6 Film ini Masuk dalam ‘Ryanverse’ Adaptasi Novel Tom Clancy
Paramount Pictures, Amazon Studios |
Sinema aksi laga review enam film Ryanverse mengisahkan figur Jack Ryan dan John Clark, adaptasi dari novel karya Tom Clancy.
Apa itu Ryanverse? Apa hubungannya dengan film teranyar berjudul Without Remorse? Petunjuknya terdapat pada sub judul “Tom Clancy’s”.
Maka Without Remorse yang mengisahkan sosok John Kelly alias John Clark, merupakan bagian dari semesta petualangan Jack Ryan, adaptasi novel karya Tom Clancy untuk lima filmnya.
Sosok Jack Ryan sendiri dalam layar lebar yakni The Hunt for Red October (1990), Patriot Games (1992) serta Clear and Present Danger (1994).
Alec Baldwin berperan dalam film pertamanya, sedangkan Harrison Ford berperan dalam dua film berikutnya.
Masih dari adaptasi novel, film The Sum of All Fears merupakan prekuel kisah Jack Ryan yang diperankan Ben Affleck.
Sedangkan film Jack Ryan: Shadow Recruit (2014) yang diperankan Chris Pine, mengisahkan masa awal Jack Ryan dengan cerita yang berdiri sendiri, bukan bersumber dari novel.
Selain layar lebar, Jack Ryan sempat dibuatkan serial televisinya (2018-2019) dalam dua sesi yang diperankan oleh John Krasinski.
Adapun sosok John Clark merupakan spin-off dalam semesta yang sama dengan Jack Ryan, melalui film Without Remorse yang diperankan Michael B. Jordan, adaptasi novel karya Tom Clancy.
Sosok Clark pernah muncul dalam film Clear and Present Danger yang diperankan oleh Willem Dafoe, serta The Sum of All Fears yang diperankan Liev Schreiber.
Dan sosok terakhir berdasarkan novelnya, yakni Domingo “Ding” Chavez juga menjadi karakter sentral, sejak pernah terlibat dalam film Clear and Present Danger.
Kini kita ulas singkat satu-lersatu enam film yang berada dalam Ryanverse atau semesta petualangan Jack Ryan.
Paramount Pictures |
The Hunt for Red October (1990)
Marko Ramius (Sean Connery) adalah kapten kapal selam nuklir Red October kelas Typhoon Uni Soviet, membelot menuju Amerika melalui laut Atlantik.
Demi melancarkan misinya, ia mengadakan skenario dengan melakukan latihan untuk peluncuran rudal di pesisir pantai Amerika.
Adapun seorang analis CIA bernama Jack Ryan (Alec Baldwin) menyelidiki motif Ramius dan meyakini bahwa ia akan membelot, bukannya malah menjadi ancaman.
Di saat yang bersamaan, kapal selam Amerika yakni USS Dallas yang dipimpin Bart (Scott Glenn) mendeteksi keberadaan Red October.
Namun kru USS Dallas tak berdaya, karena kapalnya mengalami kerusakan teknis sehingga tidak bisa berkomunikasi.
Sementara pihak Soviet segera memerintahkan kapal selam Konovalov yang dipimpin kapten Tupolev (Stellan Skarsgård) untuk segera mengejar dan menghancurkan Red October.
Baca juga: Rekomendasi 10 Film Perang tentang Kapal Selam
The Hunt for Red October memberikan porsi yang lebih besar terhadap Ramius ketimbang Jack Ryan sendiri, melalui nama besar Sean Connery dibandingkan Alec Baldwin.
Dua sudut pandang antara pihak Soviet dari kacamata Ramius serta pihak Amerika dari Jack Ryan, menjadi salah satu keunggulan cerita.
Narasi film ini cenderung fokus kepada motivasi dan tujuan pembelotan Ramius.
Rumitnya rangkaian konflik yang dialami Ramius terhadap para kru, inflitrasi KGB di dalam kapal selamnya, perburuan pihak Soviet oleh mantan anak didik Ramius, serta saling curiga dengan pihak Amerika, disajikan secara dramatis dan berkualitas.
