Papillon (1973) : Pantang Menyerah Kabur dari Penjara
Banyak yang bilang film ini direkomendasikan sebagai salah satu film yang bertemakan usaha pantang menyerah untuk kabur dari penjara, melalui duo mega bintang Steve McQueen dan Dustin Hoffman.
Film Papillon sendiri ternyata diangkat dari buku autobiografi dengan judul yang sama, yang ditulis oleh tokoh utamanya sendiri, yakni Henri Charrière.
Ia adalah mantan narapidana asal Perancis, yang dituduh telah membunuh seorang germo, sehingga ia diasingkan dan dipenjara di salah satu wilayah koloni Perancis, bernama French Guiana (atau Guyana, yang berada wilayah di Amerika Selatan).
Nama “Papillon” sendiri adalah istilah dalam bahasa Perancis, yang artinya “Kupu-kupu”, karena Charrière memiliki tato Kupu-kupu di dadanya. Tentu saja ada elemen fiktif jika diadaptasi ke dalam bentuk film yang penuh dengan drama itu, malah dalam bukunya sendiri masih diperdebatkan keaslian ceritanya.
Filmnya mengisahkan di era 30’an ketika Charrière yang dipanggil Papillon (Steve McQueen) seorang narapidana, diasingkan ke wilayah Guyana-Perancis bersama dengan segerombolan napi lainnya. Dalam perjalanan dengan sebuah kapal, ia bertemu dengan seorang penipu ulung yang terkenal, bernama Louis Dega (Dustin Hoffman).
Ia berjanji akan melindungi Dega, asalkan bisa kabur dari penjara dengan mengusahakan sebuah perahu, melalui bantuan otoritas napi setempat. Saat hendak kabur menuju perahu, mereka tertangkap dan Charrière dibawa ke dalam penjara isolasi selama enam bulan.
Setelah ia kembali, lalu bertemu dengan Clusiot (Woodrow Parfrey), dan bersama dengan Dega serta seorang napi lainnya, mereka melarikan diri di suatu malam, ketika sedang diadakan konser.
Film Papillon fokus pada usaha Charrière, Dega dan kawan-kawan untuk kabur dari penjara. Namun berbagai usaha untuk melarikan diri, memang tidak semudah yang diduga, dikarenakan banyak rintangan dan kejadian mengejutkan, malah diambah dengan bumbu aksi petualangan yang menurut saya berlebihan.
Charrière sendiri dalam petualangannya ketika berhasil kabur, bagaikan seorang Indiana Jones mulai dari pelarian dan berlayar menyeberangi lautan, dikejar-kejar tentara serta diburu oleh suku kanibal di sebuah hutan tropis.
Kemudian ia diselamatkan oleh suku Indian yang mirip suku Amazon di sebuah desa di pinggir pantai, hingga berlindung di sebuah biara. Jika pengalaman nyata seorang Henri Charrière sejauh itu, maka saya pun meragukannya!
Alur ceritanya sendiri pun bergerak lambat dan sedikit membosankan, mulai dari penjara dalam kapal menuju perjalanan ke Guyana, suasana di penjara Guyana yang menyerupai barak militer, perkemahan di luar ruangan untuk para napi yang bekerja, bangunan berupa penjara khusus untuk isolasi, hingga pemukiman suku Indian yang terisolir dari dunia luar.
Rasanya kurang pas menonton film ini berdurasi selama 2,5 jam hingga pertengahan cerita, dijejali banyak dialog yang mengalir biasa saja, walaupun jalan cerita cukup menarik untuk disimak.
Untungnya, kebosanan cerita tentang bagaimana caranya kabur dari penjara, kemudian gagal karena yang mengakibatkan Charrière mendekam di sel isolasi, hingga mereka akhirnya beraksi untuk melarikan diri.
Baca juga: The Great Escape (1963) : Upaya Pelarian Diri Massal Tentara Sekutu
Aksi petualangan petualangan solo Charrière selanjutnya, cukup menghibur melalui berbagai aksi menegangkan dan selalu membuat penasaran.
