Mr. Smith Goes to Washington (1939): Membongkar Aib Wakil Rakyat
Columbia Pictures |
Sinema drama politik review Mr. Smith Goes to Washington, film yang membongkar aib wakil rakyat.
Kontroversial, karena menampar keras praktek korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan politik, Mr. Smith Goes to Washington tanpa basa-basi membongkar aib wakil rakyat yang terhormat.
Disutradarai oleh sineas legendaris era klasik yakni Frank Capra, film ini diadaptasi dari kisah The Gentleman from Montana yang tidak pernah dipublikasi.
Disutradarai oleh sineas legendaris era klasik yakni Frank Capra, film ini diadaptasi dari kisah The Gentleman from Montana yang tidak pernah dipublikasi.
Narasi film ini juga terinspiasi dari Senator Burton K. Wheeler yang menyelidiki skandal dalam pemerintahan Presiden Harding.
Sempat dicibir oleh sejumlah politisi dan jurnalis, Mr. Smith Goes to Washington juga dilarang tayang di Jerman, Italia dan Uni Soviet tepat sebelum Perang Dunia II dimulai.
Mr. Smith Goes to Washington dinilai sebagai film esensial, dibuktikan dalam sambutan positif kritikus dan kelarisan pendapatan box office.
Sempat dicibir oleh sejumlah politisi dan jurnalis, Mr. Smith Goes to Washington juga dilarang tayang di Jerman, Italia dan Uni Soviet tepat sebelum Perang Dunia II dimulai.
Mr. Smith Goes to Washington dinilai sebagai film esensial, dibuktikan dalam sambutan positif kritikus dan kelarisan pendapatan box office.
Selain itu, mampu meraih penghargaan Oscar dalam kategori Best Writing, Original Story dari sepuluh nominasi, serta masuk dalam National Film Registry di tahun 1989.
Sebagai salah satu film yang paling mewakilkan eksploitasi aib para politisi, Mr. Smith Goes to Washington boleh dibilang sebagai pelopor film tipikal konspirasi politik.
Film ini mengisahkan seorang Gubernur bernama Hubbert Hopper (Guy Kibbee) harus menunjuk seorang kandidat untuk menggantikan Senator Sam Foley yang meninggal mendadak.
Jim Taylor (Edward Arnold) adalah rekan politiknya sekaligus otak koruptor, mendesak Hopper untuk memilih anteknya, sedangkan mayoritas anggota komite mengusulkan Henry Hill, mantan Senator.
Sebagai salah satu film yang paling mewakilkan eksploitasi aib para politisi, Mr. Smith Goes to Washington boleh dibilang sebagai pelopor film tipikal konspirasi politik.
Film ini mengisahkan seorang Gubernur bernama Hubbert Hopper (Guy Kibbee) harus menunjuk seorang kandidat untuk menggantikan Senator Sam Foley yang meninggal mendadak.
Jim Taylor (Edward Arnold) adalah rekan politiknya sekaligus otak koruptor, mendesak Hopper untuk memilih anteknya, sedangkan mayoritas anggota komite mengusulkan Henry Hill, mantan Senator.
Columbia Pictures |
Sebuah kejutan terjadi tatkala Hopper memutuskan untuk menunjuk Jefferson Smith (James Stewart), seorang pemimpin Organisasi Pramuka yang naif dan berusia muda.
Penunjukkan Smith dianggap menjadi sosok yang pas dalam mengangkat citra akan idealisme Wakil Rakyat Amerika, menurut Hopper.
Keputusannyar pun berkaitan dengan taktik untuk memanipulasi praktek korupsi mereka bersama dengan Taylor dan Senator Joseph Paine (Claude Rains), terhadap proyek sebuah bendungan.
Didampingi oleh Senator Paine, Smith pun menuju Washington dalam rangka pengesahan dirinya sebagai seorang Senator.
