Candyman (1992) : Horor Ikonik Legenda Urban Komunitas Kulit Hitam
TriStar Pictures |
“They will say that I have shed the innocent blood. What’s blood for, if not for shedding?”
Sinema seram review Candyman, film horor ikonik tentang legenda urban komunitas kulit hitam.
Film Candyman (2020) terbaru yang dijadwalkan tayang bulan Juni nanti, merupakan sekuel langsung dari film orisinalnya dengan judul sama.
Sebelumnya, figur horor ikonik Candyman mungkin merupakan salah satu yang kurang populer di telinga penggemar film horor masa kini.
Kisah filmnya diadaptasi dari cerita pendek The Forbidden dalam bagian novel Books of Blood karya Clive Barker.
Kisah filmnya diadaptasi dari cerita pendek The Forbidden dalam bagian novel Books of Blood karya Clive Barker.
Narasi Candyman mengangkat tema legenda urban berdasarkan ruang lingkup kelas sosial dalam sejarah perbudakan terhadap komunitas kulit hitam di Amerika.
Figur Candyman sendiri yang diperankan Tony Todd, digambarkan unik, sebagai pria kulit hitam dengan jubah hitam panjang.
Figur Candyman sendiri yang diperankan Tony Todd, digambarkan unik, sebagai pria kulit hitam dengan jubah hitam panjang.
Salah satu tangannya digantikan dengan pengait logam yang runcing, dan dari tubuhnya sendiri keluar gerombolan lebah ganas.
Film perdana diluncurkan tahun 1992, hingga tiga tahun kemudian dibuatkan sekuel dengan sub judul Farewell to the Flesh, lalu tahun 1999 yakni Day of the Dead.
Di bulan Juni nanti, sebuah sekuel langsung dari film perdana dengan memakai judul sama yang diproduseri Jordan Peele, bakal fokus terhadap figur Anthony McCoy dewasa.
Film perdana diluncurkan tahun 1992, hingga tiga tahun kemudian dibuatkan sekuel dengan sub judul Farewell to the Flesh, lalu tahun 1999 yakni Day of the Dead.
Di bulan Juni nanti, sebuah sekuel langsung dari film perdana dengan memakai judul sama yang diproduseri Jordan Peele, bakal fokus terhadap figur Anthony McCoy dewasa.
Baca juga: Us (2019): Horor Blaxploitation dan Doppelgänger
Candyman mengisahkan Helen Lyle (Virginia Madsen), seorang sosiolog yang sedang mengadakan tesis berupa penelitian terhadap legenda urban Candyman di kota Chicago.
Menurut legenda, Candyman akan muncul dan membunuh orang yang memanggil namanya sebanyak lima kali sambil menghadap ke sebuah cermin.
Candyman mengisahkan Helen Lyle (Virginia Madsen), seorang sosiolog yang sedang mengadakan tesis berupa penelitian terhadap legenda urban Candyman di kota Chicago.
Menurut legenda, Candyman akan muncul dan membunuh orang yang memanggil namanya sebanyak lima kali sambil menghadap ke sebuah cermin.
Maka, kematian seorang wanita di sebuah apartemen kelas bawah pun kerap dihubungkan dengan munculnya sosok Candyman.
TriStar Pictures |
Penelitian Helen pun menyimpulkan bahwa sebanyak 25 pembunuhan di apartemen yang terkenal dengan sarang kriminal tersebut, semakin menguatkan kisah legenda horor tersebut.
Namun Helen yang skeptis, bersama rekannya yakni Bernadette (Kasi Lemmons) malah menantang hal itu dengan memanggil nama Candyman.
Sedangkan berdasarkan informasi dari seorang profesor, terungkap asal mula legenda Candyman.
Sejak saat itu, sejumlah peristiwa misterius dan mengerikan pun terjadi pada diri Helen terkait pembunuhan dan fitnah yang dilakukan Candyman (Tony Todd).
Film Candyman boleh dibilang sebagai horor Blaxploitation dengan figur antagonis kulit hitam yang disegani diantara sekian banyak figur lainnya dalam dunia horor.
Sejak saat itu, sejumlah peristiwa misterius dan mengerikan pun terjadi pada diri Helen terkait pembunuhan dan fitnah yang dilakukan Candyman (Tony Todd).
Film Candyman boleh dibilang sebagai horor Blaxploitation dengan figur antagonis kulit hitam yang disegani diantara sekian banyak figur lainnya dalam dunia horor.
Narasi brilian dari Clive Barker tersebut, kemudian disempurnakan oleh sineas Bernard Rose.
Baca juga: Hellraiser (1987): Kesakitan dan Kesenangan dalam Neraka
Candyman mengangkat tema yang menarik melalui sebuah legenda urban modern, yang menghubungkan masa lalu terhadap sejarah perbudakan terhadap komunitas kulit hitam di Amerika semasa Perang Saudara.
Maka sosok Daniel Robitaille menjadi figur sentral akan persoalan dalam ruang lingkup benturan kelas sosial serta antara kulit putih dengna julit hitam.
Candyman mengangkat tema yang menarik melalui sebuah legenda urban modern, yang menghubungkan masa lalu terhadap sejarah perbudakan terhadap komunitas kulit hitam di Amerika semasa Perang Saudara.
Maka sosok Daniel Robitaille menjadi figur sentral akan persoalan dalam ruang lingkup benturan kelas sosial serta antara kulit putih dengna julit hitam.
Hal itu terkait hubungan terlarang Robitaille yang berkulit hitam dengan seorang putri bangsawan berkulit putih.
Lalu, perihal sentimen dan prasangka terjadi, berujung kepada fitnah mengakibatkan Daniel menjadi sosok Candyman di kemudian waktu hingga pada jaman modern.
