10 Film Seram Bertemakan Natal
Film yang bertemakan Natal melalui berbagai genre, biasanya dirilis menjelang atau di bulan Desember. Umumnya bercerita tentang keluarga, petualangan remaja atau juga film aksi laga dengan setting menyambut Natal, dengan tendensi menuju akhir bahagia.
Namun berbagai hal yang menyeramkan sengaja dibuatkan filmnya, dengan maksud untuk memelintir suasana Natal tersebut, melalui genre horor dan fantasi, selain format live-action, juga animasi. Dari sekian banyak film tersebut, berikut saya urutkan menjadi 10 film yang terpilih:
Tidak ada yang bisa dinikmati dari film kelas B ini, selain sebagai hiburan ringan yang jangan sekalipun anda anggap serius. Melalui format direct-to-video, film ini terlihat buruk eksekusinya, sehingga menjadi tontonan untuk mengisi waktu kosong daripada melamun yang tidak jelas.
Jack Frost seorang penjahat bernama sama dengan judulnya, dalam insiden baku-tembak yang terkena cairan kimia dan jasadnya larut ke dalam salju, berubah wujud ke dalam bentuk es dan cairan tersebut, untuk balas dendam dan membantai penduduk di sekitarnya.
Premis yang unik menjadikan film ini bisa dinikmati dengan sentuhan komedi segar, meski dengan akting seadanya, berbagai aksi yang tanggung, serta efek spesial yang sangat buruk. Oh ya, jangan keliru dengan film Jack Frost-nya Michael Keaton yang dirilis setahun kemudian!
Score : 1 / 4 stars
Berkumpulnya keluarga besar yang kurang harmonis di malam Natal, mengakibatkan kekesalan Max Engel dengan merobek-robek tulisannya berupa harapan kepada Sinterklas. Maka datanglah badai salju dan terjadilan berbagai keanehan dan teror di lingkungan kediaman mereka, hingga muculnya sosok menyeramkan yang dinamakan Krampus.
Sebuah film horor komedi dengan elemen dark fantasy yang digarap dengan menarik di awal cerita tentang problema hubungan antar anggota keluarga, hingga berbagai petualangan mendebarkan, berubah menjadi sejumlah aksi horor akan rutinitas yang melelahkan, hingga menuju akhir cerita yang mudah bakal seperti apa.
Film Krampus adalah sebuah standarisasi roman dengan gaya modern untuk mengangkat kembali legenda Krampus dari sisi gelap Natal, meski demikian visualisasi tergarap dengan menarik, serta dibumbui oleh humor yang cukup segar.
Score : 2 / 4 stars
Billy Chapman memiliki trauma masa kecil, ketika ia menyaksikan langsung kedua orang tuanya dibantai oleh kriminal yang mengenakan pakaian Sinterklas. Setelah dewasa, Billy bekerja di sebuah toko mainan dan terpaksa menggantikan seseorang yang seharusnya bertugas menjadi Sinterklas menjelang Hari Natal.
Trauma terhadap Sinterklas di masa lalu dan cemburu terhadap rekan kerjanya, Billy terpacu untuk melakukan pembantaian terhadap orang-orang di sekitarnya saat Malam Natal tiba.
Film Silent Night, Deadly Night menimbulkan kontroversi saat promosi perilisannya, dengan memperlihatkan sosok pembunuh yang mengenakan atribut Sinterklas, sehingga menakuti anak-anak yang memandang jahat karakter Sinterklas.
Tidak ada yang istimewa dari film horor slasher ini, selain berstatus cult dengan karakter Billy berpakaian lengkap seperti Sinterklas dengan menggenggam sebuah kapak besar sebagai alat pembantaiannya yang memang ikonik. Film ini juga menelurkan empat sekuel dan satu pembuatan ulang.
Score : 2 / 4 stars
Melalui narasi suara dari seorang karakter utama yang menceritakan kisah balik, mengenai rumah peninggalan Wilfred Butler yang dikabarkan telah tewas dalam sebuah insiden di Malam Natal.
Butler mewarisi rumah tersebut kepada cucunya bernama Jeffrey yang belum pernah sekalipun tinggal di rumah tersebut, namun ia menjual rumah itu kepada empat orang yang terdiri dari: Seorang Walikota, seorang Sheriff, serta dua orang pengusaha. Di saat yang bersamaan, seorang pasien rumah sakit jiwa melarikan diri dari rumah sakit dan mulai membunuh orang-orang yang telah diincarnya.
Film ini bisa dikategorikan sebagai horor suspens dengan melibatkan unsur psikologikal dan sedikit surealisme, yang dipaparkan ke dalam alur non-linear. Sayangnya, premis dan jalan cerita yang menarik itu dieksekusi lewat berbagai rangkaian sekuen yang terpotong dengan kasar.
Selain itu, terdapat beberapa kecerobohan detail, plot holes, akting buruk, serta banyak ambiguitas visual dan adegan yang terlihat sepertinya tidak ter-edit dengan benar. Secara keseluruhan, penyampaian cerita dalam film ini cukup mudah untuk dimengerti, serta cukup mengerikan pula beberapa adegan pembunuhannya.
Score : 2.5 / 4 stars
Seorang yang bekerja di pabrik mainan bernama Harry, mengalami gangguan jiwa semasa kanak-kanak. Atas dasari itulah ia terobsesi dengan menjadi Sinterklas sungguhan dengan kewajiban moral yang jauh dari penyimpangan.
Tidak terima dengan perlakuan rekan kerja yang memanfaatkan dirinya, serta ketika dirinya diolok-olok saat ia menjadi Sinterklas, membuatnya terpicu melakukan beberapa pembunuhan sementara ia memberikan hadiah untuk anak-anak.