Keputusannyar pun berkaitan dengan taktik untuk memanipulasi praktek korupsi mereka bersama dengan Taylor dan Senator Joseph Paine (Claude Rains), terhadap proyek sebuah bendungan.
Didampingi oleh Senator Paine, Smith pun menuju Washington dalam rangka pengesahan dirinya sebagai seorang Senator.
Sejumlah upaya dilakukan oleh Taylor dan Paine untuk memanfaatkan Smith sebagai “boneka” politik, seolah dibuat sibuk dengan mengerjakan sebuah tagihan.
Smith yang tertarik dengan putri Paine bernama Susan, seketika juga mulai mengajukan proposal pembelian lahan untuk Proyek Pramuka.
Smith yang tertarik dengan putri Paine bernama Susan, seketika juga mulai mengajukan proposal pembelian lahan untuk Proyek Pramuka.
Dalam upayanya, ia dibantu oleh seorang sektretaris bernama Clarissa Sounders (Jean Arthur).
Namun Smith tidak mengetahui bahwa lahan yang ajukan, terdapat sebuah bendungan hasil korupsi Taylor dan gerombolannya.
Secara lugas Mr. Smith Goes to Washington memperlihatkan sebuah aib akan praktek kotor para wakil rakyat.
Namun Smith tidak mengetahui bahwa lahan yang ajukan, terdapat sebuah bendungan hasil korupsi Taylor dan gerombolannya.
Secara lugas Mr. Smith Goes to Washington memperlihatkan sebuah aib akan praktek kotor para wakil rakyat.
Hal itu disajikan bagaimana korupsi, intimidasi, manipulasi, serta kecurangan dalam penyalahgunaan kekuasaan dan wewenang yang dilakukan oleh Taylor, Paine, dan Hopper.
Figur heroik protagonis yang memiliki visi luhur sebagai seorang politisi bersih namun naif, diwakilkan oleh Smith.
Figur heroik protagonis yang memiliki visi luhur sebagai seorang politisi bersih namun naif, diwakilkan oleh Smith.
Dirinya dinilai sebagai pejuang solo untuk melawan seluruh rekannya di dalam ruang parlemen.
Dari awal cerita pun dengan jelas terungkap dalam dialog intens antara Taylor yang terus meyakinkan Paine untuk tetap dalam rencana mereka menghadapi situasi itu.
Dari awal cerita pun dengan jelas terungkap dalam dialog intens antara Taylor yang terus meyakinkan Paine untuk tetap dalam rencana mereka menghadapi situasi itu.
Columbia Pictures |
Jika figur Taylor merupakan otak sekaligus motoris praktek korupsi di lingkungan para politisi, maka Paine dan Hopper tampak hanya secuil dari sejumlah pihak terkait dugaan tindak korupsi.
Sosok Taylor sendiri merupakan politisi berpengaruh besar yang berperan terhadap karir Paine dan Hopper sendiri.
Sedangkan Smith yang bahkan belum berpengalaman dalam dunia politik dengan kenaifannya, terlihat jelas adanya narasi yang agak berlebihan.
Sedangkan Smith yang bahkan belum berpengalaman dalam dunia politik dengan kenaifannya, terlihat jelas adanya narasi yang agak berlebihan.
Bagaikan seseorang yang murni tanpa berpengalaman, ia harus melawan arus kekuatan besar yang tak tertandingi.
Smith bukanlah tipe seorang investigator atau jurnalis, terlebih tidak memiliki latar belakang politik. Ia hanya mengorganisir kegiatan pramuka.
Smith bukanlah tipe seorang investigator atau jurnalis, terlebih tidak memiliki latar belakang politik. Ia hanya mengorganisir kegiatan pramuka.
Bagaimanapun juga film ini mampu menyajikan sebuah tontonan utuh dan sangat menarik akan dunia politik yang terkesan membosankan bagi sebagian audiens.
