Shazam! (2019) : Sihir Magis Pahlawan Super
Sinema superhero review Shazam! film superhero DCEU adaptasi DC Comics tentang sihir magis pahlawan super.
Apakah anda mengenal karakter Shazam sebelum diadaptasi ke dalam film?
DCEU sedang berada di atas angin, sejak kesuksesan masif film Wonder Woman (2017) dan Aquaman (2018).
Ciri khas film DCEU atau DC Extended Universe biasanya bergaya lebih serius, suram serta kurangnya elemen ‘fun’.
Selain itu, terkesan hanya dua figur palign populer dari DC Comics yakni Superman dan Batman.
Kegagalan film Catwoman (2004) maupun Green Lantern (2011), mengesankan bahwa DC tampaknya kesulitan meluncurkan figur lain.
Maka sejak saat itu, sejumlah perubahan pun dilakukan guna menarik magnet audiens sekaligus berusaha menyaingi Marvel Cinematic Universe.
Shazam! merupakan gabungan antara elemen fantasi dengan aksi laga komedi, tentang sihir magis pahlawan super, melalui figur sentral seorang bocah lelaki.
Film tersebut berusaha menangkap segmen keluarga melalui gaya dengan komedi berkualitas sekaligus menjadi film ketujuh dari DCEU.
Shazam! dibintangi oleh Zachary Levi dan Asher Angel sebagai duo heroik dinamis.
Figur Shazam sendiri mulanya dinamakan Captain Marvel berdasarkan kreasi C.C. Beck dan Bill Parker, melalui Fawcett Comics yang hadir di tahun 1940.
Captain Marvel adalah jelmaan seorang pria superhero yang merupakan alter-ego seorang bocah bernama William “Billy” Batson.
Kekuatan figur tersebut adalah ucapan kalimat “S.H.A.Z.A.M”, sebuah akronim dari para sesepuh abadi yakni Solomon, Hercules, Atlas, Zeus, Achilles dan Mercury.
Pada tahun 1953, DC Comics menuntut Fawcett Comics karena diklaim meniru figur Superman, lalu tahun 1972 hak milik figur Captain Marvel beralih kepada DC Comics.
Pada tahun 1960’an saat berlangsungnya proses hukum tersebut, Marvel Comics sudah terlanjur memperkenalkan figur Captain Marvel versi tersendiri.
Maka sejak itu, figur Captain Marvel yang telah dimiliki DC Comics berganti nama menjadi Shazam!.
Warner Bros Pictures |
Film Shazam! mengisahkan di tahun 1974 ketika seorang bocah bernama Thaddeus Sivana.
Ia dibawa penyihir bijak bernama Shazam (Djimoun Hounsou) menuju tempatnya bernama Rock of Eternity.
Tujuan Shazam yakni mencari juara baru guna meneruskan warisan kekuatan sihirnya kepada orang bijak.
Ia menguji Thaddeus yang mencoba menyentuh Eye of Envy yang akan mengakibatkan terlepasnya "Tujuh Dosa" berupa arwah mahluk ganas ke Bumi.
Karena Thaddeus tidak memiliki hati murni, maka ia gagal.
Kemudian cerita beralih ke masa kini tentang seorang bocah remaja bernama Billy Batson (Asher Angel), yang menjadi yatim-piatu saat terpisah dengan ibu kandungnya.
Billy pernah mencoba beberapa kali melarikan diri dari panti asuhan dan berusaha menemukan kembali ibu kandungnya namun tak berhasil.
Sampai suatu saat ia disarankan untuk tinggal bersama sepasang orang tua asuh yakni Victor dan Rosa Vasquez di sebuah rumah besar.
Rumah tersebut dihuni anak-anak asuh mereka yakni Freddie (Jack Dylan Grazer), Mary (Grace Fulton), Eugene (Ian Chen), Pedro (Jovan Armand), serta Darla (Faithe Herman).
Billy merasa enggan tinggal di rumah tersebut dan terlihat jaga jarak dengan anak-anak lainnya.
Sementara Dr. Thaddeus (Mark Strong) menjadi seorang peneliti yang masih terobsesi dengan kekuatan sihir milik Shazam.
Ia berusaha keras memecahkan kode dalam simbol menuju Rock of Eternity, melalui dokumentasi dan penelitian berbagai orang yang pernah dipanggil ke tempat tersebut.
Hingga akhirnya ia berhasil membuka gerbang menuju tempat tersebut dan berkonfrontasi dengan Shazam.
Thaddeus pun membebaskan "Tujuh Mahluk Dosa" hingga bersatu dengan fisiknya.
Billy dan Freddie akhirnya berteman, hingga dalam sebuah insiden, Billy dipanggil Shazam dan terpilih sebagai juara baru.
Billy Batson mewarisi kekuatan sihir Shazam, menjadi manusia super berjubah dengan fisik dewasa (Zachary Levi).
Sementara, setelah diberitahukan oleh "Tujuh Mahluk Dosa", Thaddeus mencari tahu keberadaan Billy.
Ia berupaya mengalahkan jagoan baru Shazam, sekaligus mengambil kekuatan daripadanya.
Warner Bros Pictures |
Marvel merilis film superhero dengan elemen komedi kental, yakni Guardians of the Galaxy dan Deadpool yang sukses di pasaran.
Panas melihat hal itu, DC secara kompetitif merilis film Aquaman dan Shazam!.
