The Nightmare Before Christmas (1993) : Mimpi Buruk di Malam Natal
Jika anda menganggap film Toy Story (1995) adalah buah karya perdana dari Pixar, anda belum sepenuhnya benar.
Lewat film The Nightmare Before Christmas-lah, kontribusi Pixar meski hanya melibatkan tim kecil, turut berperan dalam menyempurnakan finalisasi efek digital terhadap film yang diproduksi oleh Disney.
Lewat film The Nightmare Before Christmas-lah, kontribusi Pixar meski hanya melibatkan tim kecil, turut berperan dalam menyempurnakan finalisasi efek digital terhadap film yang diproduksi oleh Disney.
Selain itu, sineas Tim Burton juga disinyalir membuka jalan untuk Pixar yang dipimpin oleh John Lasetter yang akhirnya bekerjasama dengan Disney, berhasil memproduksi Toy Story.
Baca juga: Edward Scissorhands (1990) : Dongeng Si Tangan Gunting
Film The Nightmare Before Christmas adalah sebuah animasi yang menggunakan boneka animatronik untuk semua karakternya, dengan sentuhan akhir berupa animasi stop-motion yang lumrah digunakan sebelum revolusi CGI.
Selain itu, juga dipadukan dengan animasi tradisi pada lapisan tertentu dalam proses pembuatannya. Premisnya sendiri yakni mengenai hubungan dua dunia yang kontras, yakni Halloween dan Christmas, sehingga pada momen tertentu menjadi mimpi buruk di Malam Natal bagi umat manusia.
Film animasi ini mengkombinasikan komedi dan musikal, melalui tema fantasi dan horor atau bisa dikatakan dark fantasy. Dikisahkan terdapat beberapa dunia fantasi berdasarkan Hari Raya seperti Christmas, Easter, Valentine, Thanksgiving serta Halloween.
Adalah Jack Skellington yang disebut “The Pumpin King” yang pada suatu hari terkejtu sekaligus terkesima saat tak sengaja ia mengunjungi Christmas Town, setelah ia sebagai pimpinan Halloween Town, merasa jenuh akan rutinitas perayaan mereka setiap tahunnya.
Jack yang meyakinkan Wali Kota dan penduduknya, menguji sejumlah material atribut Natal melalui bantuan Doctor Finklestein dan ciptaannya yakni Sally, lalu berinisiasi mengambil alih Natal dari tangan Sinterklas, dengan penculikan yang dilakukan oleh Lock, Shock dan Barrel. Malang bagi Sinterklas, malah mereka menyerahkannya kepada monster Oogie Boogie.
Sementara Sally yang rupanya diam-diam tertarik dengan Jack dan mengamatinya, mendapat petunjuk akan adanya bencana, sementara penduduk Halloween Town mempersiapkan segala hal untuk perayaan Natal bagi umat manusia yang dipimpin oleh Jack sendiri, tanpa menyadari akan berakibat pada mimpi buruk besar.
Ide cemerlang dari seorang Tim Burton yang berhasil membuat melintasi dunia Halloween dan Christmas, membawa karakter ikonik Jack O’ Lantern dan Sinterklas, berakibat kepada bagaimana memperlakukan fantasi atau legenda dengan pelintiran sedemikian rupa sehingga begitu menarik.
Film ini menegaskan bahwa sosok sentral Jack Skellington di suatu waktu memiliki sebuah pemikiran radikal, akibat mengalami titik jenuh dan kebetulan menemukan sebuah dunia yang tidak pernah ia kunjungi sebelumnya, sehingga mendapat pencerahan.
Buah tindakan radikalnya yakni ingin mencoba dan mengambil alih Perayaan Natal dari tangan Sinterklas, namun Jack tidak menyadari konsekuensi buruknya. Bahkan ia pun sebenarnya tidak menyadari akan karakter dunia alaminya (Halloween) yang bertolak belakang dengan Christmas.