Alih-alih mengekspos intensitas akan resiko yang dihadapi figur utama dalam upayanya tersebut, Mr. Smith Goes to Washington ini malah menghadirkan drama dengan elemen komedi berkualitas.
Sejumlah kekonyolan yang mengundang tawa lebar, diperlihatkan dalam adegan Hopper berargumentasi dengan sejumlah anak lelakinya yang masih bocah saat jamuan makan malam.
Sejumlah kekonyolan yang mengundang tawa lebar, diperlihatkan dalam adegan Hopper berargumentasi dengan sejumlah anak lelakinya yang masih bocah saat jamuan makan malam.
Mereka membujuk ayahnya untuk memilih Smith sebagai seoran senator pengganti.
Kemudian saat Hopper sedang bimbang dalam penentuan keputusannya, ia pun melemparkan sebuah koin untuk memastikan, maka sungguh tak disangka hasilnya.
Adapun figur Smith tampak seperti karakter kartun, dengan gaya dan tingkah laku yang mudah grogi tatkala bertemu dengan Susan yang ia taksir melalui gaya slapstick.
Kemudian saat Hopper sedang bimbang dalam penentuan keputusannya, ia pun melemparkan sebuah koin untuk memastikan, maka sungguh tak disangka hasilnya.
Adapun figur Smith tampak seperti karakter kartun, dengan gaya dan tingkah laku yang mudah grogi tatkala bertemu dengan Susan yang ia taksir melalui gaya slapstick.
Smith tampak jelas gemetaran berbicara dalam rapat parlemen untuk pertama kali, serta bagaimana ia menjadi bahan tertawaan media saat pertama kali terlibat wawancara.
Columbia Pictures |
Yang menarik dalam drama ini yakni hubungan Smith dengan Paine dan Saunders yang keduanya menjadi figur kunci.
Paine adalah Senator terpandang yang mengenal betul ayahnya Smith, sehingga ada ikatan rasa kekeluargaan dan figur yang bisa diandalkan oleh Smith terhadap Paine.
Namun hubungan mereka berbalik arah saat Smith mengetahui aib yang melibatkan Paine akan proyek bendungan tersebut.
Sementara Paine sendiri kerap mengalami gejolak dan pergumulan dalam dirinya, antara memilih kebenaran dengan mengorbankan karirnya atau menenggelamkan Smith.
Baca juga: The Report (2019): Terungkapnya Metode Penyiksaan Interogasi CIA
Alur cerita dibuat sedemikian rupa menarik, hingga kita sulit menebak apa yang terjadi dan yang akan dihadapi oleh Smith, terutama perkembangan hubungannya Paine.
Alur cerita dibuat sedemikian rupa menarik, hingga kita sulit menebak apa yang terjadi dan yang akan dihadapi oleh Smith, terutama perkembangan hubungannya Paine.
Sedangkan hubungan Smith dengan Saunders tak kalah menariknya, sejak mereka secara tak langsung semakin simpatik, meski tidak diketahui apakah mengarah kepada romansa.
Saunders yang terlihat sudah muak berada dalam ruang lingkup politik, awalnya agak acuh terhadap Smith.
Saunders yang terlihat sudah muak berada dalam ruang lingkup politik, awalnya agak acuh terhadap Smith.
Ia sepertinya berada dalam perasaan antara tidak tega sekaligus enggan saat membantu Smith mengerjakan tugas perdananya itu.
Sebuah dinamika dalam ikatan yang juga sulit diprediksi akan apa yang terjadi kemudian diantara keduanya.
Performa Jean Arthur begitu meyakinkan sebagai Saunders yang depresi dan kehilangan arah, terutama dialognya dengan koleganya bernama Diz saat mereka sedang minum di sebuah bar, yang menjadi titik balik hidupnya.
Performa Jean Arthur begitu meyakinkan sebagai Saunders yang depresi dan kehilangan arah, terutama dialognya dengan koleganya bernama Diz saat mereka sedang minum di sebuah bar, yang menjadi titik balik hidupnya.