TriStar Pictures |
Film ini mengambil setting dunia modern di kota Chicago, dengan memanfaatkan komplek nyata yakni "Proyek Pemukiman Cabrini-Green".
Komplek tersebut populer sebagai sarang kriminali dari strata sosial kelas bawah komunitas kulit hitam Amerika.
Sang figur protagonis utamanya yakni Helen Lyle adalah seorang wanita kulit putih yang awalnya skeptis dan bahkan menantang eksistensi Candyman.
Sang figur protagonis utamanya yakni Helen Lyle adalah seorang wanita kulit putih yang awalnya skeptis dan bahkan menantang eksistensi Candyman.
Ia pun perlahan mengalami transisi kepada hal yang tragis serta pilu, sendu sekaligus sedih.
Elemen penghubung dari masa lalu hingga era modern, baik dalam dunia nyata maupun dimensi roh, mampu dipersatukan secara utuh.
Baca juga: Coming to America (1988): Petualangan Sang Pangeran Menemukan Sosok Wanita Ideal
Bahkan Helen pun mengalami sejumlah fitnah akan prasangka buruk sebagai seorang pembunuh sadis terhadap orang-orang disekitarnya.
Kehandalan kolaborasi Bernard Rose dengan sinematografer Anthony B. Richmond pun dirasa solid.
Elemen penghubung dari masa lalu hingga era modern, baik dalam dunia nyata maupun dimensi roh, mampu dipersatukan secara utuh.
Baca juga: Coming to America (1988): Petualangan Sang Pangeran Menemukan Sosok Wanita Ideal
Bahkan Helen pun mengalami sejumlah fitnah akan prasangka buruk sebagai seorang pembunuh sadis terhadap orang-orang disekitarnya.
Kehandalan kolaborasi Bernard Rose dengan sinematografer Anthony B. Richmond pun dirasa solid.
Bagaimana kejelian mereka menangkap berbagai momen yang pas dalam memainkan emosi dan rasa, saat kamera menyoroti wajah dan tatapan mata Helen dari dekat.
Bahkan sejak kredit pembuka, sudut kamera dari ketinggian menyoroti dan menyusuri sejumlah atap gedung dan jalanan kota Chicago.
Bahkan sejak kredit pembuka, sudut kamera dari ketinggian menyoroti dan menyusuri sejumlah atap gedung dan jalanan kota Chicago.
Selain itu adegan dalam amfiteater terbuka di area kampus, Helen dan Bernadette mengendarai mobil di jalan raya, hingga interior sarang Candyman saat Helen berada di dalamnya, tak kalah menakjubkan.
TriStar Pictures |
Efek praktis berupa kawanan lebah yang keluar dari mulut Candyman serta mengerumuni Helen pun terasa begitu mengerikan.
Tentu saja eksploitasi berupa pengait logam runcing yang terpasang dari lengan Candyman yang putus penuh dengan lumuran darah, melahirkan seorang ikon.
Juga beberapa adegan jump scare dirasa cukup impresif dan pas porsinya, tipikal horor klasik yang jauh lebih baik dibandingkan horor modern.
Satu hal yang paling saya suka, yakni tema musik ikonik yang begitu menyentuh, didominasi oleh dentuman piano bernada klasik, sebuah transisi dari rasa yang menyeramkan hingga sendu.
Tidak ada yang bisa menggantikan peran dari Tony Todd sebagai Candyman yang memiliki karisma kuat.
Satu hal yang paling saya suka, yakni tema musik ikonik yang begitu menyentuh, didominasi oleh dentuman piano bernada klasik, sebuah transisi dari rasa yang menyeramkan hingga sendu.
Tidak ada yang bisa menggantikan peran dari Tony Todd sebagai Candyman yang memiliki karisma kuat.
Bentuk fisiknya yang tinggi besar, wajah bengisnya, maupun karakter vokalnya yang intimidatif, mampu membuat Candyman sebagai salah satu figur horor yang disegani.
Candyman bukanlah film horor slasher klise dan standar.
Candyman bukanlah film horor slasher klise dan standar.
Film ini tidak hanya mengandalkan figur antagonis ikonik semata, namun penyajian alurnya mampu memainkan ritme variatif.
Ada kombinasi horor, psikologi, drama, serta tragedi yang terjadi pada tokoh utamanya, menjaidkan Candyman sebuah tontonan horor yang "kaya".
Banyak kejutan terjadi di sepanjang cerita hingga akhir adegan berlangsung.
Banyak kejutan terjadi di sepanjang cerita hingga akhir adegan berlangsung.
Sinema seram review Candyman, film horor ikonik tentang legenda urban komunitas kulit hitam.
Score: 3.5 / 4 stars
Candyman | 1992 | Horor | Pemain: Virginia Madsen, Tony Todd, Xander Berkeley, Kasi Lemmons | Sutradara: Bernard Rose | Produser: Steve Golin, Sigurjon Sighvatsson, Alan Poul | Penulis: Berdasarkan cerita pendek The Forbodden karya Clive Barker. Naskah: Bernard Rose | Musik: Philip Glass | Sinematografi: Anthony B. Richmond | Distributor: TriStar Pictures | Negara: Amerika Serikat | Durasi: 101 Menit
Score: 3.5 / 4 stars
Candyman | 1992 | Horor | Pemain: Virginia Madsen, Tony Todd, Xander Berkeley, Kasi Lemmons | Sutradara: Bernard Rose | Produser: Steve Golin, Sigurjon Sighvatsson, Alan Poul | Penulis: Berdasarkan cerita pendek The Forbodden karya Clive Barker. Naskah: Bernard Rose | Musik: Philip Glass | Sinematografi: Anthony B. Richmond | Distributor: TriStar Pictures | Negara: Amerika Serikat | Durasi: 101 Menit
Comments
Post a Comment