Double Review: Bram Stoker's Dracula dan The Last Voyage of the Demeter
Columbia Pictures, Universal Pictures |
Sinema horor double review film Bram Stoker's Dracula dan The Last Voyage of the Demeter.
Roman horor Dracula berasal dari Bram Stoker melalui novel yang terbit pada tahun 1897.
Sudah banyak adaptasi film Dracula dirilis, namun Bram Stoker's Dracula seringkali dianggap salah satu yang terbaik.
Kini, film The Last Voyage of the Demeter juga merupakan adaptasi novel Dracula karya Bram Stoker dalam bagian kecil.
Bedanya, The Last Voyage of the Demeter merupakan salah satu bab "The Captain's Log" dari novel Dracula.
Film Bram Stoker's Dracula disturadarai Francis Ford Copolla, diperankan Gary Oldman, Winona Ryder, Anthony Hopkins, serta Keanu Reeves.
Bram Stoker's Dracula meraih sukses dalam box office, dpiuji kritik, serta mendapatkan tiga Piala Oscar untuk kategori teknis.
Adapun The Last Voyage of the Demeter merupakan film "kecil" melalui jajaran kru yang kurang dikenal, meski distribusi dilakukan Universal Pictures.
Langsung saja menuju review singkat film Bram Stoker's Dracula dan The Last Voyage of the Demeter.
Columbia Pictures |
Bram Stoker's Dracula (1992)
Seorang pengacara muda, Jonathan Harker (Keanu Reeves), mendapatkan tugas menemui Count Dracula (Gary Oldman) di Transilvania.
Count Dracula membeli properti di London dan Jonathan diundang menuju kastil nya untuk urusan legalitas properti itu.
Jonathan diminta Dracula untuk tinggal selama sebulan di kastil nya, sedangkan ia harus meninggalkan sang tunangan yaitu Mina (Winona Ryder) di London.
Untuk sementara, Mina tinggal di rumah sahabat nya, Lucy (Sadie Frost).
Suatu malam dalam sebuah perbincangan dengan Jonathan, Dracula menaruh perhatian terhadap foto Mina yang mirip dengan sang istri.
Empat abad sebelum nya, Vlad Dracula adalah bangsawan Transilvania melawan penjajahan Turki Ottoman.
Sang istri yaitu Elisabeta mendapatkan kabar bahwa Vlad Dracula tewas dalam peperangan, lalu ia bunuh diri.
Vlad Dracula pulang kembali ke kastil dan menemukan Elisabeta tewas, dan hati nya hancur seketika sekaligus marah keada Tuhan.
Ia mengutuki hal itu dan bersumpah akan bangkit dari kubur nya untuk tuntaskan dendam terhadap kematian Elisabeta.
Columbia Pictures |
Mina adalah sosok yang mengingatkan Dracula akan Elisabeta, sehingga ia menawan Jonathan, lalu menyelundup dalam peti melalui Kapal Demeter menuju London.
Keanehan terjadi di London di malam hari tepat saat Kapal Demeter mberlabuh.
Lucy pun terkena gigitan Dracula dan mulai timbul gejala vampir.
Melalui kekuatan supranatural, perlahan Dracula yang menjelma ke dalam rupa Vlad, berhasil memikat hati Mina.
Tunangan Lucy yaitu Arthur (Cary Elwes) menyetujui sahabat nya, dokter Jack (Richard E. Grant) untuk panggil sang ahli, Profesor Van Helsing (Anthony Hopkins).
Van Helsing berupaya menyembuhkan Lucy sambil ambil tindakan hadapi Dracula, dibantu Jack beserta dua sahabat nya, Arthur dan Quincey (Bill Campbell).
Dari Transilvania, Jonathan berupaya melarikan diri dari kastil, guna mencegah Dracula menjadikan Mina sebagai istri nya.
Selama dua jam penuh, film Bram Stoker's Dracula mampu sajikan kisah roman tentang cinta yang hilang.
Film ini secara utuh wujudkan narasi puitis tentang literatur klasik percintaan Vlad Dracula dengan Mina.
Columbia Pictures |
Dalam pandangan Dracula, Elisabeta terlahir kembali melalui figur Mina, dan menjadi takdir bagi diri nya.
Sesuai adaptasi, figur Dracula dalam wujud vampir melalui film ini, diperlihatkan sisi simpati dan humanisme dalam drama romansa horor.
Kekuatan dialog emosional dan puitis dalam Bram Stoker's Dracula menjadi elemen terpenting.
Selain itu, alur cerita yang cukup rumit, bergerak dinamis diantara lokasi Transilvania dan London.
Awal dari kisah sentral Count Dracula berjumpa dengan Jonathan, menjadi penghubung kepada Mina.
