Bonnie and Clyde (1967) : Sepasang Kriminal Serasi di Masa Depresi
Era Depresi Besar sekitar tahun 20’an dan 30’an di Amerika Serikat, menandakan munculnya para kriminal yang teroganisir, seperti gangster atau mafia. Berbagai kisah mereka pun, baik di dunia nyata maupun di dunia fiktif, kerap kali menghiasi berbagai bentuk yakni film maupun komik.
Namun tokoh kriminal yang terkenal secara individual, khususnya sepasang kekasih yang berduet dalam melakukan berbagai aksi perampokan, hanya ada pada diri Bonnie Parker dan Clyde Barrow.
Sepak terjang mereka sempat dibuatkan sejumlah filmnya, namun film Bonnie and Clyde yang dirilis di tahun 1967 inilah yang paling populer, dengan bintang muda kala itu, yakni Warren Beatty dan Faye Dunaway sebagai sepasang kriminal serasi di Masa Depresi.
Kisah Bonnie and Clyde boleh jadi menginspirasikan beberapa film semacam Badlands (1973) dan Natural Born Killers (1994). Kisah dalam film ini tentu saja tidak 100% akurat, dengan beberapa perubahan minor, termasuk beberapa karakter pendukungnya.
Adalah Bonnie Parker (Faye Dunaway) sebagai seorang pramuniaga di sebuah kafe, tak sengaja bertemu dengan Clyde Barrow (Warren Beatty) yang berakhir dengan tantangan untuk bertualang sekaligus merampok toko maupun bank.
Mereka lalu merekrut seorang pemuda bernama C.W. Moss (Michael J. Pollard), serta bertemu dengan kakaknya Clyde bernama Buck (Gene Hackman) dan istrinya, Blanche (Estelle Parsons). Clyde dan Buck bereuni setelah sekian lama tak bertemu, namun Bonnie dan Blanche saling tidak menyukai satu sama lain.
Kemudian mereka beraksi lagi merampok sebuah bank besar, dan sempat menculik sepasang kekasih, ketika Clyde dan Buck berusaha mencuri mobil. Sementara itu, seorang Texas Ranger bernama Frank Hamer (Denver Pyle) bersama dengan polisi lainnya berusaha memburu mereka dan menyiapkan sebuah kejutan besar.
Film Bonnie and Clyde sejatinya mengisahkan seorang perampok gentleman bernama Clyde Barrow yang mencari partner dalam aksi kriminalnya, sekaligus pendamping hidupnya.
Sosok yang tepat dan potensial tersebut, ia temukan pada diri Bonnie Parker yang awalnya ragu-ragu, namun tertarik kepada Clyde, tanpa peduli mereka melakukan kejahatan, atas pelarian diri dari dunianya yang membosankan.
Bonnie menemukan petualangan baru dengan Clyde, bersama dengan C.W. Moss, serta Buck dan Blanche. Berbagai intrik sebenarnya sudah terasa, ketika di awal cerita akan keengganannya mengikuti Clyde karena ia tidak bisa tinggal jauh-jauh dari ibunya, Moss yang membuat kecerobohan sehingga membuat Clyde kesal kepadanya.
Ditambah dengan kehadiran Blanche yang paranoid, menambah panik situasi dan membuat Bonnie kesal terhadapnya. Semua itu mengakibatkan beberapa konflik yang memuncak dan kadang mereda kembali.
Belum lagi karakter Frank Hamer dan beberapa karakter polisi lokal yang digambarkan kekonyolan dan ketidaksanggupannya dalam menangkap mereka.
Sementara cerita semakin kompleks menghadirkan konflik antara Moss dan ayahnya, ketika ia memberikan pertolongan kepada Bonnie dan Clyde yang terluka, setelah dikejar-kejar oleh polisi.
Pertentangan antara ayah-anak tersebut, memberikan sebuah pelajaran berharga tentang perbuatan yang melanggar hukum dan menjalani kehidupan yang berarti selagi masih muda.
Namun dari semua itu, intinya adalah tentang bagaimana sisi lain kehidupan romantis dan rencana membangun impian serta masa depan antara Bonnie dan Clyde, ditengah-tengah kehidupan kriminal yang mereka jalani. Bonnie juga harus menerima kenyataan bahwa Buck juga seorang kriminal, yang beristrikan Blanche, yang harus ia hadapi dan dianggap menyebalkan.
