Watchmen (2009) : Superhero dan Politik
Warner Bros Pictures, Paramount Pictures |
Sinema aksi laga drama review Watchmen, film adaptasi komik superhero dengan dunia politik.
Watchmen adalah film adaptasi komik superhero DC dalam dunia politik yang terkesan terlewatkan dan underrated.
Film Watchmen memiliki durasi lama serta sedikit aksi laga, namun jadi salah satu film superhero terbaik, meski kurang peminat di Indonesia.
Premis Watchmen adalah gabungan sempurna dalam dunia superhero dengan aspek geo politik yang kental, melalui investigasi kasus pembunuhan.
Alan Moore dan Dave Gibbons adalah dua figur dibalik kreasi serial komik terbatas dengan judul yang sama dibawah penerbit DC Comics.
Sejumlah karya Alan Moore cenderung untuk konsumsi orang dewasa, beberapa diantaranya diadaptasi ke dalam film seperti From Hell (2001), The League of Extraordinary Gentlemen (2003) serta V for Vendetta (2005).
Film Watchmen sendiri cukup menyita perhatian kala itu, meski performa dalam box office kurang meyakinkan, termasuk kritik atau mungkin audiens umum.
Watchmen melalui setting cerita mengambil latar Perang Dingin era 1980’an, melalui kilas balik entitas yang eksis sejak tahun 1939 saat sekelompok vigilante dengan kostum superhero menamakan diri mereka "Minutemen", menghadapi kriminal.
Warner Bros Pictures, Paramount Pictures |
Dalam beberapa tahun selanjutnya mereka mengalami transformasi menjadi "Watchmen" melalui generasi baru dari salah satu figur terkuat, Jon/Dr. Manhattan (Billy Crudup).
Adapun dua figur penting lainnya, Edward/The Comedian (Jeffrey Dean Morgan) dan Walter/Rorscharch (Jackie Earle Haley), punya peran vital dalam Perang Vietnam, Skandal Watergate, hingga nyaris mengancam Uni Soviet dalam awal Perang Dingin.
Hingga suatu waktu, muncul sentimen publik terhadap mereka sehingga Watchmen bubar, sementara Dr. Manhattan dan The Comedian menjadi agen pemerintah, namun Rorscharch masih jadi vigilante.
Saat Rorscharch mengendus konspirasi dibalik pembunuhan The Comedian, ia mengingatkan kepada sejumlah mantan rekan yang pensiun namun diacuhkan.
Mereka adalah Daniel/Nite Owl II (Patrick Wilson), Laurie/Silk Spectre II (Malin Åkerman), Adrian/Ozymandias (Matthew Goode), serta Dr. Manhattan, namun mereka tampak acuh.
Dugaan Rorscharch menjadi kenyataan saat Adrian nyaris tewas dan lolos dari usaha pembunuhan dirinya, sedangkan ia sendiri kena fitnah atas pembunuhan eks penjahat bernama Moloch.
Mungkin susunan kisah Watchmen ini adalah yang paling kompleks dan cenderung mengutamakan satir terhadap kondisi politik Amerika saat itu.
Warner Bros Pictures, Paramount Pictures |
The Comedian merupakan figur kunci sekaligus menjadi karakter lelucon atas kepentingan politik atas humanisme dan keadilan.
Meski demikian, The Comedian adalah orang brutal, kasar dan bahkan tak segan menghabisi atau menganiaya siapa saja yang menentang keinginan nya.
Dalam sejumlah adegan awal diperlihatkan bahwa upaya otoritas untuk membungkam eksistensi Watchmen. Duo kreator Alan Moore dan Dave Gibbons dengan brilian menyindir krisis politik dan sejarah gelap Amerika.
Sejumlah kejutan berupa pelintiran pun terjadi berkenaan dengan pelaku penembakan John F. Kennedy, pembantaian Tentara Vietkong dalam Perang Vietnam, serta penyerangan terhadap Kuba.
Setting cerita terjadi pada tahun 1985 saat Richard Nixon masih berkuasa sebagai presiden, sehingga timbul narasi seolah tidak ada Skandal Watergate, sehingga figur nya dijadikan lelucon, melalui bentuk hidung yang terlalu besar.
Baca juga: Paranoia Tirlogy: All the President's Men (1976)
Tak lupa adegan kilas balik saat The Comedian merujuk kepada duo jurnalis The Washington Post, Bob Woodward dan Ernie Bernstein, serta dalam salah satu adegan, terdapat kalimat "follow the money" yang diambil dari film All the President’s Men (1976).
Warner Bros Pictures, Paramount Pictures |
Masih dalam Perang Dingin saat momen kritis terjadi antara Amerika Serikat dengan Uni Soviet, sehingga mereka siap meluncurkan senjata nuklir.