Christmas Evil mengeksploitasi sisi psikologi Harry yang kecewa di masa kecilnya, meski digambarkan secara ambigu di beberapa sekuennya, namun film thriller ini mampu memberikan gambaran jelas akan rapuhnya mental seseorang.
Tidak seperti film Silent Night, Deadly Night, gaya penyajian film ini lebih cenderung memperlihatkan sisi kelam Harry yang dibangun secara perlahan hingga mencapai titik terendahnya sebagai seorang pembunuh.
Film ini boleh dikatakan bukanlah film slasher pada umumnya, meski beberapa adegan pembunuhan diperlihatkan dengan cukup mengerikan.
Score : 2.5 / 4 stars
Antologi horor Kanada ini cukup unik dalam merangkai empat sub-plot atau segmen cerita yang berasal dari satu kerangka keseluruhan yang dihantarkan oleh seorang DJ Radio (William Shatner).
Segmen pertama mengisahkan Sinterklas yang menghadapi teror wabah zombie yang menyerang para kurcaci, segmen kedua tentang ketiga remaja dalam menyelidiki kasus pembunuhan di sekolahan yang terjadi pada tahun lalu.
Segmen ketiga tentang seorang anak yang tersesat ke dalam pohon misterius, sedangkan segmen keempat mengisahkan sebuah keluarga yang diteror oleh mahluk Krampus.
Cerita misteri yang menarik dengan atmosfir horor yang kuat, eksekusi dengan berbagai adegan mengerikan dan cukup berdarah-darah, serta ditutup dengan dengan twist yang mengejutkan, meski disayangkan keempat segmen cerita tersebut disajikan silih berganti yang mengganggu fokus segmen cerita, serta ada dua segmen dengan ending yang kurang impresif.
Score : 3 / 4 stars
Cinema Releasing Corporation, 20th Century Fox |
Segmen pertama dengan judul And All Through the House ini adalah bagian dari lima segmen cerita yang tergabung dalam film antologi Tales from the Crypt.
Dikisahkan tentang seorang istri yang membunuh suaminya sendiri di Malam Natal, sedangkan di saat bersamaan seorang pembunuh berantai yang mengenakan jubah Sinterklas melarikan diri dari rumah sakit jiwa.
Cerita yang berdurasi sekitar 15 menit tersebut sungguh mengejutkan dalam satu adegan yang tidak pernah disangka sebelumnya, meski dalam beberapa adegan selanjutnya terasa standar untuk sebuah horor slasher.
Atmosfir pembunuhan di malam Natal sangat terasa baik dalam ruang dengan latar sejumlah lagu paduan suara Natal yang dilantunkan sepanjang cerita, dari sebuah radio. Seluruh sekuen yang dibuat sangat efektif dan penampilan impresif Joan Collins membuat energi malam Natal menjadi bergejolak dari yang seharusnya tenang, syahdu dan santai.
Score : 3.5 / 4 stars
Mahluk mungil dan lucu yang disebut mogwai, dijual secara diam-diam kepada sebuah keluarga. Namun ada tiga hal yang wajib dipatuhi selama memelihara mahluk tersebut : tidak boleh terkena sinar terang, tidak boleh tersiram air serta tidak boleh diberi makan lewat tengah malam.
Billy, salah seorang anggota keluarga yang memeliharanya, menamakan mahluk tersebut “Gizmo”, namun sebuah insiden mengakibatkan Gizmo mereproduksi beberapa mahluk sejenis yang ternyata jahat dan buas. Maka teror pun dimulai.
Ditulis oleh Chris Columbus, diinisiasi oleh Steven Spielberg, serta disutradarai oleh Joe Dante, film horor komedi ini lagi-lagi membuat perbedaan dengan ciptaan mahluk baru dalam dua sisi baik dan jahat.
Dengan penyajian efek spesial memukau, visualisasi yang memanjakan mata, serta berbagai aksi impresif, film Gremlins adalah perpaduan solid antara drama, komedi, supranatural, serta horor yang mengingatkan saya akan film drama fiksi ilmiah, yakni E.T. (1982).
Penasaran dengan ulasan lengkapnya? Klik disini.
Score : 3.5 / 4 stars
Film animasi musikal ini menggabungkan dua dunia yakni Halloween dan Christmas. Adalah Jack Skellington, pemimpin Halloween Town yang merasa jenuh, mendapatkan ide untuk mengambil alih perayaan Natal dan menculik Sinterklas, setelah ia mengunjungi Christmas Town.
Meski penduduk Halloween Town tidak antusias, namun Jack tetap melanjutkannya, meski diperingati oleh Sally yang tertarik padanya, sehingga terjadilah mimpi buruk bagi manusia di Malam Natal.
Penasaran dengan ulasan lengkapnya? klik di sini.
Score : 3.5 / 4 stars
Terinspirasi dari urban legend yang populer di era 60’an yakni “the babysitter and the man upstairs”, film Black Christmas versi tahun 1974 ini saya nobatkan sebagai film horor bertemakan Natal terbaik yang pernah ada.
Seorang psikopat menyelinap ke dalam rumah asrama putri di suatu malam saat liburan Natal. Sementara sebagian besar penghuni asrama bersiap-siap untuk pulang keesokan harinya, Claire hilang tanpa jejak dan seorang gadis cilik ditemukan tewas di sebuah taman, selain itu pula sejumlah panggilan dari penelepon misterius mulai menghantui mereka.
Penasaran dengan ulasan lengkapnya? klik di sini.
Score : 4 / 4 stars
Comments
Post a Comment