Kisah yang digulirkan di film ini dari awal, tampak mengalir secara alami tanpa basa-basi atau jeda akan adegan-adegan yang tidak perlu.
Dari mulai pertemuan Bonnie dengan Clyde, pembicaraan singkat mereka langsung pada intinya, berbagai dialog yang terjalin antar karakter, hingga berbagai aksi perampokan, kejar-kejaran dan baku-tembak yang menegangkan, semuanya itu disajikan secara menarik, estetis sekaligus lugas.
Kekuatan akting dari masing-masing aktor dan aktris di film inilah yang bisa menghidupkan dinamika berbagai konflik dan kompleksitas hubungan diantara mereka.
Maka wajar film ini berhasil mendapatkan Oscar dalam kategori Best Supporting Actress (Estelle Parsons), selain juga menyabet di kategori Sinematografi Terbaik. Film ini pula dinominasikan dalam kategori Aktor dan Aktris Terbaik, serta Aktor Pembantu Terbaik.
Warren Beatty dengan segala ketampanan dan gaya gentle-nya, bermain baik sebagai Clyde Barrow yang mampu memikat para wanita, termasuk Bonnie Parker. Karakternya digambarkan sebagai seorang yang tidak takut, ambisius, tetap tenang dan terkendali dalam menghadapi segala situasi, cerdik dalam menghindari pihak berwajib, serta yang paling penting adalah tindakannya yang tidak kejam dan jahat.
Niatnya adalah murni perampokan dengan tujuan mendapatkan uang, hanya itu. Ia bukanlah seorang kriminal yang mudah menembak mati orang lain, jika tidak terpaksa.
Namun kelemahan Clyde akhirnya bisa dipengaruhi oleh dominasi Bonnie Parker yang diperankan secara prima oleh Faye Dunaway, yang mengandalkan pesona fisiknya dan sikapnya yang lugas, ia boleh dibilang menjadi bintang utama di film ini.
Karakternya sebagai seorang yang bosan dan ingin bertualang, selalu berandai-andai suatu hari nanti. Setelah bertemu dengan Clyde, maka petualangan baru pun dimulai. Sisi liar Bonnie yang asli pun mulai terungkap perlahan, seiring berjalannya cerita.
Privasinya dengan Clyde mulai terusik sejak kehadiran Blanche dan Buck, beberapa keputusan penting juga terlaksana atas pengaruhnya terhadap Clyde yang lebih netral dan sabar. Bonnie digambarkan sebagai sosok yang tegas, cerdas, gemar bertualang, penggoda, serta bisa memanipulasi seseorang.
Kontras dengan sosok Blanche yang diperankan sangat baik oleh Estelle Parsons, sebagai seorang yang baik hati dan setia, namun mudah panik, tidak punya pendirian, sekaligus menjadi sosok yang menyebalkan serta kerap berbuat ulah di dalam “Geng Barrows”.
Suaminya Buck yang diperankan oleh Gene Hackman, adalah sebuah tipikal akting yang sudah tidak diragukan lagi sebagai seorang yang berkarakter mirip dengan Clyde.
Karakter C.W. Moss yang diperankan Michael J. Pollard, sebagai anak muda yang non-pengalaman akan perampokan skala cukup besar, juga mengalami transisi kematangan dalam bertindak serta beraksi, menjadi lebih terkendali dan hati-hati.
Aktor komedi Gene Wilder yang populer di era 70’an dan 80’an juga tampil sebentar, sebagai seseorang bersama kekasihnya, yang diculik oleh Geng Barrows.
Dikarenakan setting cerita film ini berada di wilayah Texas (Midwest) di era 30’an, maka dialognya pun bergaya Southern. Hal tersebut juga berkaitan dengan sinematografi yang memenangkan Oscar dalam kategori tersebut.
Juga berdasarkan kronologi waktu dan lokasi, film ini bergaya wild west modern, yang didominasi oleh padang rumput, perkebunan, ladang, yang semuanya berkaitan dengan rural di wilayah selatan Amerika Serikat.
Berbagai persinggahan “Geng Barrows” dalam aksinya, terjadi di beberapa kota kecil dan pedesaan, dengan setting mirip perkotaan –seperti tata letak bangunan- di jaman koboi, perbedaannya hanya sudah ada mobil dan bangunannya lebih modern.
Pengambilan gambar yang mengutamakan luasnya landskap, dengan sorotan kamera dari kejauhan –sengaja agar memperlihatkan kelebaran layar- juga dominan di banyak adegan, seperti jalanan panjang yang dikelilingi padang rumput, rumah tinggal di area perkebunan, hingga adegan ketika Clyde mengejar Bonnie yang berlarian di ladang jagung.