Kemudian datang figur heroik Van Helsing, sebagai protagonis hadapi kekuatan supranatural Dracula.
Para figur pendukung lain seperti Lucy dan ketiga sahabat nya, turut ramaikan narasi film ini jadi lebih berwarna.
Aspek horor sungguhan itu, terdapat dalam transformasi Lucy menjadi vampir.
Performa brilian Gary Oldman menjadi bintang utama sebagai figur sosok pengeran kegelapan yang terjebak kepada putus asa dan penghujatan.
Dracula adalah manifestasi kebencian terhadap Tuhan, melalui figur antagonis, namun butuh penebusan cinta yang telah lama terkubur.
Columbia Pictures |
Peran Anthony Hopkins standar sebagai Van Helsing meski cukup signifikan, namun tertutup performa terdahulu sebagai Hannibal Lecter dalam The Silence of the Lambs (1991).
Hanya saja peran Keanu Reeves sebagai Joanathan, kurang tekankan aksen British meski sempurna melalui fisik.
Arahan dan gaya fantastis Francis Ford Coppola sungguh impresif dan komplit dalam setiap adegan.
Momen yang terjadi tepat, melalui ritme yang diatur saat suasana tenang, gembira, sedih, seram, aneh, hingga kejutan menakutkan.
Bram Stoker's Dracula versi ini adalah drama romansa dengan balutan horor supranatural.
Salah satu adegan horor terseram yaitu saat Lucy gendong anak kecil menuju ruang makam.
Columbia Pictures |
Semua atmosfir dalam cerita didukung setting dan tata busana yang sangat menakjubkan, mampu bawakan suasana adaptif.
Untuk film rilisan tahun 1992, efek spesial monster dan tata rias Dracula tak kalah menakjubkan, bgitu pula efek visual sederhana namun mengena.
Adegan puncak menuju akhir cerita di Transilvania, menjadi penutup terbaik film ini.
Semua dimulai dari kereta api dan kapal laut, dua kelompok terpisah, hingga kejar-kejaran kereta kuda dalam suasana matahari terbenam.
Scoring film ini memang dirasa tidak ikonik meski tetap mendukung suasana.
Tema lagu yang dibawakan Annie Lennox, juga punya pengaruh besar iringi kredit penutup film.
Bram Stoker's Dracula adalah salah satu adaptasi terbaik yang patut ditonton sebagai drama romansa horor klasik.
Score: 3.5 / 4 stars
Bram Stoker's Dracula | Pemain: Gary Oldman, Winona Ryder, Anthony Hopkins, Keanu Reeves, Sadie Frost, Richard E. Grant, Cary Elwes, Bill Campbell | Sutradara: Francis Ford Coppola | Produser: Francis Ford Coppola, Fred Fuchs, Charles Mulvehill | Penulis: Berdasarkan novel Dracula karya Bram Stoker. Naskah: James V. Hart | Musik: Wojciech Kilar | Sinematografi: Michael Ballhaus | Penyunting: Nicholas C. Smith, Glen Scantlebury, Anne Goursaud | Distributor: Columbia Pictures | Negara: Amerika Serikat | Durasi: 128 menit
Universal Pictures |
The Last Voyage of Demeter (2023)
The Last Voyage of Demeter mengisahkan pada 6 Agustus 1897, terdapat sejumlah kargo yang diangkut dari pelabuhan Varna di Bulgaria ke dalam Kapal Demeter.
Kargo dari Transilvania tersebut akan dibawa dengan Kapal Demeter menuju London, dipimpin Kapten Elliot (Liam Cunningham).
Karena Kapal Demeter kekurangan kru, maka Wojchek (David Dastmalchian) diutus sang kapten untuk rekrut kru kapal.
Awalnya, dokter Clemens (Corey Hawkins) ditolak karena tidak dibutuhkan.
Namun sebuah insiden terjadi saat Clemens menyelamatkan Toby (Woody Norman) yang merupakan cucu Elliot dari musibah.
Clemens pun otomatis menggantikan salah satu kru yang baru saja direkrut karena mengetahui lambang "Naga" yang ia yakini sebagai iblis pada salah satu peti kontainer.
Pada suatu malam, salah satu peti terbuka, dan Clemens menemukan seorang wanita yang sekarat.
Ia pun minta izin untuk transfusi darah, meski sebagian kru menolak nya, dan bahkan mulai cemas karena kejanggalan hal tersebut.
Wanita yang diketahui bernama Anna (Aisling Franciosi), perlahan mulai pulih.
Para kru menilai bahwa Kapal Demeter akan kena kutuk, karena mengangkut seorang wanita dianggap akan mendapatkan kesialan.
