untungnya, film Jumanji : Welcome to the Jungle adalah sebuah sekuel, meski tidak terkoneksi langsung dengan para karakter di film terdahulu. Dari jajaran para pemerannya, mungkin hanya performa Jack Black yang cukup untuk menyelamatkan waralaba tersebut.
Kisahnya pun hanya menawarkan sebuah alternatif di dunia game, ke dalam bentuk virtual reality dengan konsep avatar. Sayangnya Robin Williams yang telah tiada, sehingga karakter lainnya dlaam film terdahulu tidak dilibatkan.
Cerita dibuka tahun 1996, setahun setelah kejadian di film pertamanya, yakni saat ayah Alex Vreeke, menemukan kotak "Jumanji" di sebuah pantai dan memberikan kepada anaknya. Alex yang memainkannya melalui video game, tiba-tiba terhisap ke dalam game itu sendiri.
Baca juga: Jumanji (1995) : Ketika Dua Alam Menyatu
Cerita beralih ke tahun 2016, mengisahkan empat remaja yakni Spencer, Fridge, Bethany dan Martha. Saat dihukum oleh kepala sekolah untuk membersihkan gudang, mereka menemukan video game "Jumanji" hingga terhisap ke dalam permainan tersebut sesuai karakternya masing-masing.
Spencer menjadi Bravestone (Dwayne Johnson), Fridge menjadi Mouse (Kevin Hart), Bethany menjadi Shelly (Jack Black) dan Martha menjadi Ruby (Karen Gillan).
Di dalam hutan belantara, mereka dipandu oleh Nigel, dengan misi untuk mengembalikan Jaguar’s Eye ke tempatnya semula, setelah ia berhasil merebutnya dari Russel Van Pelt (Bobby Cannavale). Namun berbagai rintangan harus mereka hadapi, termasuk Van Pelt dan pasukannya yang dapat mengontrol seluruh hewan liar.
Narasi Jumanji : Welcome to the Jungle Well sebenarnya cukup segar sebagai sekuel yang menyesuaikan teknologi jaman digital saat ini, melalui premis dengan nilai filosofi dalam hal persahabatan, jati diri dan refleksi problema di kehidupan nyata.
Berbagai adegan yang disajikan, cukup menghibur dan unsur thriller yang dibangun cukup baik mulai dari pertengahan cerita dan di akhir puncak aksi para protagonisnya. Namun tipikal film standar ini mudah ditebak arahnya, terutama mulai dalam tiga perempat cerita.
Baca juga: Jumanji (1995) : Ketika Dua Alam Menyatu
Cerita beralih ke tahun 2016, mengisahkan empat remaja yakni Spencer, Fridge, Bethany dan Martha. Saat dihukum oleh kepala sekolah untuk membersihkan gudang, mereka menemukan video game "Jumanji" hingga terhisap ke dalam permainan tersebut sesuai karakternya masing-masing.
Spencer menjadi Bravestone (Dwayne Johnson), Fridge menjadi Mouse (Kevin Hart), Bethany menjadi Shelly (Jack Black) dan Martha menjadi Ruby (Karen Gillan).
Di dalam hutan belantara, mereka dipandu oleh Nigel, dengan misi untuk mengembalikan Jaguar’s Eye ke tempatnya semula, setelah ia berhasil merebutnya dari Russel Van Pelt (Bobby Cannavale). Namun berbagai rintangan harus mereka hadapi, termasuk Van Pelt dan pasukannya yang dapat mengontrol seluruh hewan liar.
Narasi Jumanji : Welcome to the Jungle Well sebenarnya cukup segar sebagai sekuel yang menyesuaikan teknologi jaman digital saat ini, melalui premis dengan nilai filosofi dalam hal persahabatan, jati diri dan refleksi problema di kehidupan nyata.
Berbagai adegan yang disajikan, cukup menghibur dan unsur thriller yang dibangun cukup baik mulai dari pertengahan cerita dan di akhir puncak aksi para protagonisnya. Namun tipikal film standar ini mudah ditebak arahnya, terutama mulai dalam tiga perempat cerita.
Dengan gabungan ala Indiana Jones, Tomb Raider serta Alan Quatermain, film ini menghibur dari sisi aksi, improvisasi strategi yang mereka lakukan, serta berbagai adegan humor.
Mungkin hanya akting dan aksi Jack Black-lah yang bisa menjaga keberlangsungan humor elegan di sepanjang cerita. Dengan berakting seakan-akan adalah seorang gadis yang tubuhnya menjelma menjadi seorang pria gemuk, Jack Black cukup baik dalam menterjemahkannya dengan pas.
Sedangkan performa stereotip ala Dwayne Johnson, cukup lumayan sebagai seorang remaja pria yang terjebak di dalam tubuh pria kekar. Performa komedian Kevin Hart sebagai Mouse, serba tanggung, kecuali dalam adegan saat ia meledak ketika memakan kue yang bisa menghilangkan nyawanya, cukup kocak.
Untuk aksi ketegangan serta keseruan, film ini cukup menghibur yang sayangnya tidak diimbangi oleh kedalaman akting terhadap masing-masing karakternya, serta ikatan emosi yang lebih manusiawi seperti yang diperlihatkan di film terdahulu.
Justru saya malah lebih bersimpati pada keempat karakter remaja di dunia nyata, serta karakter Jefferson McDonough (Nick Jonas dan Collin Hanks).