Adegan yang cukup dikenang yakni saat geng-nya Bonnie bertemu dengan ibunya sekeluarga di sebuah padang rumput, di dekat semacam pengolahan ladang atau apapun istilahnya itu.
Dengan menggunakan soft lens kamera terhadap setting tersebut, mereka tampak sedang berbincang sambil makan bersama-sama, juga beberapa dialog penting antara Bonnie dan ibunya, serta Clyde.
Saya tidak tahu apa maksud penggunaan soft lens dalam adegan tersebut, namun yang sejauh saya tafsir, mungkin ada semacam pesan atau petunjuk tersendiri yang mengarah kepada akhir cerita, dengan situasi yang seperti dalam mimpi atau halusinasi, perasaan rindu seklaigus haru dan bercampur bahagia.
Tanpa adanya adegan aksi yang seru, film ini akan jadi hambar. Adegan penyergapan dan baku tembak polisi terhadap rumah yang didiami “Geng Barrows”, hingga mereka melarikan diri dari komplek perumahan tersebut serta menerobos barikade mobil polisi.
Baca juga: The Long Riders (1980) : Geng Koboi Bersaudara
Lalu sekuen berlanjut dengan adegan yang paling asyik ketika “Geng Barrows” dalam satu mobil dikejar-kejar oleh beberapa mobil polisi sambil tembak-tembakan, dengan latar padang rumput dan perkebunan, tak lupa diiringi oleh musik country dengan tempo yang cepat.
Banyak adegan baku tembak di beberapa lokasi, seperti pengepungan dengan latar sebuah hutan dan lapang yang luas atau pada malam hari di sebuah penginapan, juga di perkotaan dekat sebuah bank.
Hal yang cukup kontroversial adalah kebrutalan adegan yang cukup realistis, seperti saat Clyde di awal-awal aksinya menembak seorang pegawai bank di wajahnya hingga tewas.
Lalu adegan berondongan peluru yang mengakibatkan tubuh seseorang berguncang keras (padahal orangnya sudah mati, tapi terus ditembaki), mata yang tertembak, muncratan darah dari tembakan peluru, sungguh brutal dan mengganggu pada masanya untuk sebuah film besar.
Bonnie and Clyde adalah salah satu karya film biografi kriminal terbaik dari sisi akting, aksi dan sinematografi.
Film ini bagaikan penggambaran akan kerasnya dunia Wild West modern di jamannya, pemberontakan dan rasa bertualang mengenal dunia luar dengan tindakan gila, serta konsekuensi perbuatan yang sepertinya dianggap ‘menyenangkan dan menantang’.
Namun jika dinalarkan, berbagai tindakan tersebut memang didasari oleh masa depresi besar terhadap sepasang kriminal serasi.
Score : 4 / 4 stars
Bonnie and Clyde | 1967 | Biografi, Drama, Thriller, Kriminal | Pemain: Warren Beatty, Faye Dunaway, Michael J. Pollard, Gene Hackman, Estelle Parsons, Denver Pyle | Sutradara: Arthur Penn | Produser: Warren Beatty | Penulis: David Newman, Robert Benton | Musik: Charles Stourse | Sinematografi: Burnett Guffey | Distributor: Warner Bros-Seven Arts | Negara: Amerika Serikat | Durasi: 111 Menit
Oh, ternyata karakter bonnie itu cewek kuat.. aku kira mereka melakukan tindakan kriminal karena terpaksa.. trnyata emang hobby.. dan mereka begitu realistis dan punya rencana yg matang.. tp sayang bgt sih, banyak yg ga nangkep sisi moral di film ini.. banyak para remaja yg ikut2an pengen jadi mereka hanya karna romantis.. #tepokjidat
ReplyDeleteYup, saya suka dengan karakterisasi Bonnie, terlepas dari fakta sesungguhnya atau dramatisasi adaptasi filmnya. Mungkin karena pengaruh Era Depresi yang membuat warga Amerika saat itu ingin keluar dari masa-masa sulit, sehingga kriminalitas merajalela saat itu, ditambah lagi dengan ketatnya peredaran miras oleh pemerintah. Wow, parah yah hehehe....mirip narasi romantisme kaya di film True Romance (1993) atau Natural Born Killers (1994) kali ya ...
Delete