The Adventures of Tintin (2011): Perwujudan Fantastis Sang Ikon Komik Legendaris
 |
| Sony Pictures Releasing, Paramount Pictures |
Sinema animasi aksi petualangan review The Adventures of Tintin, film adaptasi akan perwujudan fantastis sang ikon komik legendaris.
Sembilan tahun telah berlalu, sejak sang ikon komik legendaris, yakni Tintin berhasil diwujudkan begitu fantastis melalui film layar lebarnya.
Komik Tintin mungkin saja salah satu yang terpopuler bagi semua usia dan kalangan, terutama yang tumbuh di era 70’an hingga 90’an di Indonesia.
Lupakan sejenak para superhero itu, karena The Adventures of Tintin merupakan adaptasi komik Eropa dengan pendekatan lebih realistis, berdasarkan kultur dan tradisi nyata.
Lupakan sejenak para superhero itu, karena The Adventures of Tintin merupakan adaptasi komik Eropa dengan pendekatan lebih realistis, berdasarkan kultur dan tradisi nyata.
Figur ikonik populer ciptaan komikus Belgia yakni Hergé (Georges Remi) tersebut, telah eksis sejak 1929 dengan total 24 serial komiknya.
Baca juga: Review Last Night in Soho, Horor Nostalgia yang Bakal Dikenang Selalu
Uforia pribadi saya terjadi di tahun 2011, saat menyaksikan film The Adventures of Tintin di layar bioskop.
Uforia pribadi saya terjadi di tahun 2011, saat menyaksikan film The Adventures of Tintin di layar bioskop.
Film ini merupakan sebuah terobosan baru menggunakan format animasi digital 3D, melalui teknik motion capture dan photorealistic yang dikembangkan oleh Weta Digital dan NVIDIA.
Tentu saja kolaborsi dari dua sineas berkelas yang ahli dalam mengolah sejumlah film petualangan dengan keajaiban visual mengagumkan.
Steven Spielberg menjadi sang sutradara, sedangkan Peter Jackson menjadi salah satu produser sekaligus penyedia teknis animasi, merupakan dua kekuatan terbaik dalam film animasi 3D.
The Adventures of Tintin, memiliki tambahan judul The Secret of the Unicorn dalam perilisan internasional.
The Adventures of Tintin, memiliki tambahan judul The Secret of the Unicorn dalam perilisan internasional.
Premis film ini mengambil cerita yang diadaptasi dari tiga buku sekaligus yakni The Crab with the Golden Clows (1941), The Secret of the Unicorn (1943), serta Red Rackham’s Treasures (1944).
 |
| Sony Pictures Releasing, Paramount Pictures |
Akibatnya, film tersebut sukses dalam meriah pendapatan dan kritik, termasuk memenangi Golden Globe Awards sebagai film animasi terbaik serta sejumlah penghargaan lainnya.
The Adventures of Tintin mengisahkan saat Tintin (Jamie Bell) menemukan dan membeli sebuah miniatur Kapal Unicorn dari seorang pedagang barang bekas.
Dengan berbekal sedikit pengetahuan, Tintin segera mempelajari sejarah Unicorn di sebuah perpustakaan.
Namun sejumlah kejadian berikutnya menuntun kepada Sakharine (Daniel Craig) yang menginginkan miniatur tersebut dengan segala cara.
Namun sejumlah kejadian berikutnya menuntun kepada Sakharine (Daniel Craig) yang menginginkan miniatur tersebut dengan segala cara.
Akibatnya, seorang agen Interpol yang berusaha mencegah hal tersebut harus tewas di tangan Sakharine.
Baca juga: Hook (1991) : Dongeng Alternatif Peter Pan
Saat Tintin mengetahui sebuah petunjuk harta karun terselip di dalam miniatur kapal itu, ia tiba-tiba diculik oleh Sakharine ke dalam sebuah kapal Karaboudjan.
Perjumpaannya dengan seorang sandera yakni Kapten Haddock (Andy Serkis), memicu Tintin untuk membongkar misteri harta karun Unicorn yang diincar Sakharine.
Secara penuturan cerita, film The Adventures of Tintin menyuguhkan hal yang standar berdasarkan elemen dari ketiga bukunya, meski ada beberapa perubahan minor yang dirasa tidak signifikan.
Secara penuturan cerita, film The Adventures of Tintin menyuguhkan hal yang standar berdasarkan elemen dari ketiga bukunya, meski ada beberapa perubahan minor yang dirasa tidak signifikan.
 |
| Sony Pictures Releasing, Paramount Pictures |
Semua karakterisasi di film ini konsisten, seperti Tintin sendiri meski bentuk wajahnya tidak bisa menyamai 100% seperti dalam komiknya.
Bentuk wajah figur Tintin di film ini, cenderung mengikuti raut muka sang pemeran utama, yakni Jamie Bell.
Aktor watak Andy Serkis yang justru tampil lebih baik dibalik "topeng digital" wajah Kapten Haddock yang sama persis dengan penggambaran komiknya.