Universal Pictures |
Mereka pun tidak mengetahui, bahwa salah di dalam satu peti kontainer, terdapat Dracula yang mulai meneror mereka satu-persatu.
The Last Voyage of Demeter sejatinya memiliki premis menarik, dengan mengambil salah satu bagian cerita novel Dracula.
Selama hampir dua jam, The Last Voyage of Demeter memberikan sajian horor klasik dengan gaya seperti film Alien (1979).
Semua kru tidak mengerti apa yang mereka angkut dan ternyata akan membawa kematian bagi mereka.
Tanpa basa-basi, alur cerita pun langsung sajikan kebangkitan Dracula dari peti nya, meski melalui adegan misterius.
Dalam babak pertama cerita, sajian teror yang menewaskan kru cukup meyakinkan.
Sejak ditemukan Anna dalam keadaan sekarat, namun tidak jelas apa motif Dracula turut membawa Anna.
Saya pun sudah bisa tebak apa yang akan terjadi pada diri Anna pada akhir nya.
Sayang nya, babak kedua The Last Voyage of Demeter tidak memberikan perkembangan berarti menuju konklusi cerita film.
Sosok Dracula sudah mulai diperlihatkan, meski cukup mengesankan melalui tampilan fisik.
Universal Pictures |
Tampang Dracula itu mengingatkan saya akan film Salem's Lot (1979) dan sedikit menyerupai Nosferatu The Vampyre (1973).
Berbagai aksi teror Dracula dalam The Last Voyage of Demeter, tak lebih sebagai wujud iblis nyaris tanpa dialog.
Hingga sepanjang babak ketiga pun, alur kisah film ini masih datar tanpa kejutan berarti.
Berdasarkan trailer, kita sudah mengetahui sang protagonis yaitu Clemens dan mungkin Anna bakal mengalami apa di akhir cerita.
Sang "heroik" Clemens dituliskan dengan buruk dalam film ini, dianggap sebagai hanya satu orang yang hebat.
Sementara kru lain tidak mampu berpikir untuk sebuah solusi, Clemens hadir untuk menemukan mengapa Dracula bisa berada di Kapal Demeter.
Lebih parah lagi, agenda politik identitas begitu nyata dalam dialog saat Clemens berkonfrontasi dengan Wojchek.
Representasi figur minoritas saya yakini cocok dengan sejarah abad 19 di Eropa, dan isu tersebut tidak ada masalah.
Namun saat Clemens menegaskan bahwa ia orang kulit hitam pertama yang berjuang dalam proses nya sebagai dokter dan ilmuwan, maka itu problema besar.
Padahal Clemens dan Wojchek sedang argumen tentang keputusan nasib Kapal Demeter dan Kapten Elliot selanjut nya, sekaligus hadapi Dracula.
Politik identitas Sayap Kiri lain dalam film ini, menjadi wujud seorang ilmuwan yang diwakili figur Clemens.
Universal Pictures |
Clemens tidak percaya Tuhan dan segala hal supranatural, dan anti senjata sebagai proteksi terhadap kejahatan.
Clemens kalah dari Anna yang mampu tampil sebagai sosok wanita yang lebih wajar dan berani.
Dari sisi lain, visual adegan The Last Voyage of Demeter mampu memberikan atmosfir horor meyakinkan di dalam kapal.
Sedangkan efek penampilan Dracula berwujud iblis, cukup mengesankan sebagai standar film modern dengan CGI nya.
Beberapa adegan jump scare, lagi-lagi terkesan berlebihan untuk film ini, sebagai jualan horor "murahan".
Film The Last Voyage of Demeter tidak menawarkan horor mumpuni, hanya berikan kisah teror di dalam kapal semata.
Tidak perlu bandingkan film ini dengan Bram Stoker's Dracula, karena cuma bagian kecil untuk hiburan seru selewat saja.
Score: 1.5 / 4 stars
The Last Voyage of Demeter | Pemain: Corey Hawkins, Aisling Franciosi, Liam Cunningham, David Dastmalchian | Sutradara: André Øvredal | Produser: Brad Fischer, Mike Medavoy, Arnold Messner | Penulis: Berdasarkan Novel Dracula Bab "The Captain's Log" karya Bram Stoker. Naskah: Bragi F. Schut, Zak Olkewicz | Musik: Bear McCreary | Sinematografi: Roman Osin | Penyunting: Patrick Larsgaard | Distributor: Universal Pictures | Negara: Amerika Serikat | Durasi: 119 menit
Itulah sinema horor double review film Bram Stoker's Dracula dan The Last Voyage of the Demeter.
Comments
Post a Comment