Review Sinema: House of Gucci, Nightmare Alley, The 355
United Artists, Universal Pictures, Searchlight Pitcures |
Berikut ini adalah review sinema film House of Gucci, Nightmare Alley, dan The 355.
Film House of Gucci boleh dikatakan sebagai semi biopic yang fokus pada tragedi nyata pasangan Maurizio Gucci dan Patrizia Reggiani.
Meski lebih banyak dramatisasi fiktif, House of Gucci mendapatkan sejumlah nominasi termasuk Golden Globe atas peran Lady Gaga sebagai aktris terbaik.
Adapula film Nightmare Alley merupakan adaptasi kedua dari novel berjudul sama yang terbit di tahun 1946.
Nightmare Alley didukung oleh jajaran cast kelas atas, melalui gaya neo-noir yang disutradarai Guillermo del Toro.
Sedangkan review terakhir, The 355 adalah aksi laga para jagoan agen rahasia wanita yang terlibat dalam skandal internasional.
Kedua film terakhir gagal dalam pendapatan box office secara global.
United Artists Releasing, Universal Pictures |
House of Gucci (2021)
Pertemuan Patrizia Reggiani (Lady Gaga) dengan Maurizio Gucci (Adam Driver), tidak direstui oleh ayah Maurizio, yakni Rodolfo (Jeremy Irons).
Maurizio merupakan salah satu anggota keluarga konglomerat pemilik merek Gucci, kontras dengan keluarga kalangan menengah Patrizia.
Mereka tetap melangsungkan pernikahan, lalu Maurizio yang masih kuliah hukum bekerja pada ayah Patrizia pengusaha jasa transportasi.
Adapun Aldo Gucci (Al Pacino) menginginkan keponakannya, Maurizio sebagai penerus kerajaan bisnisnya.
Ironisnya, putra Aldo yakni Paolo (Jared Leto) seorang desainer mode ditolak ayahnya sendiri karena dianggap tidak becus.
Masalah terjadi saat Adolfo meninggal, tidak sempat menandatangani transfer saham Gucci kepada Maurizio.
Dalam momen itulah Patrizia mulai mempengaruhi Maurizio, dengan melegalkan segala upaya mengontrol penuh saham Gucci.
Patrizia pun mendapatkan pengaruh buruk dari seorang peramal bernama Pina (Salma Hayek).
Meski tidak sama dengan fakta yang terjadi, narasi dramatis House of Gucci secara keseluruhan bisa dinikmati.
Performa brilian Lady Gaga dan Jared Leto sungguh menyihir film ini, menembus batas kejenuhan durasi 2,5 jam.
Arahan Ridley Scott dalam House of Gucci memang tidak sebaik biasanya, cenderung terasa datar.
Meski cukup menghibur, House of Gucci tidak meninggalkan kesan berarti, bagaikan parodi serius versi Amerika terhadap tragedi nyata.
Score: 2 / 4 stars
Searchlight Pictures |
Nightmare Alley (2021)
Stan Carlisle (Bradley Cooper) berkelana dan mendapatkan pekerjaan di sebuah karnaval yang dikelola Clem (Willem Defoe).
Menjadi asisten untuk pasangan Zeena (Toni Collette) dan Pete (David Strathaim), Stan diajari bahasa kode untuk pertunjukan mentalisme.
Namun Pete yang alkoholik, melarang Stan mempraktekan lebih jauh kepada target yang memiliki luka atas kematian orang tedekatnya.
Suatu malam Stan salah memberikan botol minuman kepada Pete hingga akhirnya meninggal.
Stan yang semakin mengasah ketrampilannya, terlibat hubungan romantis dengan Molly (Rooney Mara), akhirnya meninggalkan karnaval.
Dua tahun setelah menguasai semua ilmu yang diadapat dari buku mendiang Pete, Stan yang dibantu Molly sukses atas pertunjukan mereka.
Namun kesuksesan Stan semakin tergoda, saat ia melakukan konspirasi dengan psikiater Dr. Lilith (Cate Blanchett).
Nightmare Alley versi 2021 merupakan adaptasi kedua, setelah tahun 1947 dari novel berjudul sama di tahun 1946.
Arahan Guillermo del Toro ini mampu menyajikan kisah menarik selama hampir 2,5 jam terhadap saga sang figur utamanya.
Setting waktu klasik di tahun 1939, serta dunia karnaval, menjadi daya tarik khusus terhadap neo-noir drama psikologi thriller ini.
Nightmare Alley juga memberikan kejutan dalam sebuah adegan tertentu, akibat ulah Stan dan Lilith.
Adapun latar belakang Stan akirnya terungkap, sehingga malah merusak menuju akhir cerita yang mudah ditebak.
Meski terkesan dipaksakan karena moralitas klise, film Nightmare Alley tetap unggul dengan gaya elegan.
Score: 2.5 / 4 stars
Universal Pictures |
The 355 (2022)
Agen CIA Mace (Jessica Chastain) bersama dengan agen M16 yakni Khadijah (Lupita Nyong'O) guna merebut sebuah program.
Program tersebut terkoneksi secara digital di seluruh dunia, hingga mampu menimbulkan kekacauan.
Melalui sejumlah insiden, Mace dan Kahsijah harus bekerjasama dengan agen BND yakni Marie (Diane Kruger).
Adapun hadirnya psikiater agen DNI yakni Graciela (Penelope Cruz) dan agen MSS Lin Mi Sheng (Fan Bingbing) menambah rumit situasi.
Mereka semua menghadapi musuh yang sama yakni bos kriminal Clarke (Jason Flemyng).
Meski premisnya menarik, namun alur The 355 mudah ditebak sejak babak pertama dimulai.
Tidak ada kejutan apapun hingga akhir cerita, termasuk figur Nick yang diperankan Sebastian Stan.
Intensitas dan karakterisasi The 355 cukup impresif, termasuk performa Penelope Cruz.
Namun adegan laganya teramat pusing untuk dinikmati, karena pergerakan sorotan kamera yang bergoyang kesana-kemari.
The 355 tak lebih sebagai aksi laga belaka para jagoan wanita, dengan mudahnya mengalahkan pria dalam kombatan satu lawan satu.
Maka tak heran jika film ini gagal total dalam perolehan box office.
Score: 1.5 / 4 stars
Itulah review sinema film House of Gucci, Nightmare Alley, dan The 355.
Comments
Post a Comment