Adegan pembuka Watchmen sajikan talkshow tentang ancaman perang nuklir diantara kedua negara tersebut, lalu adegan beralih kepada pembunuhan The Comedian dengan respon berupa investigasi oleh Rorscharch.
Bersamaan dengan opening credits yang diiringi lagu, adegan beralih pada era 1940’an saat Minutemen menjadi pahlawan mengenakan kostum menumpas para penjahat Perang Dunia II.
Meski demikian, satu persatu para anggota superhero itu ada yang terbunuh dan juga ada yang menjadi gila.
Masa kecil kelam Walter dan Laurie diperlihatkan sekilas, sehingga pada era 1970’an muncul generasi penerus yaitu Watchmen melalui sejumlah aksi mereka.
Melalui alur non linear dan bergaya noir mirip Blade Runner (1982), film Watchmen mengambil sudut pandang figur Walter alias Rorscharch melalui suara narasi yang ia bawakan.
Rorscharch aktif dengan mengenakan atribut dan topeng dalam investigasi kasus pembunuhan The Comedian dan Moloch, upaya nya gagal memperingati Adrian sang milyader yang sibuk dengan berbagai proyek ilmiah.
Warner Bros Pictures, Paramount Pictures |
Sementara, Laurie dan Jon yang bekerja untuk Adrian baru saja putus cinta. Laurie kemudian dekat dengan Daniel. Seiring dengan berjalan alur cerita, latar figur para protagonis mulai terungkap.
Laurie adalah putri dari Sally Jupiter/Silk Spectre (Carla Gugino), mantan anggota "Minutemen".
Dalam kilas balik cerita, kebencian Sally terhadap Edward, menjadi momen dinamis sekaligus ambigu, mengingat mereka satu tim.
Daniel merupakan putera Hollis Mason/Nite Owl, namun beserta Adrian, latar kisah mereka di masa lalu tidak diceritakan.
Kisah epik Jon/Dr. Manhattan bermula dari insiden ledakan radiasi nuklir dalam instalasi penelitian, sehingga ia alami krisis visi dalam dirinya sendiri dalam upaya selamatkan dunia, namun ada dilema diantara krisis humanisme dengan masa lalu kelam.
Hubungan rumit dirinya dengan Laurie menambah pelik akan pergumulan internal, wujud figur Dr. Manhattan ini sekilas mirip dengan figur Vision dari komik Marvel.
Warner Bros Pictures, Paramount Pictures |
Hubungan dan ikatan kuat diantara Daniel dengan Laurie, membangkitkan gairah dan jati diri mereka terhadap keresahan besar, sehingga kembali kepada jati diri superhero.
Mereka berupaya selamatkan Rorscharch yang dipenjara, menggunakan pesawat Archie dengan desain futuristik dan elegan.
Berbagai arahan dan gaya aksi dalam Watchmen tentu jadi ciri khas Zack Snyder seperti dalam 300 (2006), melalui paduan teknik gerak lambat, didukung penataan estetis, serta pergerakan sorot kamera dinamis.
Efek praktis campur CGI terlihat sama terkesan baik, kecuali seekor harimau bertanduk peliharaan Ozymandias yang sulit saya terima.
Beberapa adegan dalam kombatan brutal, disajikan cukup sadis dan berdarah, begitu eksplisit sekaligus cukup ngeri.
Warner Bros Pictures, Paramount Pictures |
Ada pula adegan vulgar Daniel dengan Laurie di dalam pesawat yang diiringi dengan lagu "Hallelujah" yang dibawakan Leonard Cohen, sungguh ikonik.
Jika anda sabar dan fokus untuk saksikan film dengan durasi 3,5 jam ini, ada banyak poin yang ingin disampaikan melalui Watchmen, selain satir dan lelucon politik semata.
Krisis identitas dan jati diri, dilema antara perdamaian dan kemanusiaan, diarahkan kepada dua pelintiran besar yang sangat mengejutkan dan tak habis pikir.
Watchmen adalah mahakarya superhero radikal, sehingga secara samar kita sulit bedakan sikap dan aksi antara pahlawan demgan penjahat dalam ruang politik kompleks.
Demikian sinema aksi laga drama review Watchmen, film adaptasi komik superhero dengan dunia politik.
Score: 3.5 / 4 stars
Watchmen | 2009 | Superhero | Pemain: Malin Åkerman, Billy Crudup, Matthew Goode, Carla Gugino, Jackie Earle Haley, Jeffrey Dean Morgan, Patrick Wilson | Sutradara: Zack Snyder | Produser: Lawrence Gordon, Lloyd Levin, Deborah Snyder | Penulis: Berdasarkan novel grafis Watchmen karya Dave Gibbons. Naskah: David Hayter, Alex Tse | Musik: Tyler Bates | Sinematografi: Larry Fong | Distributor: Warner Bros Pictures (Amerika Serikat), Paramount Pictures (Internasional) | Negara: Amerika Serikat | Durasi: 162 Menit
Comments
Post a Comment