Sejumlah adegan kekerasan secara eksplisit pun diperlihatkan dengan cukup lugas, seperti pemenggalan kepala seorang napi dengan guillotine, dalamnya sayatan leher jasad salah seorang napi bernama Julot atau seorang napi yang membantu Charrière tertancap jebakan maut berupa dahan-dahan runcing, cukup mengejutkan!
Kekuatan film ini ada pada transformasi karakter Charrière, yang semula terlihat tegar, kuat dan tangguh, bisa berubah menjadi rapuh, mulai hilang kewarasan, terkadang berhalusinasi, hingga fisiknya pun menua.
Steve McQueen berperan dengan sangat solid di film ini, hingga saya hampir tak mengenal wajah khas-nya, ketika ia berada di sel isolasi. Kemiripan motivasi karakternya di film The Great Escape (1963), saya nilai jauh lebih eksploitatif.
Kesungguhan Charrière yang pantang menyerah untuk sebuah kebebasan akan usaha kabur dari penjara, jelas telihat bagaimana ketekunannya berkali-kali untuk terus dilakukannya.
Performa Dustin Hoffman sebagai Louis Dega tak kalah mengkilapnya, sebagai seorang yang lebih hati-hati, cerdik, penuh perhitungan dan bermain aman, sekaligus terlihat pasrah dengan keadaan dirinya meringkuk dalam penjara, sambil bermain-main dengan resiko yang dihadapinya.
Dega yang awalnya hanya murni berbisnis dengan Charrière, akhirnya bersahabat erat. Mereka saling mendukung dan menolong satu sama lain, disaat Dega sudah putus asa, Charrière-lah yang menyemangatinya dengan berbagai ide tanpa putus asa.
Keindahan berbagai landskap dengan latar belakang pemandangan tropis, disajikan dengan menarik, serta pengambilan dari berbagai sudut kamera yang enak dilihat.
Bagaimana diperlihatkan keindahan pemukiman suku Indian di tepi pantai dengan pasir putih dan laut birunya, hamparan luas hutan belantara ala Amazon yang penuh dengan ngarai, lembah dan sungai, hingga landskap barak penjara di tepi pantai pun yang sunyi dan jauh dari keramaian apapun berkesan seperti benteng militer.
Baca juga: Midnight Express (1978) : Politik dan Penjara Turki
Alunan score indah dari Jerry Goldsmith melalui sentuhan khas Eropa, dalam beberapa sekuen tentang keputusasaan dan perubahan karakter Charrière ketika disiksa di sel isolasi, atau ketika ia bertemu kembali dengan Dega dan tentunya di beberapa sekuen terakhir, begitu berkesan dan menghadirkan emosi kerinduan akan rasa kebebasan.
Film Papillon sepertinya ingin mengutarakan pengalaman Charrière ketika berada di penjara dan usahanya untuk melarikan diri, namun aksi petualangannya lebay itulah yang membuat seakan-akan menambah keseruan fiktif.
Film ini tidaklah se-efektif film Escape from Alcatraz (1979) atau kurang realistis dibandingkan Midnight Express (1978) yang sama-sama berdasarkan kisah nyata, namun eksplorasi seorang Charrière cukup inspiratif sebagai seorang yang selalu optimis bagaimanapun kondisinya.
Score : 2.5 / 4 stars
Papillon | 1973 | Drama, Thriller, Petualangan, Biografi | Pemain: Steve McQueen, Dustin Hoffman, Don Gordon, Woodrow Parfrey | Sutradara: Franklin J. Schaffner | Produser: Robert Dorfmann, Franklin J. Schaffner, Ted Richmond | Penulis: Berdasarkan buku Papillon oleh Henri Charrière. Naskah: Dalton Trumbo, Lorenzo Semple, Jr. | Musik: Jerry Goldsmith | Sinematografi: Fred J. Koenekamp | Distributor: Allied Artist (Amerika Serikat), Columbia Pictures (Internasional) | Negara: Amerika Serikat, Perancis | Durasi: 150 Menit
Comments
Post a Comment