Review Sinema: Smile, M3GAN, The Offering
Paramount Pictures, Universal Pictures, Decal |
Sinema horor thriller supranatural dan fiski ilmiah, review film Smile, M3gan, serta The Offering.
Smile adalah film horor kecil dengan konsep segar dan berbeda dari sebelumnya.
Meski berpijak kepada distopia klise mengenai intelegensi buatan, M3GAN juga mampu cetak box office awal tahun 2023.
Adapun film kecil The Offering menawarkan narasi berkaitan dengan salah satu komunitas Yahudi di Amerika.
Langsung saja menuju review ketiga film yakni Smile, M3GAN, dan The Offering.
Paramount Pictures |
Smile (2022)
Seorang terapis bernama Rose (Sosie Bacon) menyelidiki kematian salah satu pasien yang ia saksikan sendiri.
Sang korban tampak tersenyum menyeringai sesaat sebelum tewas bunuh diri.
Rose yang dianggap mengalami halusinasi, juga memiliki trauma masa kecil saat ibunya bunuh diri.
Dalam penyelidikan tersebut, jumalh kematian mengerikan bertambah.
Beberapa kasus kematian tersebut memiliki pola yang sama, terkait diantara korban satu-sama lain.
Melalui premis unik, film Smile tampak sangat menjanjikan dengan cerita penuh misteri.
Menjelang kematian, seseorang yang menyeringai tajam tentu menyeramkan.
Meski demikian, Smile mengingatkan saya akan aksi brutal Joker dalam komik Batman.
Paramount Pictures |
Gaya penyajian Smile pun terutama di awal cerita cukup mengejutkan.
Film ini mampu mengalihkan sejumlah figur yang awalnya saya anggap berada di jalur lain seiring alur cerita.
Seperti halnya film horor modern, aspek jump scare dalam Smile cukup mendominasi sekaligus mengganggu.
Adapun sang figur utama protagonis, justru malah terlupakan, karena dirasa kurang memberikan karisma memadai.
Cerita akhir dalam film ini pula yang mengecewakan, karena terungkap hal yang klise dan dangkal.
Bagaimana pun juga, Smile mampu memberikan tontonan horor yang cukup mumpuni.
Score: 2.5 / 4 stars
Universal Pictures |
M3GAN (2022)
Gemma (Allison Williams) adalah seorang desainer robot di sebuah perusahaan besar.
Suatu hari saudara kandung Gemma dan suaminya tewas dalam kecelakaan, meninggalkan putri belia mereka Cady (Violet McGraw).
Mendapatkan hak asuh, Gemma sulit beradaptasi dengan Cady, sedangkan ia sendiri frustasi dalam karir nya.
Prototipe yang ia kerjakan, yakni M3GAN tidak mendapatkan restu dari atasan, sementara ia ditekan dalam pekerjaan lain.
Dalam sebuah kesempatan, Gemma menyempurnakan M3GAN, sosok berupa robot dengan intelejensi buatan yang berkembang.
Awalnya, Cady bahagia kedatangan M3GAN yang menjadi sahabat setia sekaligus sebagai pengasuh dan penjaga.
Namun pengembangan pikiran dan emosi pada diri M3GAN mulai muncul dan semakin protektif terhadap Cady.
Satu-persatu M3GAN membunuhi siapapun yang menghalangi atau mengganggu Cady dengan segala cara.
M3GAN mengulangi isu penting dalam fiksi ilmiah berkenaan dengan kecerdasan buatan puluhan tahun lalu.
Konsep dasar film ini sekilas mengingatkan saya akan horor klasik karya Wes Craven, Deadly Friend (1986).
M3GAN lebih mudah diwujudkan melalui film di jaman sekarang ini, terutama dalam melakoni figur boneka cerdas.
Universal Pictures |
Sentuhan CGI dalam film ini cukup baik dan halus meski masih terlihat jelas efeknya.
Hanya saja hubungan kuat yang dibangun diantara Gemma dengan Cady, menjadi keunggulan film ini.
Begitu pula M3GAN yang over protective serta posesif, berupaya merebut Cady dari Gemma.
Narasi M3GAN memang sudah bisa ditebak dengan mudah arah dan tujuan akhir cerita akan kemana.
Namun eksekusi akhir film ini dibuat lebih serius sekaligus estetis sebagai horor distopia menarik.
Berbagai dialog menarik terucap dari M3GAN, disertai performa apik aktris cilik Violet McGraw.
Aspek emosional diantara Gemma dengaan Cady cukup mengesankan sebagai penyadaran diri Gemma sendiri.
Sementara ada selingan humor segar terutama dari Ronny Chieng dalam satu adegan epik.
Dance ikonik figur M3GAN yang diperankan Amie Donald, sungguh memberikan rasa yang tercampu-aduk.
Alhasil, terdapat adegan yang saya anggap aneh dan konyol.
Meski tidak perlu berada di level atas, M3GAN cukup memberikan dampak besar dan hiburan horor pantas untuk dinikmati.
Score: 3 / 4 stars
Decal |
The Offering (2022)
Arthur (Nick Blood) bersama sang isteri yang sedang hamil, Claire (Emily Wiseman) mengunjungi ayah Arthur.
Sang ayah, Saul (Allan Corduner) adalah pengelola rumah jenazah di Kota New York.
Arthur berasal dari komunitas Yahudi Hasici yang konservatif.
Arthur dan Claire pun sering mendapatkan gangguan dan merasa ada yang tidak beres dalam rumah tersebut.
Sementara, kematian teman Saul tewas secara misterius.
Namun kematian nya perlahan mengungkapkan sebuah misteri supranatural dalam komunitas Yahudi.
Premis The Offering memang menarik dan jarang disajikan ke dalam bentuk film.
Kisah misteri dalam The Offering sejak adegan pembuka terkesan impresif dan menyeramkan.
Namun lambat laun, gaya penyajian film ini terasa kurang menggigit dan cenderung membosankan.
Untung saja penyelesaian akhir cerita The Offering dieksekusi dengan baik dan sedikit elegan.
Saya suka dengan tema lagu "Hear the Souls Who Weep" yang terdapat pada kredit akhir film ini.
Score: 2 / 4 stars
Itulah sinema horor thriller supranatural dan fiski ilmiah, review film Smile, M3GAN, serta The Offering.
Comments
Post a Comment