Premis yang kuat dengan karakterisasi solid, dialog menggetarkan, efek dan visualisasi mengesankan hadir kuat dalam The Hunt for Red October.
Adapun scoring dengan latar musik nasionalis megah khas Rusia dikomposisikan dengan sempurna oleh Basil Poledouris.
Score: 4 / 4 stars
Paramount Pictures |
Patriot Games (1992)
Jack Ryan (Harrison Ford) pensiun dari pekerjaannya sebagai seorang analis CIA, tengah berada di London bersama istrinya Cathy (Anne Archer) dan putri mereka Sally (Thora Birch).
Ia berada dalam situasi sigap, menyelamatkan upaya pembunuhan terhadap Lord William anggota keluarga Kerajaan Inggris.
Seorang pelaku pembunuhan yakni Sean Miller (Sean Bean) ditangkap polisi, namun harus menyaksikan adik kandungnya tewas seketika oleh Ryan dalam baku-tembak.
Tampak ada seorang pengendara mobil misterius, lolos melarikan diri.
Sean merupakan salah satu anggota sel pemberontak dalam tubuh IRA (Irish Republican Army) yang dipimpin oleh Kevin O’ Donnell (Patrick Bergin).
Mereka memang menargetkan Keluarga Kerajaan Inggris dalam upaya menumbangkan kekuasaan Inggris Raya, sekaligus mengambil-alih kekuatan IRA.
Dendam pribadi Sean terhadap Ryan, mengakibatkan dirinya melakukan aksi untuk membunuh mereka sekeluarga, termasuk dalam operasi teror terhadap Lord William.
Patriot Games merupakan sekuel The Hunt for Red October dan fokus kepada petualangan Jack Ryan pasca pensiun dari CIA, maka wajar jika pemilihan Harrison Ford berusia lebih tua dibandingkan Alec Baldwin.
Meski berdasar pada premis dan alur yang sederhana, film ini menjadi sentralisasi heroisme akan aksi Jack Ryan yang terbaik sebagai debut penuh dalam Ryanverse.
Narasinya pun lepas dari isu tentang Uni Soviet, yang kala itu sudah menjadi Rusia, karena jika kembali terulang bakal membosankan.
Dalam periode awal 90’an, gejolak politik di Inggris Raya masih panas dengan hadirnya IRA sebagai simbol perlawanan Irlandia Utara yang ingin memerdekan diri.
Meski ada hal mengganggu dalam alur yang memiliki celah, namun berkat arahan Philip Noyce, Patriot Games patut dinikmati dalam sinematografi stabil terhadap pergerakan kamera.
Begitu pula set desain dan setting impresif, serta kentalnya elemen thriller yang dibangun, menjadikan film ini terasa dramatis.
Score: 3 / 4 stars
Paramount Pictures |
Clear and Present Danger (1994)
Presiden Amerika yang didampingi Kepala Penasihat Keamanan Nasional, memerintahkan CIA menginvestigasi pembunuhan sahabat lamanya yakni Peter Hardin.
Keluarga Hardin tewas dibunuh, terkait pencucian uang yang melibatkan jaringan kartel Kolombia.
Sementara mengambil-alih posisi Jim Greer (James Earl Jones) yang tengah sakit, Jack Ryan (Harrison Ford) berakting sebagai Wakil Direktur Intelijen.
Ia pun tidak menyadari, bahwa ada operasi terselubung CIA dalam memerangi sejumlah pimpinan kartel yang dilakukan oleh Wakil Direktur Operasi yakni Bob Ritter (Henry Czerny).
Saat Ryan mengajukan dana kepada Kongres untuk membiayai hal yang tidak melibatkan militer, Ritter meminta John Clark (Willem Defoe) memimpin operasi rahasia RECIPROCITY di lapangan.
Mereka membentuk tim kecil, salah satunya yakni merekrut Domingo Chavez (Raymond Cruz), seorang anggota penembak jitu pasukan khusus.
