Little Women (1994) : Balada Empat Gadis Keluarga Harmonis
Sony Pictures Releasing |
Sinema drama review Little Women, film yang mengisahkan balada empat gadis keluarga harmonis.
Mungkin tidak banyak yang mengetahui, bahwa adaptasi terbaru dari film Little Women tahun ini merupakan yang keenam, sejak dirilis melalui era film bisu di tahun 1917.
Little Women adalah sebuah narasi berupa novel karya Louisa May Alcott yang mengisahkan balada keempat gadis dari keluarga harmonis.
Film adaptasi versi 1994 yang saya kenal, memang cukup populer saat itu, dengan jajaran cast seperti Winona Ryder, Susan Sarandon, pendatang baru Claire Danes, serta aktris cilik Kirsten Dunst.
Film adaptasi versi 1994 yang saya kenal, memang cukup populer saat itu, dengan jajaran cast seperti Winona Ryder, Susan Sarandon, pendatang baru Claire Danes, serta aktris cilik Kirsten Dunst.
Sedangkan dua aktor pendukung nya dalam film ini yakni Gabriel Byrne dan Christian Bale yang belum kembali populer sejak membintangi Empire of the Sun (1987).
Little Women mengisahkan pasca Perang Saudara di Amerika, sekitar tahun 1800’an di wilayah Massachusetts, tentang sebuah keluarga March.
Sang ayah seorang perwira yang sedang berperang, sedangkan sang ibu, Abigail March (Susan Sarandon) tinggal di rumah mengurusi keempat putrinya.
Keempatnya yakni Meg (Trini Alvarado), Jo (Winona Ryder), Beth (Claire Danes), serta Amy (diperankan masing-masing oleh Kirsten Dunst dan Samantha Mathis).
Mereka bertetangga dengan pengusaha kaya bernama Mr. Laurence yang memiliki cucu bernama Laurie (Christian Bale).
Mereka bertetangga dengan pengusaha kaya bernama Mr. Laurence yang memiliki cucu bernama Laurie (Christian Bale).
Empat gadis tersebut, terutama Jo berteman dekat dengan Laurie.
Laurie seringkali menemani Jo mengunjungi bibinya yakni Aunt March (Mary Wickes) selama bertahun-tahun.
Jo merasa hidupnya tidak bahagia dan berharap ia diajak ke Eropa oleh Aunt March.
Setelah empat tahun berlalu, kisah kemudian bergulir kepada masing-masing keempat gadis tersebut.
Hubungan Meg dengan John, kondisi Beth, Amy yang telah tumbuh remaja, juga apa yang terjadi pada Laurie selanjutnya.
Tentu saja ada kisah perjalanan Jo dalam menemukan kebahagiaan berdasarkan hasrat hidup, menjadi semakin rumit dan menarik.
Selama hampir dua jam, film Little Women fokus terhadap empat gadis March yang terbagi dalam dua struktur cerita.
Selama hampir dua jam, film Little Women fokus terhadap empat gadis March yang terbagi dalam dua struktur cerita.
Struktur cerita pertama mengisahkan perkenalan akan kehidupan keluarga March.
Meg dan Jo saat itu berusia remaja menginjak dewasa, Beth memasuki tahap remaja, sedangkan Amy masih berusia cilik.
Dalam masa tersebut diperkenalkan figur Laurie yang memiliki ikatan ketertarikan dengan mereka, baik sebagai sahabat maupun lawan jenis.
Struktur cerita kedua melompati masa empat tahun, saat Meg dan Jo semakin dewasa, sedangkan Beth dan Amy telah menginjak usia matang.
Dalam masa tersebut diperkenalkan figur Laurie yang memiliki ikatan ketertarikan dengan mereka, baik sebagai sahabat maupun lawan jenis.
Sony Pictures Releasing |
Struktur cerita kedua melompati masa empat tahun, saat Meg dan Jo semakin dewasa, sedangkan Beth dan Amy telah menginjak usia matang.
Laurie pun mulai memasuki dunia kerja, membantu kakeknya untuk belajar bisnis.
