I Am Sam (2001): Ketidakmampuan Intelektual Sang Ayah Mempertahankan Hak Asuh Putrinya
New Line Cinema |
Sinema drama, review I Am Sam tentang ketidakmampuan intelektual sang ayah mempertahankan hak asuh putrinya.
Ketidakmampuan intelektual seseorang rupanya tidak menghalangi tekad Sam untuk tetap hidup bersama dengan putrinya yang normal.
Itulah premis film I Am Sam yang mengantarakan aktor watak Sean Penn mendapat nominasi Oscar sebagai aktor terbaik.
I Am Sam adalah drama yang mengangkat kehidupan seseorang yang memiliki ketidakmampuan intelektual, seperti dalam Rain Man (1988) ataupun Forrest Gump (1994).
Judul filmnya berasal dari sebuah kalimat pengantar berupa “I am Sam/Sam I am” dari buku Green Eggs and Ham yang dibacakan dalam sebuah adegan film ini.
Meski demikian, film ini malah mendapatkan kritik negatif, namun juga meluncurkan karir aktris cilik Dakota Fanning.
Sam Dawson (Sean Penn) sebagai pegawai di kedai kopi Starbucks, adalah seseorang dengan ketidakmampuan intelektual.
Ia memiliki seorang putri berusia tujuh tahun bernama Lucy (Dakota Fanning) yang ditinggalkan ibunya, sesaat setelah ia dilahirkan.
New Line Cinema |
Sam kerap kesulitan mengasuh Lucy saat ia masih bayi dan sering meminta bantuan kepada tetangganya yakni Annie (Dianne Wiest), seorang wanita paruh baya yang tinggal sendirian.
Dalam sebuah insiden, Sam harus berurusan dengan pihak berwajib dan mereka mengetahui bahwa dirinya diragukan memiliki hak asuh Lucy.
Hal itu dikhawatirkan, karena sebentar lagi Lucy akan memiliki intelektualitas normal yang melebihi ayahnya itu.
Atas dorongan para sahabatnya yang juga memiliki ketidakmampuan intelektual, Sam mendatangi seorang pengacara bernama Rita Harrison (Michelle Pfeiffer),.
Adapun Rita adalah seseorang yang emosional dan memiliki problema rumah tangga terhadap suami dan putra belianya.
Awalnya ia menolak Sam begitu mengetahui kondisinya yang tidak mampu secara intelektual maupun finansial untuk menyewa jasanya.
New Line Cinema |
Namun sebagai pembuktian untuk mempertahankan reputasinya, akhirnya Rita menangani kasus Sam secara pro bono alias sukarela.
Apa yang terjadi kemudian merupakan perkembangan antara Sam dengan Rita, akan saling membantu hubungan mereka dengan masing-masing keluarganya.
Film I Am Sam sedari awal meragukan saya, saat figur Sam yang memiliki ketidakmampuan intelektual.
Ia mampu bekerja sebagai pegawai dari waralaba yang dikenal dalam menjaga citranya seperti Starbucks dan Pizza Hut.
Meski saya tidak mengetahui bagaimana mereka menjalani kehidupan sejari-hari dan mampu berkarya atau bekerja dalam lingkungan sosial, cukup sulit dalam menelaah logika terhadap figur Sam terhadap profesinya itu.
Penggambaran hubungan antara Sam dan Lucy sebagai ayah-anak memang inspiratif dan menarik.
Hal itu disampaikan bagaimana pertumbuhan Lucy hingga menjadi anak berusia tujuh tahun dilalui secara normal oleh ayah yang boleh dikatakan ‘tidak normal’, sehingga terasa ada kejanggalan.
New Line Cinema |
Bagaimanapun juga, proses pembelajaran Sam didapat dari Annie yang berpengalaman sebagai seorang ibu, namun hanya sebatas mengasuh anak saja.
Pengembangan pola pikir Sam didorong oleh Rita agar memiliki tekad dan motivasi demi mempertahankan hak asuh terhadap Lucy.
Sebaliknya dalam refleksi orang normal, berbagai tekanan terkadang diakui mengakibatkan gangguan jiwa seperti mudah emosi ataupun temperamental.
Hal tersebut dialami oleh Rita yang memiki permasalahan dalam rumah tangga, dibalik karirnya yang cemerlang sebagai seorang pengacara mahal.
Menariknya dalam film ini, berkat ketulusan dan kebesaran hati Sam, Rita pun mendapatkan pelajaran dan bertindak sebagai solusi dalam rumah tangganya.
Film I Am Sam adalah sebuah drama yang dieksekusi dalam porsi yang pas dari sisi emosi maupun adegan, termasuk dialog yang ringan, serta penceritaan yang cukup menarik.
Hanya saja dalam beberapa adegan tertentu, gerak kamera sepertinya sengaja beralih begitu cepat, alih-alih ingin mengesankan kedinamisan ataupun gerak emosional dan keseruan yang terjadi.
Padahal hal itu sangat mengganggu dan tidak perlu, karena hanya membuat pusing kepala.
New Line Cinema |
Performa menakjubkan Sean Penn sebagai Sam, sungguh handal dalam menghantarkan karakter yang memiliki ketidakmampuan intelektual secara mendalam.
Aktris cilik Dakota Fanning pun menjadi bintang di film ini, bagaimana melalui sejumlah dialognya menegaskan jiwa yang besar dan kedewasaan melebihi usianya, meski terkadang tidak masuk akal.
Performa Michelle Pfeiffer umumnya cukup baik, namun yang terbaik ada dalam adegan saat ia menumpahkan curahan hati sekaligus air matanya dihadapan Sam, memang menyentuh.
I Am Sam sebagai drama keluarga dalam hubungan ayah-anak dalam mempertahankan hak asuh untuk tinggal bersama.
Film ini menyampaikan refleksi terhadap masing-masing problema antara Sam dan Rita, secara keseluruhan memang menarik dan cukup layak dalam memperjuangkan sesuatu yang berarti bagi keluarga.
Demikian sinema drama, review I Am Sam tentang ketidakmampuan intelektual sang ayah mempertahankan hak asuh putrinya.
Score: 2.5 / 4 stars
I Am Sam | 2001 | Drama | Pemain: Sean Penn, Michelle Pfeiffer, Dianne Weist, Dakota Fanning, Richard Schiff, Doug Hutchinson, Loretta Devine, Laura Dern | Sutradara: Jessie Nelson | Produser: Jessie Nelson, Richard Solomon, Edward Zwick, Marshall Herskovitz | Penulis: Kristine Johnson, Jessie Nelson | Musik: John Powell | Sinematografi: Elliot Davis | Distributor: New Line Cinema | Negara: Amerika Serikat | Durasi: 132 Menit
Comments
Post a Comment