Investigasi Ryan tertuju pada salah satu pimpinan kartel yakni Ernesto Escobedo (Miguel Sandoval) yang memiliki salah satu bisnis terkait dengan aktivitas Hardin.
Sang Presiden mengutus Direktur FBI dalam membantu Ryan bernegosiasi sejumlah uang yang diklaim sebagai milik Hardin.
Ernesto yang tidak terima dengan hal tersebut, menugaskan intelijennya, Félix Cortez (Joaquim de Almeida) untuk memanipulasi hal tersebut.
Sekuel kedua dari petualangan Jack Ryan ini saya rasa adalah yang terbaik dari sisi penceritaan.
Clear and Present Danger menyajikan intrik cerdas khas dunia intelijen dari kedua pihak, baik dalam tubuh pemerintah Amerika maupun dari pihak kartel Kolombia.
Tidak sesederhana Patriot Games, alurnya pun melibatkan cukup banyak figur yang terlibat dan masing-masing memegang peranan cukup penting.
Di film ini, Jack Ryan sepertinya sempat dikerjai oleh permainan tingkat tinggi, sebelum ia menyadari sesuatu yang tidak beres selama investigasi berlangsung.
Juga hanya dalam Clear and Present Danger, tiga figur utama bertemu dalam satu adegan yakni Ryan, Clark serta Chavez.
Tidak ada hitam dan putih, yang ada adalah abu-abu seperti yang diungkapkan oleh Ritter melalui dialognya dengan Ryan.
Sejumlah adegan aksinya pun boleh dikatakan yang paling meriah dibandingkan semua film yang tergabung dalam Ryanverse.
Score: 3.5 / 4 stars
Paramount Pictures |
The Sum of All Fears (2002)
Di Rusia, Presiden Nemerov seorang politisi garis keras yang didukung oleh militer, sukses menggantikan Presiden Zorin yang tewas karena serangan jantung.
Pihak Amerika yang skeptis, segera mengutus sejumlah pejabat, termasuk Direktur CIA, William Cabot (Morgan Freeman) serta analis Jack Ryan (Ben Affleck).
Dikeathui bahwa Ryan pernah melakukan studi terhadap Nemerov, ldengan mengunjungi fasilitas nuklir di Rusia.
Serangan militer Rusia terhadap Chechnya, menimbulkan ketegangan diantara kedua pihak sementara Amerika mengkritik tindakan tersebut.
Semenjak Ryan mencurigai tiga orang ilmuwan nuklir menghilang, Cabot mengutus agen John Clark (Liev Schreiber) untuk menginvestigasinya.
Kondisi semakin berbahaya serta kritis, mulai dari pendeteksian lokasi perakitan bom nuklir di Ukraina, tewasnya ketiga ilmuwan Rusia, serta transaksi dan pengiriman bom dari Israel menuju Amerika.
Akibatnya, terjadi serangan antara Amerika dengan Rusia dan begitu pula sebaliknya.
Adalah menarik, bagaimana atmosfir Perang Dingin selalu eksis melibatkan skeptisisme diantara Amerika dengan Rusia.
Kisah The Sum of All Fears dibuka dengan jatuhnya pesawat tempur Israel di sebuah padang gurun, berlanjut pada seseorang yang berpidato dengan memperlihatkan sebuah lambang.
Saya tidak memandang The Sum of All Fears sebagai sebuah reboot yang mengisahkan petualangan Jack Ryan dengan versi yang lebih muda.
Hanya saja performa Ben Affleck dirasa sedikit berlebihan terhadap pesonanya, lain halnya dengan Liev Schreiber sebagai agen John Clark yang "mematikan" itu.
Seperti biasa Morgan Freeman membawakan karakter Cabot dengan baik adanya, begitu pula intrik kuat antara dua presiden yang masing-masing diperankan James Cromwell dengan Ciarán Hinds.
Terdapat adegan yang mengejutkan, aksi laga dramatis serta alur yang dirangkai dengan solid, membuat film ini patut untuk dinikmati sebagai bagian Ryanverse yang mengesankan.