Kekurangan film ini juga hanya sedikit varian karakter hewan yang ditampilkan, tidak seperti di seri pertamanya, namun tertolong dengan sinematografi yang disajikan cukup menyejukkan mata saya.
Berbagai landskap hutan atau padang rumput yang ditampilkan di siang hari dan senja, dengan kombinasi beberapa hewan, mengingatkan saya akan film Jurassic Park (1993).
Bagaimanapun juga, film ini cukup berhasil untuk merealisasikan wujud nyata para karakter di dunia game bernama Jumanji. Contohnya ketika mereka diantar oleh karakter Nigel dengan mengendarai mobil Land Rover, terasa atmosfir rileks untuk menikmati perjalanan menjelajahi hutan, sebelum petualangan yang dimulai sesungguhnya.
Sedangkan performa stereotip ala Dwayne Johnson, cukup lumayan sebagai seorang remaja pria yang terjebak di dalam tubuh pria kekar. Performa komedian Kevin Hart sebagai Mouse, serba tanggung, kecuali dalam adegan saat ia meledak ketika memakan kue yang bisa menghilangkan nyawanya, cukup kocak.
Untuk aksi ketegangan serta keseruan, film ini cukup menghibur yang sayangnya tidak diimbangi oleh kedalaman akting terhadap masing-masing karakternya, serta ikatan emosi yang lebih manusiawi seperti yang diperlihatkan di film terdahulu.
Justru saya malah lebih bersimpati pada keempat karakter remaja di dunia nyata, serta karakter Jefferson McDonough (Nick Jonas dan Collin Hanks).
Kekurangan film ini juga hanya sedikit varian karakter hewan yang ditampilkan, tidak seperti di seri pertamanya, namun tertolong dengan sinematografi yang disajikan cukup menyejukkan mata saya.
Sony Pictures Releasing |
Berbagai landskap hutan atau padang rumput yang ditampilkan di siang hari dan senja, dengan kombinasi beberapa hewan, mengingatkan saya akan film Jurassic Park (1993).
Bagaimanapun juga, film ini cukup berhasil untuk merealisasikan wujud nyata para karakter di dunia game bernama Jumanji. Contohnya ketika mereka diantar oleh karakter Nigel dengan mengendarai mobil Land Rover, terasa atmosfir rileks untuk menikmati perjalanan menjelajahi hutan, sebelum petualangan yang dimulai sesungguhnya.
Atau ketika mereka mengendap, mengintip, serta mengatur rencana untuk menyergap sebuah gudang transportasi dan amunisi musuh dari kejauhan, begitu terasa seperti main game yang dapat ditunda untuk sekian lama.
Sejumlah dialog akan rencana konyol, persiapan untuk aksi laga, serta tentunya ketika karakter Ruby yang menggoda dua orang penjaga, berhasil memberikan rasa dan suasana yang menarik.
Sekuel standar ini memang tidak mampu mengimbangi seri pertamanya, sehingga boleh dikatakan sebagai alternatif dalam pemanfaatan dunia game, cukup menghibur akan adanya keseruan semata saja, meski pada akhirnya tidaklah dikenang.
Sejumlah dialog akan rencana konyol, persiapan untuk aksi laga, serta tentunya ketika karakter Ruby yang menggoda dua orang penjaga, berhasil memberikan rasa dan suasana yang menarik.
Sekuel standar ini memang tidak mampu mengimbangi seri pertamanya, sehingga boleh dikatakan sebagai alternatif dalam pemanfaatan dunia game, cukup menghibur akan adanya keseruan semata saja, meski pada akhirnya tidaklah dikenang.
Sineas Jack Kasdan yang notabene putra dari sineas Lawrence Kasdan tersebut, ternyata cukup berbakat untuk membuat sebuah sekuel yang berani dari sisi laga dan thriller yang lumayan menjual.
Saya sangat menyarankan untuk terlebih dahulu menonton film Jumanji (1995) yang lebih superior dari berbagai aspek drama menyentuh ditengah-tengah serbuan hewan liar dan seorang pemburu maniak.
Score : 2 / 4 stars
Jumanji : Welcome to the Jungle | 2017 | Aksi Laga, Petualangan, Fantasi, Komedi | Pemain: Dwayne Johnson, Jack Black, Kevin Hart, Karen Gillan, Nick Jonas, Bobby Cannavale | Sutradara: Jack Kasdan | Produser: Matt Tolmach, William Teitler | Penulis: Berdasarkan buku Jumanji karya Chris Van Allsburg. Naskah: Chris McKenna | Musik: Henry Jackman | Sinematografi: Gyula Pados | Distributor: Sony Pictures Releasing | Negara: Amerika Serikat | Durasi: 119 Menit
Score : 2 / 4 stars
Jumanji : Welcome to the Jungle | 2017 | Aksi Laga, Petualangan, Fantasi, Komedi | Pemain: Dwayne Johnson, Jack Black, Kevin Hart, Karen Gillan, Nick Jonas, Bobby Cannavale | Sutradara: Jack Kasdan | Produser: Matt Tolmach, William Teitler | Penulis: Berdasarkan buku Jumanji karya Chris Van Allsburg. Naskah: Chris McKenna | Musik: Henry Jackman | Sinematografi: Gyula Pados | Distributor: Sony Pictures Releasing | Negara: Amerika Serikat | Durasi: 119 Menit
Comments
Post a Comment