Namun peran utama dalam kisah ini adalah Jo yang merangkap sebagai narator dalam kisah itu sendiri.
Hubungan kompleks terjadi saat Laurie memasuki kehidupan mereka, sangat terasa pada struktur kedua cerita, meski figur John (Eric Stoltz) lebih dekat berhubungan dengan Meg.
Amy yang masih berusia cilik dalam struktur cerita pertama memperlihatkan ketertarikan nya kepada Laurie.
Sedangkan dalam struktur cerita kedua, Laurie meminang Jo namun kembali tertarik dengan Amy yang telah menginjak remaja.
Indahnya harmonisasi dalam keluarga March, begitu kental dari awal hingga akhir cerita, berkat sosok Abigail yang terlihat mampu mengurusi keempat putrinya secara bijak.
Indahnya harmonisasi dalam keluarga March, begitu kental dari awal hingga akhir cerita, berkat sosok Abigail yang terlihat mampu mengurusi keempat putrinya secara bijak.
Mereka semua harus ditinggalkan sementara oleh sang suami sekaligus ayah yang berperang, mengingat Perang Saudara belum tuntas benar.
Film ini juga menyajikan kondisi kesederhanaan mereka, tampak selalu ada kebahagiaan dalam kebersamaan yang kompak.
Film ini juga menyajikan kondisi kesederhanaan mereka, tampak selalu ada kebahagiaan dalam kebersamaan yang kompak.
Meski demikian ada satu adegan saat Jo sempat berkonfrontasi dengan Amy gara-gara manuskrip nya tak sengaja terbakar.
Sedangkan kehadiran Laurie dan John, menambah warna tersendiri bagi mereka, sebuah ikatan hangat terjalin dengan baik.
Balada kehidupan dan kisah perjalanan mereka, terekam melalui perspektif Jo, yang gemar menulis hingga dicatat dalam buku hariannya.
Sedangkan kehadiran Laurie dan John, menambah warna tersendiri bagi mereka, sebuah ikatan hangat terjalin dengan baik.
Balada kehidupan dan kisah perjalanan mereka, terekam melalui perspektif Jo, yang gemar menulis hingga dicatat dalam buku hariannya.
Ia pun menuliskan naskah "drama" mereka yang mereka mainkan di loteng rumah mereka sendiri.
Jo adalah seorang gadis yang boleh dikatakan cukup kritis, ia mempertanyakan keyakinan hubungan Meg dan John hingga menuju pernikahan.
Jo adalah seorang gadis yang boleh dikatakan cukup kritis, ia mempertanyakan keyakinan hubungan Meg dan John hingga menuju pernikahan.
Jo juga mengharapkan dirinya bertualang ke Eropa diajak oleh Aunt March namun tak kunjung datang.
Mengejutkan saat ia yang menolak pinangan Laurie dalam struktur cerita kedua, dan tampak bahwa ia merupakan sosok yang sulit diprediksi.
Bahkan saat dirinya bertemu dengan seorang profesor asal Jerman yang diperankan Gabriel Byrne di kota New York, belum menunjukkan sebuah ketertarikan.
Sony Pictures Releasing |
Bahkan saat dirinya bertemu dengan seorang profesor asal Jerman yang diperankan Gabriel Byrne di kota New York, belum menunjukkan sebuah ketertarikan.
Jo sepertinya seorang tipe gadis berpetualang, sampai mendapatkan benar apa yang ia inginkan.
Meski Jo merupakan figur utama, namun porsi kisahnya dirasa kurang banyak dan terbagi-bagi dengan figur lainnya.
Meski Jo merupakan figur utama, namun porsi kisahnya dirasa kurang banyak dan terbagi-bagi dengan figur lainnya.
Alhasil, saya agak kesulitan untuk larut dan fokus terutama pada struktur cerita kedua, khususnya transformasi Amy versi remaja yang diperankan Samantha Mathis.
Performa Winona Ryder sebagai Jo adalah salah satu yang terbaik dalam karirnya.