Score: 3 / 4 stars
Paramount Pictures |
Jack Ryan: Shadow Recruit (2014)
Jack Ryan (Chris Pine) yang studi dalam bidang ekonomi, akhirnya bergabung sebagai tentara marinir dan bertugas di Afganistan setelah peristiwa 9/11.
Ia terluka dalam sebuah insiden, sehingga dipulangkan kembali ke Amerika.
Ryan pun menjalin hubungan dengan seorang perawat yakni Cathy (Keira Knightley), sekaligus direkrut sebagai agen CIA oleh Thomas Harper (Kevin Costner).
Sepuluh tahun berselang, Ryan menyamar dalam sebuah operasi di Wall Street, terkait aliran transaksi untuk pendanaan teroris.
Posisi Rusia kurang menguntungkan di mata PBB, sejak lenyapnya sejumlah dana besar dari berbagai organisasi di Rusia, dan penyelidikan tertuju pada Viktor Cherevin (Kenneth Branagh).
Sebagai salah satu bagian Ryanverse yang tidak diadaptasi dari novelnya Clancy, premis Jack Ryan: Shadow Recruit cukup menarik.
Kisahnya menyajikan sepak terjang Jack Ryan di masa muda, hingga menjadi seorang analis CIA yang berhadapan dengan pihak Rusia.
Performa Chris Pine sebagai Ryan cukup mengesankan, begitu juga Kevin Costner sebagai Thomas Harper.
Adapun sang sutradara Kenneth Branagh, tidak perlu lagi diragukan penampilannya sebagai Viktor Cherevin orang Rusia.
Film ini cenderung menyuguhkan aspek heist dengan kombinasi aksi laga menarik, meski elemen suspens thriller berkurang drastis.
Sangat disayangkan sejumlah gerakan shaky atau handy camera serta kecepatan zoom-in dalam adegan, kerap mengganggu visualisasinya.
Score: 2 / 4 stars
Paramount Pictures, Amazon Studios |
Without Remorse (2021)
Mantan anggota Navy SEAL, John Kelly (Michael B. Jordan), menginvestigasi dalang gagalnya upaya pembunuhan terhadap dirinya.
Kelly masih merasakan duka mendalam sejak terbunuhnya sang istri bersamaan dengan mantan kedua rekannya saat mereka masih bertugas di Suriah.
Mereka saat itu menjalankan sebuah misi CIA, melalui agen Ritter (Jamie Bell) untuk menyelamatkan sandera di Suriah.
Kelly mendapat petunjuk melalui atasannya Karen Greer (Jodie Turner-Smith) setelah diinformasikan oleh Ritter dan Sekretaris Menteri Pertahanan yakni Clay (Guy Pearce), tertuju kepada sekelompok agen Rusia FSB.
Pihak CIA meneruskan penyelidikan lebih lanjut, mengingat meningkatnya ketegangan kedua negara menuju Perang Dingin kedua, sehingga memotivasi Kelly bertindak sendirian.
Sesungguhnya premis film Without Remorse menjanjikan sejak adegan awal dalam aksi pembebasan sandera.
Hal itu dirasakan adanya sebuah trik permainan ala agensi atau pemerintahan, menimbulkan sebuah konspirasi terselubung.
Performa Michael B. Jordan pun terasa meyakinkan sebagai sosok sentral yang berupaya bangkit dan melawan ketidakadilan atas pembunuhan keluarganya.
Adapun kombinasi sejumlah adegan laga, tampil mengesankan.
Namun sangat disayangkan, sepertinya narasi Without Remorse menyajikan hal yang klise dan dangkal.
Ceritanya mudah ditebak, sejak aroma konspirasi dan pengkhianatan terhadap sosok tertentu, memang terbukti menjelang akhir cerita.
Untuk sebuah hiburan, film teranyar dari bagian Ryanverse ini bolehlah untuk ditonton, meski mungkin bakal terlupakan.
Score: 1.5 / 4 stars
Itulah sinema aksi laga review enam film Ryanverse mengisahkan figur Jack Ryan, adaptasi dari novel karya Tom Clancy.
Comments
Post a Comment