Columbia Pictures |
Tentu saja aktor muda kala itu, James Stewart sebagai Smith tampil cemerlang.
Bagaimana Stewart mampu melakoni figur naif namun berkarisma, tubuhnya yang gemetar dua kali di dalam ruang parlemen saat pertama kali berbicara.
Namun seketika teriakannya yang lantang pun tak disangka, serta tindakannya saat pertama kali mengetahui bahwa ia menjadi lelucon media setelah pertama kali diwawancarai.
Baca juga: It's a Wonderful Life (1946): Indahnya Makna Dibalik Kepahitan
Mr. Smith Goes to Washington juga mampu memberikan rasa yang kuat terhadap audiens melalui sejumlah adegan spesial.
Mr. Smith Goes to Washington juga mampu memberikan rasa yang kuat terhadap audiens melalui sejumlah adegan spesial.
Smith mendatangi sejumlah tempat bersejarah yang menjadi Ibu Kota Amerika, terutama Lincoln Memorial yang membuatnya begitu terpana dan menangkap sebuah visi.
Sekuen yang impresif dalam rangkaian adegan tersebut, melalui visual berupa selingan montase video yang saling menimpa satu sama lain.
Sekuen yang impresif dalam rangkaian adegan tersebut, melalui visual berupa selingan montase video yang saling menimpa satu sama lain.
Rangkaian itu memperlihatkan sejumlah tempat bersejarah baik terhadap gedung, patung, monumen dan memorial, yang tentu saja disertai dengan scoring bernada patriotik dan nasionalisme.
Meski disajikan dengan format hitam-putih, Mr. Smith Goes to Washington begitu impresif dan menarik.
Aspek penceritaan, karakterisasi, dialog, diselingi elemen humor dan komedi segar, serta nilai krusial akan moralitas dalam dunia politik, menjadikan film ini memiliki banyak keunggulan.
Mr. Smith Goes to Washington adalah drama komplit yang menjadi contoh nyata bagaimana mengungkap aib yang dilakukan wakil rakyat.
Mr. Smith Goes to Washington adalah drama komplit yang menjadi contoh nyata bagaimana mengungkap aib yang dilakukan wakil rakyat.
Para politisi kotor menjangkiti "virus" dalam parlemen, alih-alih bertindak demi kepentingan rakyat, seperti yang kerap terjadi di negeri ini.
Demikian sinema drama politik review Mr. Smith Goes to Washington, film yang membongkar aib wakil rakyat.
Score: 4 / 4 stars
Mr. Smith Goes to Washington | 1939 | Drama, Politik, Komedi | Pemain: Jean Arthur, James Stewart, Claude Rains, Edward Arnold, Guy Kibbee, Thomas Mitchell, Eugene Pallette, Beulah Bondi | Sutradara: Frank Capra | Produser: Frank Capra | Penulis: Berdasarkan cerita The Gentleman from Montana karya Lewis L. Foster. Naskah: Sidney Buchman, Myles Connolly | Musik: Dimitri Tiomkin | Sinematografi: Joseph Walker | Distributor: Columbia Pictures | Negara: Amerika Serikat | Durasi: 130 menit
Score: 4 / 4 stars
Mr. Smith Goes to Washington | 1939 | Drama, Politik, Komedi | Pemain: Jean Arthur, James Stewart, Claude Rains, Edward Arnold, Guy Kibbee, Thomas Mitchell, Eugene Pallette, Beulah Bondi | Sutradara: Frank Capra | Produser: Frank Capra | Penulis: Berdasarkan cerita The Gentleman from Montana karya Lewis L. Foster. Naskah: Sidney Buchman, Myles Connolly | Musik: Dimitri Tiomkin | Sinematografi: Joseph Walker | Distributor: Columbia Pictures | Negara: Amerika Serikat | Durasi: 130 menit
Comments
Post a Comment