Premis film Shazam! sendiri memang ringan namun efektif, mudah untuk mengarahkan cerita dengan fokus kepada sang figur utama, Billy Batson.
Ia menjadi alter-ego berupa manusia super Shazam yang mencoba melakukan rekonsiliasi dengan ibu kandungnya.
Billy Batson mulai beradaptasi dengan sejumlah saudara tiri dan orangtua angkat nya.
Dalam sejumlah petualangan, ia diberkahi kekuatan sihir magis sebagai pahlawan super, guna melawan sang antagonis.
Berangkat dari situlah, sebuah formula yang memang seharusnya mudah disukai audiens adalah cerita yang ringan dan menghibur.
Contoh kemiripan formula Shazam! yakni The Goonies (1985), The Monster Squad (1987) dan bahkan sekilas mengingatkan pada Honey, I Shrunk the Kids (1989).
Baca juga: The Goonies (1985) : Berburu Harta Karun Bajak Laut
Sedangkan perubahan karakter dari bocah remaja menjadi dewasa, merupakan sebuah tribut melalui kebalikan karakter terhadap film Big (1988).
Seperti dalam adegan saat Shazam bertarung dengan Thaddeus di dalam toko mainan, tak sengaja menginjak floor mat berupa tuts piano.
David F. Sandberg selaku sutradara film ini, begitu piawai dalam mengarahkan narasi superhero bertemakan keluarga.
Shazam! menekankan gaya komedi, kontras dengan karya Sandberg sebelumnya melalui horor Annabelle Creation.
Maka tak heran, dalam adegan awal ketika Billy mengerjai dua orang polisi dalam sebuah toko barang bekas, tampak boneka Annabelle terpajang di salah satu sudut rak.
Warner Bros Pictures |
Berbagai gaya penyajian melalui serangkaian adegan dan dialog di film ini, begitu kental dengan referensi sejumlah film remaja dan anak-anak era 80’an dan 90’an.
Shazam! menjadi tontonan menarik berkat dukungan efek teknologi masa kini, tanpa ada gerakan aksi laga yang terlalu didramatisir.
Karakterisasi Billy versi bocah remaja pun dirasa pas sebagai seseorang yang berusaha cool dan berhasil diperankan sangat baik oleh Asher Angel.
Sedangkan versi dewasa yang diperankan Zachary Levi pun sama hebatnya terhadap akting yang bertingkah sebagai anak remaja yang awalnya kebingungan dan cemas.
Berkat bantuan Freddie, ia pun belajar dan beradaptasi atas kekuatan super-nya itu.
Adapun figur Freddie cenderung hipokrat dengan mengandalkan Shazam sebagai sesuatu yang dipamerkan bagi dirinya.
Maka tak heran Freddie sering dirundung oleh orang lain.
Berbagai keunikan figur lainnya pun memperkaya cerita film ini, seperti Eugene sebagai bocah jenius penggila teknologi, mengingatkan saya akan figur Data dalam The Goonies.
Warner Bros Pictures |
Selain itu ada figur Darla sebagai si bungsu yang sulit menyimpan rahasia, Pedro dengan fisik gempal yang tidak pernah berbicara bahkan menyapa.
Hingga ada figur paling sulung yakni Mary yang sedih meninggalkan keluarganya tatkala ia akan melanjutkan kuliah.
Sama seperti film superhero populer lainnya, Shazam! tidak memiliki adegan memorable istimewa, karena hampir semua adegan berimbang akan kualitasnya yang tejaga.
Mungkin momen mengharukan hadir saat Billy bertemu kembali dengan ibu kandungnya.
Setting lokasi di kota Philadelphia pun dimanfaatkan melalui dialog yang dilontarkan Shazam alias Billy versi dewasa.
Ada referensi figur petinju legendaris Rocky Balboa, saat ia duduk dengan Freddie di Rocky Steps, depan pelataran Philadelphia Museum of Arts.
Baca juga: 6 Film 'Rocky' yang Wajib Anda Tonton
Baca juga: 6 Film 'Rocky' yang Wajib Anda Tonton
Juga lokasi kemeriahan di sebuah karnaval yang dipakai dalam adegan pertarungan final pun cukup mengesankan sekaligus menyimpan sebuah pelintiran yang mengejutkan!
Shazam! adalah film superhero persembahan DC yang mampu mengadakan kombinasi petualangan, aksi laga, serta komedi dalam kosmik fantasi atau magis dari pahlawan super.
Semua elemen tersebut disajikan secara utuh, melalui cerita serta karakterisasi impresif yang tak terlupakan.
Itulah sinema superhero review Shazam! film superhero DCEU adaptasi DC Comics tentang sihir magis pahlawan super.
Score : 3.5 / 4 stars
Shazam! | 2019 | Superhero, Komedi | Pemain: Zachary Levi, Mark Strong, Asher Angel, Jack Dylan Grazer, Djimon Hounsou | Sutradara: David F. Sandberg | Produser: Peter Safran | Penulis: Berdasarkan karakter dari SC Comics, dikembangkan oleh Henry Gayden dan Darrren Lemke. Skenario: Henry Gayden | Musik: Benjamin Wallfisch | Sinematografi: Maxime Alexandre | Distributor: Warner Bros Pictures | Negara: Amerika Serikat | Durasi: 132 Menit
Comments
Post a Comment