Bubba Ho-Tep (2002) : Elvis Vs Mumi
Ho-tep (hō-tep’) n. 1. Relative or descendent of the 17 Egyptian Dynasties, 3100 – 1550 B.C. 2. Family surname of an Egyptian pharaoh (king).
Bubba (bub’uh) n. 1. Male from the Southern U.S. 2. Good ole boy 3. Cracker, red neck, trailer park resident.
Demikian prolog film Bubba Ho-Tep yang akan mempersembahkan kepada audiens pecinta horor, akan pertarungan Elvis vs Mumi!
Dari sekian banyak film horor, dalam berbagai sub genre dan tema, judul Bubba Ho-Tep adalah salah satu yang unik dan berstatus cult. Film horor komedi dengan tema tentang Mumi tersebut, sayangnya kurang populer dalam dunia horor jalur utama, terlebih jika menyebut The Mummy (1999) misalnya.
Terdapat dua nama besar yang membuat film ini menjadi istimewa, yakni sineas yang dikenal melalui waralaba Phantasm-nya yakni Don Coscarelli, serta sang ikonik Ash Williams dalam waralaba Evil Dead yakni Bruce Campbell.
Baca juga: Phantasm (1979) : Teror si Jangkung Misterius
Duo maut tersebut merupakan kombinasi yang pas dalam menghasilkan sebuah film yang tidak biasa, namun dapat dinikmati secara meyeluruh tanpa harus berekspektasi tinggi, serta tentunya berpredikat kelas B dengan akan produksi yang minim serta distribusi terbatas.
Dalam Bubba Ho-Tep, Campbell berperan sebagai Elvis Presley, berkolaborasi dengan Ossie Davis, seorang aktor kulit hitam yang memerankan figur John F. Kennedy (JFK). Mereka saling bahu-membahu untuk berhadapan dengan sosok Mumi yang datang dari Mesir. Jadi bisa dibayangkan, bagaimana ‘kacaunya’ narasi ini.
Dikisahkan Sebastian Haff (Bruce Campbell), seorang kakek yang merasa frustasi tinggal di panti jompo. Ia mengklaim dirinya sebagai Elvis Presley yang asli, dan menuturkan bahwa mendiang Elvis sebenarnya adalah orang lain yang meniru dirinya.
Satu-satunya teman Sebastian di panti tersebut yakni Jack (Ossie Davis) yang mengklaim dirinya sebagai John F. Kennedy. Jack menuturkan bahwa ia selamat atas penembakkan terhadap dirinya, lalu dilarikan ke rumah sakit dengan merubah warna kulitnya menjadi hitam, yang kontan ditinggalkan oleh wakilnya, yakni Lyndon Johnson.
Sementara di lokasi terpisah, jasad Mumi dari Mesir Kuno hilang dicuri pada saat diadakan tur museum. Sang pencuri mengalami kecelakaan akibat badai, yang menyebabkan terlemparnya jasad Mumi di dekat panti yang didiami Sebastian dan Jack. Sang Mumi pun bangkit dan mulai meneror panti tersebut.
Vitagraph Films |
Premis cerita Bubba Ho-Tep memang cukup aneh dan boleh dibilang nekat, seperti impersonasi karakter Sebastian sebagai Elvis dan sebaliknya. Namun yang paling gila sekaligus kocak yakni karakter kulit hitam Jack yang mengaku dirinya JFK.
Kedua figur legendaris tersebut harus berhadapan dengan sosok legenda Mesir Kuno yang mengancam nyawa manusia.
Entah jenis komedi apa yang disampaikan dalam film ini, selain dialog dan adegan slapstick tentunya, apakah sarkasme dan black comedy bisa termasuk di dalamnya?
Menggunakan karakter populer Elvis dan JFK mungkin saja berupa satir atas merebaknya banyak teori konspirasi tentang tewasnya kedua tokoh legendaris tersebut, apakah mereka memang sudah mati atau masih hidup.
Awalnya, alur diperagakan agak lambat dan membosankan layaknya sebuah drama keluarga, seperti karakter Sebastian yang merasa jenuh tak berdaya ketika hidup di panti, melalui penuturan yang dinarasikan oleh Sebastian sendiri.
Lalu cerita bergulir perlahan dan mulai menarik, dengan penyajian kilas balik yang mengisahkan bagaimana Elvis asli bertukar kehidupan dengan Sebastian, juga saat Jack memperlihatkan bekas luka di bagian belakang kepalanya kepada Sebastian, membuktikan bahwa ia adalah JFK.