Aktor watak Andy Serkis yang justru tampil lebih baik dibalik "topeng digital" wajah Kapten Haddock yang sama persis dengan penggambaran komiknya.
Melalui karakter vokal, dialog, serta pergerakkannya, terlebih saat figurnya sedang mabuk, sungguh impresif dan saya anggap mampu menyamai versi komik.
Sedangkan si detektif kembar Thomson dan Thompson menampilkan ciri khas yang konyol serta kocak, tak lupa figur Snowy yang memang animasi sungguhan.
Sedangkan si detektif kembar Thomson dan Thompson menampilkan ciri khas yang konyol serta kocak, tak lupa figur Snowy yang memang animasi sungguhan.
Adapun sebuah kejutan datang dari bintang tamu Sang Diva Opera bernama Bianca Castafiore, turut memeriahkan film ini.
Gaya penyajian The Adventures of Tintin memang terasa lebih dramatis dan emosional, enerjik, serta diselingi dengan sejumlah adegan intens dan sedikit kekerasan, padahal berpredikat Parental Guide.
Gaya penyajian The Adventures of Tintin memang terasa lebih dramatis dan emosional, enerjik, serta diselingi dengan sejumlah adegan intens dan sedikit kekerasan, padahal berpredikat Parental Guide.
Namun konsistensi film ini begitu utuh, tanpa meninggalkan elemen komedi slapstick sesuai dengan visual komiknya itu sendiri.
Hal tersebut memang mengacu kepada momen di tahun 1981, saat figur Indiana Jones kerap dibanding-bandingkan dengan Tintin.
Lalu dua tahun berikutnya, terjadilah pertemuan antara Spielberg dan Hergé, sehingga masing-masing saling mengagumi karya dan menjadi penggemar satu sama lain.
 |
| Sony Pictures Releasing, Paramount Pictures |
Sejumlah tema dari The Adventures of Tintin menggabungkan dari apa yang telah dikerjakan Spielberg baik sebagai sutradara maupun produser.
Sejumlah elemen film ini tipikal dengan Indiana Jones, The Goonies (1985), hingga film Hook (1991) yang terdiri dari perburuan harta karun, kisah latar bajak laut, serta laga epik di Maroko.
Sejak film Final Fantasy: The Spirits Within (2001), teknik penggabungan animasi CGI dan live-action yang tersajikan selalu impresif secara visual.
Tak terkecuali The Adventures of Tintin dengan teknologi digital yang lebih maju, mulai dari facial hingga objek pendukung dan lingkungannya, digarap dengan begitu detail dan realistis.
Untuk saat ini, menonton kembali The Adventures of Tintin mungkin sudah biasa secara visual, namun satu hal yang paling mencengangkan yakni pergerakan kamera yang dinamis.
Untuk saat ini, menonton kembali The Adventures of Tintin mungkin sudah biasa secara visual, namun satu hal yang paling mencengangkan yakni pergerakan kamera yang dinamis.
Sorotan nya mampu berputar dari berbagai sudut pandang secara elegan, sehingga menghasilkan suasana dalam dunia komik Tintin itu sendiri.
Adapun sejumlah pergerakkan terperinci aktivitas manusia dan alam dalam latar belakang dipsajikan terperinci.
Adapun sejumlah pergerakkan terperinci aktivitas manusia dan alam dalam latar belakang dipsajikan terperinci.
Sudut jalanan dan pelabuhan di kota London maupun kota Bagghar di Afrika Utara yang berada di pinggir pantai, terkesan riil seakan menyaksikan film dengan format live-action.
Begitulah kehebatan visi akan arahan dan gaya seorang Spielberg yang bahu-mambahu dengan kehebatan peran teknis visual Jackson dengan WETA-nya.
Mereka mampu menghasilkan sebuah keunikan tersendiri, seperti halnya film Avatar (2009) di tengah serbuan film produksi Pixar.
Meski kini status perkembangan sekuelnya masih dipertanyakan, The Adventures of Tintin merupakan salah satu film penting dalam dua hal.
Pertama yakni sebagai perwujudan fantastis akan petualangan sang ikon komik legendaris, lalu kedua yakni mengangkat inovasi akan teknik gabungan animasi ke level yang lebih atas.
Demikian sinema animasi aksi petualangan review The Adventures of Tintin, film adaptasi akan perwujudan fantastis sang ikon komik legendaris.
Score: 4 / 4 stars
The Adventures of Tintin | 2011 | Animasi, Petualangan | Pemain: Jamie Bell, Andy Serkis, Daniel Craig, Nick Frost, Simon Pegg, Daniel Mays, Mackenzie Crook, Toby Jones, Gad Elmaleh | Sutradara: Steven Spielberg | Produser: Steven Spielberg, Peter Jackson, Kathleen Kennedy | Penulis: Berdasarkan karakter karya Hergé. Naskah: Steven Moffat, Edgar Wright, Joe Cornish | Musik: John Williams | Sinematografi: Janusz Kaminski | Distributor: Sony Pictures Releasing, Paramount Pictures | Negara: Amerika Serikat, New Zealand | Durasi: 107 Menit
Comments
Post a Comment