Performa Winona Ryder sebagai Jo adalah salah satu yang terbaik dalam karirnya.
Selain itu penampilan Kirsten Dunst sebagai Amy tak kalah mengkilap, setelah ia bermain dalam Interview with the Vampire.
Claire Danes sebagai Beth sebelum namanya melejit lewat Romeo+Juliet (1996), mampu mengimbangi figur Jo dan Amy.
Adapun aktris veteran Susan Sarandon dan aktor Inggris Gabriel Byrne dengan aksen Jerman-nya, serta Christian Bale muda, turut membantu menghidupkan suasana.
Baca juga: Double Review : Romeo and Juliet (1968 dan 1996)
Film Little Women diarahkan secara apik oleh Gillian Amstrong, tanpa ada embel-embel drama berlebihan.
Baca juga: Double Review : Romeo and Juliet (1968 dan 1996)
Film Little Women diarahkan secara apik oleh Gillian Amstrong, tanpa ada embel-embel drama berlebihan.
Semuanya dieksekusi apa adanya dengan menampilkan adegan humor, kebahagiaan, kesedihan, tanpa perlu mengekspos emosi yang menguras energi.
Walau demikian, sedikit terasa akan kejenuhan antar satu adegan dengan adegan lainnya.
Untungnya Little Women tertolong melalui setting indah lingkungan tempat tinggal keluarga March dan Laurence, terutama di musim salju.
Walau demikian, sedikit terasa akan kejenuhan antar satu adegan dengan adegan lainnya.
Untungnya Little Women tertolong melalui setting indah lingkungan tempat tinggal keluarga March dan Laurence, terutama di musim salju.
Untuk area hutan, interior dan busana klasik hingga sudut jalanan kota New York, Little Women sangat mendukung suasana hati terutama dalam adegan di sebuah taman yang megah.
Little Women adalah film yang diadaptasi dari kisah drama keluarga March yang harmonis, dan bagaimana balada keempat gadis March.
Mereka mengalami perubahan usia remaja hingga dewasa dalam masing-masing arah dan jalan hidup.
Apa yang mempengaruhi mereka selanjutnya adalah kehadiran sosok pria melalui beberapa figur tertentu.
Drama adaptasi versi ini mampu menyajikan kisah generik yang mengkombinasikan hubungan keluarga dalam balada empat gadis harmonis.
Drama adaptasi versi ini mampu menyajikan kisah generik yang mengkombinasikan hubungan keluarga dalam balada empat gadis harmonis.
Selain itu, Little Women merupakan sebuah romansa, sekaligus jalan meraih kebahagiaan.
Demikian sinema drama review Little Women, film yang mengisahkan balada empat gadis keluarga harmonis.
Score : 3 / 4 stars
Little Women | 1994 | Pemain: Winona Ryder, Gabriel Byrne, Trini Alvarado, Samantha Mathis, Kirsten Dunst, Claire Danes, Christian Bale, Eric Stoltz, Mary Wickes, Susan Sarandon | Sutradara: Gillian Amstrong | Produser: Denise Di Novi | Penulis: Berdasarkan novel Little Women karya Louisa May Alcott. Naskah: Robin Swicord | Musik: Thomas Newman | Sinematografi: Geoffrey Simpson | Distributor: Sony Pictures Releasing | Negara: Amerika Serikat | Durasi: 118 Menit
Score : 3 / 4 stars
Little Women | 1994 | Pemain: Winona Ryder, Gabriel Byrne, Trini Alvarado, Samantha Mathis, Kirsten Dunst, Claire Danes, Christian Bale, Eric Stoltz, Mary Wickes, Susan Sarandon | Sutradara: Gillian Amstrong | Produser: Denise Di Novi | Penulis: Berdasarkan novel Little Women karya Louisa May Alcott. Naskah: Robin Swicord | Musik: Thomas Newman | Sinematografi: Geoffrey Simpson | Distributor: Sony Pictures Releasing | Negara: Amerika Serikat | Durasi: 118 Menit
Comments
Post a Comment