Bumblebee (2018) : Spin-Off 'Transformers' Terbaik

Paramount Pictures

Sinema petualangan superhero, review Bumblebee, film spin-off Transformers terbaik.

Bumblebee adalah film spin-off dari waralaba Transformers yang akhir nya dirilis dan saya nilai terbaik.

Sejak film Transformers diluncurkan tahun 2007 hingga  muncul beberapa sekuel, namun kualitas waralaba itu semakin memprihatinkan, hingga muncul film Bumblebee.

Saya hanya tonton dua film pertama Transformers dan bahkan kurang berkesan, mengingat glorifikasi efek visual CGI, serta jualan si seksi Megan Fox semata!

Sineas Michael Bay memang ambisius dalam wujudkan sejumlah film seru melalui ledakan, namun sebagian besar malah dipertanyakan kualitas aspek penting seperti penceritaan dan karakter.

Dibalik rasa pesimis terhadap Bumblebee sebagai film spin-off Transformers, malah mengejutkan, apalagi premis nya berada di era tahun 1980’an.

Film Bumblebee mengisahkan sebuah perlawanan di Planet Cybertron oleh Autobots yang dipimpin Optimus Prime terhadap Deceptions.

Upaya evakuasi dilakukan Optimus Prime dengan memberikan perintah kepada B-127 menuju ke salah satu planet, guna mengumpukan kembali kekuatan Autobots. 

B-127 pun akhir nya mendarat ke Bumi pada tahun 1987 dan sempat berhadapan dengan Jack (John Cena), seorang marinir.

Paramount Pictures

Situasi semakin rumit, setelah B-127 dikejar salah satu anggota Deceptions, meski dikalahkan B-127 namun harus kehilangan kotak suara dari inti memori, sehingga mengalami kerusakan.

Dalam keadaan mematikan diri, B-127 berubah menjadi mobil VW Beetle.

Sementara di tempat lain, Charlie (Hailee Steinfeld) dalam keadaan duka pasca kehilangan sang ayah, sedang memperbaiki mobilnya sendiri. 

Tepat di hari ulang tahun, ia berhasil membawa pulang mboil VW Beetle tersebut, yang tak sengaja ditemukan di salah satu bengkel tua.

Sebuah insiden terjadi oleh Charlie, akibat nya mobil tersebut aktif kembali menjadi Autobots B-127, tanpa disadari mengirimkan sinyal yang terdeteksi dua anggota Deceptions, yaitu Shatter serta Dropkick.

Mereka langsung menuju Bumi, namun dihadapkan dengan pihak militer, sehingga terjadi negosiasi sekaligus melacak keberadaan B-127. 

Charlie bersama Bumblebee alias B-127, akhirnya harus berhadapan dengan Shatter dan Dropkick yang hendak menguasai Bumi.

Film Bumblebee terkesan melakukan revitalisasi, dengan basis dan esensi serial animasi Transformers era 1980'an.

Meski cerita Bumblebee fokus terhadap figur B-127, namun justru menekankan ikatan manusiawi dan emosional dengan sosok Charlie.

Hal itu menjadi istimewa, jauh lebih bernilai daripada mengumbar sajian aksi laga megah dari sejumlah film lepas Transformers.

Paramount Pictures

Sosok Bumblebee bisa jadi simbol juru selamat sekaligus hadiah ulang tahun terbaik bagi Charlie. Bumblebee juga lebih dari sekadar mobil pengganti sebelum nya.

Sosok Bumblebee bagaikan figur ayah bagi Charlie, selain sebagai motivasi dan tekad keras dalam bertindak. 

Momen yang tepat bagi Charlie, yaitu kehadiran Bumblebee, saat dirinya berada dalam titik terendah.

Premis Bumblebee terasa seperti E.T. (1982), mengingat ada kemiripan tentang kedatangan sosok ekstraterestrial menuju Bumi, menjalin proses komunikasi, hingga menjadi sahabat terbaik.

Dalam Bumblebee, Charlie mengajarkan tentang berbagai kehidupan di Bumi, terutama cara melakukan interaksi dengan manusia, mengingatkan saya akan Terminator 2: Judgment Day (1991), sehingga terjalin ikatan emosi satu sama lain.

Berbagai adegan laga film Bumblebee tidak megah dan heboh seperti semua film Transformers Michael Bay, bahkan lebih dominan porsi drama.

Namun bukan berarti film ini membosankan, malah banyak hal menarik, seputar petualangan Bumblebee bersama Charlie dan Memo, dalam upaya menghadapi ancaman Deceptions, serta berbagai isu sosial.

Sedangkan sejumlah laga pihak antagonis dan militer, disajikan secara standar ala film superhero. 

Isu geopolitik sempat muncul dalam era Perang Dingin saat itu, yang diwakili dua figur Deceptions saat tiba di Bumi, bagaimana pandangan sinis Amerika terhadap Uni Soviet

Tidak ada yang lebih baik daripada soundtrack lagu era 1980’an yang hadir dalam film ini, seperti lagu A-ha "Take on Me", Bon Jovi "Runaway", serta Duran Duran "Save A Prayer", menghiasi sejumlah adegan yang memorable.

Paramount Pictures

Selain itu ada sejumlah lagu hadir dari The Smiths, Tears for Fears, serta Steve Winwood, meramaikan adegan aksi laga. 

Ketika Bumblebee, Charlie, serta Memo diburu mobil polisi, terdenagr lagu Sammy Hagar "I Can't Drive 55".

Aksi ikonik paling menarik, yaitu saat Bumblebee mengacungkan tinju ke atas, terinspirasi saat ia menonton film The Breakfast Club (1985) di garasi rumah Charlie, tentu saja diiringi lagu Simple Mind "Don't You Forget About Me".

Performa signifikan Hailee Steinfeld sebagai Charlie, begitu meyakinkan dan menarik simpati, sebagai gadis yang rapuh dan butuh figur ayah, saat orang lain tidak memahami nya.

Ikatan emosi kuat terjalin secara dramatis antara Charlie dengan Bumblebee, seakan tak terpisahkan, terkadang membuat Charlie mengambil tindakan yang cenderung absurd.

Figur pendukung Memo yang diperankan Jorge Lendeborg Jr., saya anggap sebagai penggembira semata, meski ia tertarik kepada Charlie, namun romansa itu tenggelam.

Sedangkan figur Jack yang diperankan John Cena, adalah karakter militer klise yang hanya mengisi kekosongan ruang.

Bumblebee adalah film spin-off Transformers terbaik, melebihi film Transformers itu sendiri.

Film ini mampu memberikan sentuhan nyata dan manusiawi, dalam menyatukan dunia manusia dengan Autobots.

Bumblebee adalah sebuah pencapaian langka untuk sejumlah film sejenis dalam dua dekade terakhir ini.

Demikian sinema petualangan superhero, review Bumblebee, film spin-off Transformers terbaik.

Score: 3.5 / 4 stars

Bumblebee | 2018 | Fiksi Ilmiah, Action, Petualangan | Pemain: Hailee Steinfeld, John Cena, Jorge Lendeborg Jr., John Ortiz, Jason Drucker, Pamela Adlon | Sutradara: Travis Knight | Produser: Don Coscarelli, John R. Savage | Penulis: Berdasarkan figur aksi Transformers buatan Hasbro. Naskah: Christina Hodson | Musik: Dario Marianelli | Sinematografi: Enrique Chediak | Distributor: Paramount Pictures | Negara: Amerika Serikat | Durasi: 114 Menit