Review Semesta Film Superman yang Populer dari Era Klasik hingga Kini
Warner Bros Pictures |
Sinema superhero review semesta film Superman yang populer, dari era klasik hingga kini.
Figur superhero Superman telah hadir sejak tahun 1938 melalui komik keluaran DC.
Dalam dekade berikutnya, adaptasi live-action Superman pun dirilis dalam format film seri hitam-putih.
Melalui produser Ilya Salkind, film Superman mendapatkan sambutan meriah di era 70'an.
Christopher Reeve juga dinobatkan sebagai salah satu Superman yang populer dan terbaik.
Versi modern dalam DCEU, Henry Cavill sukses sebagai Superman terbaik setelah Reeve.
Berikut ini adalah review singkat semesta film Superman mulai dari era Christopher Reeve:
Warner Bros Pictures |
Superman: The Movie (1978)
Menjelang kehancuran Planet Krypton, Jor-El (Marlon Brando) dan isterinya mengirimkan anak mereka, Kal-El menuju Bumi.
Pasangan Jonathan dan Martha Ken tak sengaja menemukan Kal-El dengan kekuatan super, lalu mengadopsinya.
Kal-El yang tumbuh remaja dan tinggal di Smallville, mendapatkan sinyal panggilan dari kepingan Kryptonite.
Ia pun pamit kepada Martha sepeninggal mendiang Jonathan, menuju utara dan menemukan Fortress of Solitude.
Sejak itulah Kal-El (Christopher Reeve) mengenal mendiang ayahnya dan diwariskan semua pengetahuan, sehingga menjadi Superman.
Menggunakan identitasnya sebagai manusia, Kal-El menjadi Clark Kent dan bekerja sebagai jurnalis pada Daily Planet di Kota Metropolis.
Ia pun akrab dengan koleganya, Louis Lane (Margot Kidder) seorang jurnalis ambisius yang sedang meliput Superman.
Sementara, seorang pengusaha dan ilmuwan Lex Luthor (Gene Hackman) hendak menguasai dunia dan mengalahkan Superman.
Sederhananya, film Superman ini terdapat dua versi. Versi bioskop berdurasi 2,5 jam dan versi televisi berdurasi 3 jam.
Faktor durasi dalam film terkadang menjadi isu yang mempengaruhi penilaian.
Secara keseluruhan, film Superman: The Movie ini adalah salah satu yang terbaik dan lengkap.
Warner Bros Pictures |
Tiga segmen penting dikisahkan terperinci, mulai dari Jor-El di Planet Krypton, Kal-El di Smallville, hingga Superman di Metroplis.
Performa Marlon Brando sebagai Jor-El tentu menjadi magnet tersendiri di segmen pertama.
Kisah Kal-El remaja di Smallville juga menjadi pembeda yang menonjolkan suasana klasik Amerika.
Sedangkan porsi terbesar tentu aksi Superman di Metropolis, bagaimana ia beradaptasi dengan alter-egonya sebagai Clark Kent.
Selain itu, ia berhadapan dengan megalomaniak Lex Luthor yang diperankan sangat baik oleh Gene Hackman.
Segmen ketiga ini menyajikan suasana humor dengan tone ringan dan fun, sekaligus masif dan epik.
Kekonyolan kelompok Luthor tampaknya sedikit menganggu, serta efek spesial yang kurang mulus juga menurunkan nilai film ini.
Akhir penyelesaian film Superman juga mengesankan dan memuaskan.
Score: 3.5 / 4 stars
Warner Bros Pictures |
Superman II (1980)
Superman (Christopher Reeve) melemparkan bom hidrogen yang meledak ke luar angkasa.
Gelombang ledakannya mengakibatkan terbebasnya Jenderal Zod (Terence Stamp), Ursa (Sarah Douglas), dan Non (Jack O'Halloran).
Sementara Lex Luthor (Gene Hackman) berhasil kabur dari penjara dan menuju ke Fortress of Solitude untuk mengetahui kelemahan Superman.
Trio Zod-Ursa-Non dengan mudah menguasai Bumi dan menjadi ancaman, sedangkan Luthor melobinya dengan menyerahkan Superman.
Namun saat identitasnya ketahuan oleh Lois Lane (Margot Kidder), Superman memutuskan untuk menjadi mahluk fana.
Superman II masih menyajikan rangkaian kisah solid sepanjang cerita yang sangat menghibur.
Transformasi Superman menjadi manusia biasa demi cintanya kepada Lois, merupakan hikmah tersendiri baginya.
Sekuel ini juga menghadirkan sejumlah laga seru diselingi humor segar yang selalu datang dari Luthor dan Otis (Ned Beatty).
Adegan di Niagara Falls menjadi favorit saya, sementara kemeriahan pertarungan Superman dengan trio Zod-Ursa-Non juga epik.
Efek spesial pertarungan mereka di Metropolis disajikan fantastis, hingga ending-nya di Fortress of Solitude.
Superman II adalah salah satu sekuel terbaik film superhero.
