Candyman (2021): Sekuel Rumit yang Sulit Dinikmati
Universal Pictures |
Sinema horor, review film Candyman yang kali ini adalah sebuah sekuel rumit, sulit dinikmati.
Sulit untuk dinikmati sebagai horor ikon yang seharusnya tidak perlu dibuat rumit, Candyman malah bermain-main dengan psikologi dan transformasi.
Sebagai waralaba ikonk, Candyman sejatinya langsung menghibur audiens secara sederhana namun mengena.
Film Candyman mengikuti tren waralaba Halloween dan The Terminator, dengan mengabaikan sejumlah sekuel terdahulu.
Fenomena sekuel yang langsung dari film orisinalnya, sekaligus memberikan tongkat estafet kepada generasi baru.
Tentu saja aspek nostalgia begitu dominan setelah puluhan tahun lamanya.
Baca juga: Candyman (1992): Horor Ikonik Legenda Urban Komunitas Kulit Hitam
Jordan Peele menginisiasi warlaba Candyman, dengan sekuel baru dan mengabaikan dua sekuel terdahulu.
Sekuel yang dimaksud yakni Candyman: Farewell to the Flesh (1995), dilanjutkan sekuel rilis langsung ke dalam format video, Candyman: Day of the Dead (1999).
Film Candyman terbaru ini -yang membuat bingung audiens seperti hanya Halloween- disutradarai Nia DaCosta.
Performanya dalam tangga box office sejauh ini tidak mengecewakan meski kalah dari Halloween Kills.
Film Candyman mengisahkan Anthony McCoy (Yahya Abdul-Mateen II) kini menjadi dewasa dan berprofesi sebagai seniman.
Universal Pictures |
Dalam peristiwa film pertamanya, Anthony tinggal di pemukiman Cabrini-Green dan pernah diculik Candyman saat masih bayi.
Melalui adik kekasihnya, ia diceritakan tentang legenda urban Candyman yang terkait dengan pembunuhan warga Cabrini-Green.
Selain itu dikisahkan pula figur Helen Lyle -dari peristiwa film pertamanya- yang menjadi tersangka pembunuhan tersebut.
Ia pun kembali mendatangi Cabrini-Green sebagai inspirasi karya seninya dan bertemu dengan Billy (Colman Domingo).
Anthony mengetahui lebih lanjut tentang Candyman dari Billy, yang mengisahkan pengalaman masa kecilnya.
Billy pernah bertemu dengan Sherman, seseorang yang dituduh sebagai pelaku pembunuhan dengan sosok mirip Candyman.
Penasaran dengan kisah yang ia anggap sebagai dongeng belaka, Anthony menantangnya dengan menyebut nama 'Candyman' lima kali di depan cermin bersama kekasihnya, Brianna (Teyonah Parris).
Baca juga: Us (2019): Horor Blaxploitation dan Doppelganger
Setelahnya, sejumlah pembunuhan pun terjadi dan Anthony mengalami sebuah transformasi.
Film Candyman ini awalnya menjanjikan, melalui suasana dan atmosfir yang terkesan mengerikan.
Universal Pictures |
Kisah pembuka di tahun 1977 saat Billy Burke menghdadapi Sherman, begitu mengena dan sepertinya bakal menjadi tontonan yang menarik.
Lambat laun, narasi yang dibangun semakin rumit, seakan tidak meiliki tujuan yang jelas dan terarah.
Meski demikian, elemen yang setia dengan film orisinalnya masih tetap utuh namun dengan pengembangan yang cukup berarti.
Figur Daniel Robitaille yang kembali diperankan Tony Todd kali ini bukan menjadi karakter antagonis sentral, dan kemunculannya pun tidak jelas.
Rupanya film ini berupaya untuk mengeksploitasi hubungan Anthony dengan entitas Candyman, berdasarkan peristiwa di film sebelumnya.
Memang sulit untuk dinikmati secara gamblang, karena lebih menekankan aspek psikologis dan transformasi body horror ala Cronenberg.
Film Candyman ini juga sepertinya menyelipkan sedikit propaganda Anti-Kulit Putih dan perlakuannya terhadap polisi.
Elemen berdarah-darah menjelang akhir cerita, disajikan dengan cukup sadis dan impresif.
Keunggulan satu-satunya di film Candyman ini yakni visual mengaggumkan, dari sinematografer John Guleserian.
Selain figur Anthony McCoy, sang ibu Anne-Marie McCoy kembali hadir diperankan Vanessa Williams dari film pertamanya.
Film Candyman ini tidak bisa dinikmati untuk semua audiens atau penggemar horor.
Sebagai sekuel yang rumit dan bermain-main dengan psikologi dan transformasi, Candyman ini bakal berakhir dan terlupakan.
Score: 2 / 4 stars
Candyman | 2021 | Horor | Pemain: Yahya Abdul-Mateen II, Teyonah Parris, Nathan Stewart-Jarrett, Colman Domingo, Vanessa Williams, Tony Todd | Sutradara: Nia DaCosta | Produser: Ian Cooper, Win Rosenfeld, Jordan Peele | Cerita: Berdasarkan novel The Forbidden karya Clive Barker dan adaptasi naskah film oleh Bernard Rose. Pengembangan cerita: Jordan Peele, Win Rosenfeld, Nia DaCosta | Musik: Robert A.A. Lowe | Sinematografi: John Guleserian | Distributor: Universal Pictures | Negara: Amerika Serikat | Durasi: 91 menit
Comments
Post a Comment