Lucunya, di atas sebuah meja di dalam kamar Jack, terdapat miniatur berupa diorama pada saat peristiwa penembakkan JFK yang terkenal itu.
Meski demikian, berbagai sekuen misterius yang diimplementasikan dari adegan per adegan, sorotan kamera hingga pencahayaan sepanjang cerita, begitu kuat menghadirkan aura horor mencekam serta menegangkan.
Tak hanya itu, keunikan film ini dikombinasikan dengan gaya komedi cerdas, tersajikan lewat humor dialog dan berbagai adegan komedi melalui ekspresi, mimik maupun fisik terhadap karakternya.
Suasana wilayah serta ekpresi kultur Southern dari Amerika tersebut diperlihatkan begitu kental, baik dari dialog maupun latar musik dengan berirama blues serta petikan gitar listrik ala Hawaii atau country di beberapa adegan tertentu, yang menguatkan ikatan cerita sesuai dengan judul filmnya.
Yang paling menarik yakni, bagaimana Sebastian dan Jack yang tadinya hanya sebatas mengenal dan berbicara seadanya, melalui berbagai peristiwa teror Mumi yang terjadi dalam panti tersebut, membuat mereka semakin akrab dalam menghadapi serta bagaimana menyelesaikannya.
Vitagraph Films |
Keseruan mereka untuk mengakali dan mengatur strategi menghadapi sang Mumi, dalam berbagai persiapannya, termasuk memakai kostum dan atribut lengkap masing-masing dari mereka, dipertunjukkan melalui serangkaian aksi yang menghibur, dibalik berbagai keterbatasan mereka yang telah lanjut usia, namun kembali memiliki daya juang tinggi.
Film Bubba Ho-Tep sepertinya dibuat dengan rasa horor yang penuh gaya, melalui penampilan ala Western dari sang Mumi, lengkap dengan kemeja ala musisi country, celana jeans ketat, sepatu boot, serta tak lupa topi koboi-nya, keren dan ikonik!
Adegan perkelahian antara Sebastian dan Jack menghadapi sang Mumi pun, diperlihatkan secara sederhana, jangan harap ada efek spesial yang megah, namun digarap dengan begitu artistik, epik serta unik.
Selain penampilan Mumi, juga hadir serangga besar menyerupai kumbang yang mematikan, meski terlihat jelas digarap dengan efek CGI seadanya, mengingat film tersebut berbiaya rendah.
Performa Campbell sebagai Sebastian/Elvis tentu mengingatkan saya akan karakter Ash Williams, memiliki fondasi yang sama namun lebih kompleks berdasarkan psikologis pertukaran serta krisis identitas di usia paruh baya.
Baca juga: Bruce Campbell : Aktor Kultus dan Raja Film Kelas B
Begitu pula dengan performa cemerlang Davis sebagai Jack yang mampu mengimbangi Sebastian sebagai pendampingnya dalam menghadapi segala problema yang sama: memerangi dirinya sendiri dan juga sang mumi.
Momen yang tepat akan kehadiran sang Mumi yang mengancam mereka, dengan perjuangan membangkitkan diri dari rasa pesimisme di paruh baya, dengan berbuat sesuatu yang besar.
Coscarelli bertindak sebagai sutradara, produser serta penulis naskah tersebut, mampu mentransfer adaptasi dari novel berjudul sama dengan cermat, terutama satir sosial dan politik yang didasari sejumlah teori konspirasi mengenai Elvis dan JFK. Apa yang terjadi seandainya mereka masih hidup?
Bubba Ho-Tep bukanlah sebuah mahakarya horor terbaik seperti Phantasm-nya Coscarelli atau Evil Dead-nya Campbell, namun film ini mampu memberi banyak kejutan menarik, melalui berbagai aksi heroik yang bangkit dari keterpurukan krisis hidup, dengan elemen komedi cerdas.
Film horor komedi Elvis vs Mumi ini memang menjadi kultus dan ikonik, sedikit bergaya komik, serta tentu saja penyajiannya menarik.
Score : 3.5 / 4 stars
Bubba Ho-Tep | 2002 | Horor, Thriller, Komedi | Pemain: Bruce Campbell, Ossie Davis, Ella Joyce, Heidi Marnhout, Bob Ivy | Sutradara: Don Coscarelli | Produser: Don Coscarelli, John R. Savage | Penulis: Berdasarkan novel Bubba Ho-Tep karya Joe R. Lansdale. Naskah: Don Coscarelli | Sinematografi: Adam Janeiro | Musik: Brian Tyler | Distributor: Vitagraph Films | Negara: Amerika Serikat | Durasi: 92 Menit
Comments
Post a Comment