Score: 3.5 / 4 stars
Warner Bros Pictures |
Superman III (1983)
Ross Webster (Robert Vaughn) mempekerjakan ahli komuter Gus (Richard Pryor), untuk menghancurkan saingan bisnisnya.
Superman (Christopher Reeve) mampu menghentikan badai di Kolombia karena ulah Ross, melalui Satelit Vulcan.
Kesal dengan Superman, Ross meminta Gus menemukan cara untuk mengalahkannya.
Sementara Clark Kent/Superman meliput reuni SMA-nya di Smallville dan bertemu dengan Lana Lang (Annette O'Toole).
Superman III unggul dalam menyajikan kembali reuni Clark Kent dengan Lana Lang di Smallville.
Selain itu, transisi Superman yang dipengaruhi efek Kryptonite, juga memberikan warna tersendiri di film ini.
Namun keduanya memiliki porsi kecil di film ini.
Sedangkan antagonis Ross Webster yang menggantikan Lex Luthor, adalah ide buruk yang basi.
Hal itu diperparah dengan gaya komedi kering Richard Pryor yang tidak pernah lucu di sepanjang karirnya.
Superman III semakin ringan dan konyol, sekuel yang semestinya menjadi parodi itu sendiri.
Score: 1 / 4 stars
Warner Bros Pictures |
Superman IV: The Quest for Peace (1987)
Tensi diantara negara yang memiliki senjata nuklir meningkat, namun Superman (Christopher Reeve) berinisiatif melucutinya.
Setelah disambut PBB, ia membuang seluruh hulu ledak nuklir ke luar angkasa menuju matahari.
Adapun Lex Luthor (Gene Hackman) dibebaskan dari penjara atas bantuan keponakannya, lalu mencuri sehelai rambut Superman.
Luthor menciptakan DNA Nuclear Man (Mark Pillow) yang terbentuk dari radiasi senjata nuklir dan matahari.
Premis Superman IV sesungguhnya lebih baik daripada Superman III.
Figur superhero antagonis yakni Nuclear Man merupakan ide segar, meski masih didalangi Lex Luthor.
Sementara kehadiran Warfield yang mengambil-alih saham Daily Planet tak kalah meriahnya dalam hidup Clark Kent.
Clark berpasangan dengan Lacey yang diperankan Mariel Hemmingway, sedangkan Superman dengan Lois Lane.
Sayangnya durasi yang terlalu singkat yakni 1,5 jam menyisakan lubang besar.
Alur cerita saat proses pemulihan Superman melawan Nuclear Man, menjadi kesalahan terbesar film ini.
Score: 1.5 / 4 stars
Warner Bros Pictures |
Superman Returns (2006)
Superman (Brandon Routh) kembali menuju Bumi setelah penjelajahan tentang Planet Krypton.
Sebagai Clark Kent, ia bereuni dengan Lois Lane (Kate Bosworth) yang telah menikah dan memiliki seorang putra.
Sementara Lex Luthor (Kevin Spacey) yang telah dibebaskan dari penjara, menuju Fortress of Solitude di Arctic.
Ia berniat untuk membangun benua baru dari material Krypton, sekaligus menyiapkan kejutan untuk Superman.
Melalui pemanfaatan teknologi digital yang semakin modern, Superman Returns menyajikan efek yang menakjubkan.
Dramatisasi emosional, cukup mempengaruhi film ini dalam kualitas Singer sekelas X-Men.
Begitu pula dengan desain kostum superhero modern yang lebih impresif, termasuk pengurangan saturasi warna.
Performa Routh cukup meyakinkan, meski tidak sebaik Christopher Reeve maupun Henry Cavill.
Superman Returns membosankan dan tidak memberikan kisah segar dan baru selama selama 2,5 jam.
Kembalinya Lex Luthor menjadi lawan satu-satunya, kurangnya aksi laga, turut menjadikan Superman Returns mudah terlupakan.
Score: 2 / 4 stars
Warner Bros Pictures |
Man of Steel (2013)
Clark Kent (Henry Cavill) akhirnya menemukan asal-usul dan jati dirinya, setelah menemukan pesawat Kryptonian.
Setelah bertemu dengan mendiang ayahnya, Jor-El (Russell Crowe), ia mengenakan jubah dan bertransformasi menjadi Superman.
Namun kedatangan Jenderal Zod (Michael Shannon) menuju Bumi untuk menemui Superman, mengancam umat manusia.
Man of Steel cukup unik dalam menyajikan alur non-linear di babak pertama, perjalanan Clark Kent menemukan jati dirinya.
Aksi laga dan efek spesial mengagumkan di film ini patut diacungi jempol, termasuk gaya aksi laga dinamis ala Snyder.
Hanya saja beberapa adegan yang menggunakan teknik shaky camera, begitu mengganggu, selain saturasi warna yang kurang enak dilihat.
Modernisasi kostum Superman lebih baik dari sejumlah film sebelumnya, termasuk performa Cavill yang memang pantas.
Score: 3 / 4 stars
Batman v Superman: Dawn of Justice (2016)
Untuk ulasan lengkapnya, KLIK DISINI
Itulah sinema superhero review semesta film Superman yang populer, dari era klasik hingga kini.
Comments
Post a Comment