Lagi-lagi kembali kepada jati diri serta identitas dari sebuah dunia yang memang tidak bisa dirubah bagaimanapun juga.
Penggambaran detail mengenai dunia Halloween dengan gaya German Expressionism serta elemen Gothic tentunya, lengkap dengan latar langit yang suram dan menyeramkan, serta pewarnaan yang cenderung mengurangi saturasi.
Adapun berbagai karakter mahluk mengerikan dan monster hampir semuanya dihadirkan, mulai dari vampir, werewolf, mumi, zombie, Frankenstein dan masih banyak lagi, tentu saja dengan disampaikan melalui gaya kartun.
Lain halnya dengan kehangatan Christmas Town berlatar dataran serta pegunungan salju, dengan suasana gemerlap, yang didominasi warna merah dan hijau dengan paduan hiasan lampu berwarna-warni.
Baca juga: The Addams Family (1991) : Humor Supranatural Aneh, Namun Memikat
Tak lupa pohon Natal, bola salju, taman bermain dan sebuah pabrik cookies! Karakternya didominasi oleh wujud manusia serta kurcaci, semuanya terlihat bahagia, damai sekaligus meriah.
Yang paling menarik, tentunya gaya penyajian animasi boneka animatronik lengkap dengan setting berupa miniature stage yang digarap detail, baik dari material maupun tekstur.
Ditambah dengan perpaduan berbagai efek digital yang masih terbatas kala itu, dibuat dengan mengesankan dan hampir tidak ada cacatnya, seperti semua gerakan karakter yang halus, mulus dan dinamis.
Tak lupa berbagai efek pencahayaan yang diatur dengan sempurna, turut memberikan feel dan ambience yang pas, sesuai dengan adegan dramatis.
Suara dari karakter Jack Skellington saat berdialog diisi oleh Chris Sarandon, namun yang menakjubkan ternyata komposer Denny Elfman mampu dengan impresif menyumbangkan vokal saat Jack menyanyi.
Sedangkan aktris Catherine O’ Hara mengisi suara Sally, Ed Ivory sebagai Santa Claus, Ken page sebagai Oogie Boogie, dan William Hickey serta Glenn Shadix masing-masing mengisi suara Doctor Finklestein dan Walikota Halloween Town.
Baca juga: 10 Film Seram Bertemakan Natal
Selain itu, tambahan tugas pengisi suara juga diemban Elfman untuk karakter Barrel dan Clown, sedangkan O’ Hara untuk karakter Shock.
Untuk sebuah film animasi yang hanya berdurasi sekitar satu jam seperempat ini, seperti terasa berdurasi lebih lama karena larut dalam keasyikan cerita serta tentunya bentuk animasi yang tidak biasa di jamannya.
Film The Nightmare Before Christmas tampaknya memberikan pelajaran untuk keluar melihat serta menjelajah dunia luar, namun jangan sekali-kali merebut otoritas suatu pihak yang sudah ditentukan sebagaimana mestinya, karena akan melanggar identitas diri sendiri.
The Nightmare Before Christmas yang mengisahkan sebuah mimpi buruk di Malam Natal, adalah sebuah warisan akan kehebatan para kru untuk mewujudkan sesuatu yang hebat, sebelum semuanya secara utuh tergantikan oleh animasi CGI saat ini.
Score : 3.5 / 4 stars
The Nightmare Before Christmas | 1993 | Animasi, Musikal, Fantasi, Komedi | Pemain: Chris Sarandon, Denny Elfman, Catherine O’ Hara, William Hickey, Glenn Shadix, Paul Reubens,Ken Page, Ed Ivory | Sutradara: Henry Selick | Produser: Tim Burton, Denise DeNovi | Penulis: Tim Burton, diadaptasi dari cerita karya Michael McDowell. Naskah: Caroline Thompson | Musik: Denny Elfman | Sinematografi: Pete Kozachik | Distributor: Buena Vista Pictures Distribution | Negara: Amerika Serikat | Durasi: 76 Menit
Comments
Post a Comment