Review Civil War: Ambigu Perang Saudara Amerika Serikat
A24 |
Sinema aksi laga review Civil War, tentang ambigu Perang Saudara di Amerika Serikat.
Civil War adalah film baru yang menyajikan Perang Saudara Amerika Serikat masa kini, namun secara ambigu.
Civil War disutradarai sineas asal Inggris, Alex Garland yang dikenal melalui Ex Machina dan Annihilation.
Baca juga: Annihilation (2018): Ancaman yang Dianggap 'Terlalu Ilmiah'?
Film ini merupakan produksi studio independen A24, sekaligus jadi film terbesar dengan biaya tertinggi menelan 50 juta Dollar Amerika.
Aktris Kirsten Dunst kabgian jadi peran utama sebagai seorang jurnalis, sedangkan figur pendukung lain ada aktor watak Stephen McKinley Henderson.
Civil War mengisahkan Perang Saudara di Amerika Serikat dalam pemerintahan otoriter sang Presiden (Nick Offerman).
A24 |
Tiga Kelompok yang menentang pemerintahan yaitu Wastern Forces, Florida Alliance, serta New People's Army.
Dalam situasi Perang Saudara, kekuatan Western Forces yaitu gabungan Texas dan California semakin besar dan mengancam pertahanan pemerintah.
Lee Smith (Kirsten) adalah seorang jurnalis berpengalaman dalam berbagai peristiwa konflik di berbagai negara.
Ia ditemani seorang partner bernama Joel (Wagner Moura) tengah meliput konflik Perang Saudara di Kota New York.
Dalam insiden bom bunuh diri, Lee berhasil menyelamatkan Jessie (Cailee Spaeny), gadis muda dengan ambisi sebagai fotografer konflik perang.
Setelah berdiskusi dengan jurnalis senior yaitu Sammy (Stephen McKinley Henderson), tekad Lee dan Joel ingin melakukan wawancara dengan presiden di Washington DC.
A24 |
Sesaat sebelum mereka hendak berangkat bersama Sammy, Jessie pun ikut meski ditentang Lee.
Bagaimanapun juga, petualangan dimulai dan sepanjang perjalanan, mereka menghadapi berbagai peristiwa mengejutkan.
Selama 1,5 jam, cerita Civil War murni fiktif dan imajinatif sekaligus ambigu dari benak Alex Garland, dengan dasar satir faktual dari polarisasi sosial dan politik di Amerika Serikat.
Narasi Civil War tidak menawarkan poin dengan jelas, apa motivasi Perang Saudara yang ambigu dari setiap Negara Bagian yang terlibat untuk menentang dan melakukan pemberontakan terhadap pemerintah.
Apakah secara gamblang melalui dialog dan tanpa narator, sang presiden yang otoriter dan berkuasa selama tiga periode mengakibatkan tingkat ekonomi merosot dan kriminalitas meningkat tajam? Tidak ada!
Saya rasa, mungkin Alex Garland sengaja memberikan sesuatu yang ambigu untuk menyajikan hal itu, karena ada tiga kelompok besar dari sejumlah Negara Bagian yang menentang Pemerintah Amerika Serikat.
Entah saya melewatkan sesuatu, bagaimana bisa alur cerita yang saya baca di Wikipedia ada informasi seperti di bawah ini.
Kelompok terkuat dalam cerita film yaitu Western Forces gabungan Texas dan California.
Sedangkan dua kelompok lain yaitu Florida Alliance terdiri dari Florida dan beberapa Negara Bagian tetangga di sebelah timur.
A24 |
Ada pula New People's Army yang terdiri dari sejumlah Negara Bagian di sebelah utara California.
Dalam cerita film ini, dijelaskan bahwa sang presiden mengklaim telah mengalahkan dua kelompok kecuali Western Forces.
Dalam realita, Texas yang didominasi Konservatif dan California dengan dominasi Liberal, memiliki dua ideologi yang bertolak belakang.
Pandangan Texas dan Florida juga sama, namun sejumlah Negara Bagian di sebelah utara California berbeda satu sama lain.
Misalnya, Oregon dengan Wyoming dan Montana itu bertolak belakang akan dominasi ideologi, namun dalam fiksi itu sah saja.
Narasi Civil War yang ambigu itu berada dalam sudut pandang "objektif dan netral" dari jurnalis Lee Smith bersama dua kolega dan gadis nekat "war photographer wannabe" dengan tujuan akan melakukan wawancara dengan presiden.
Perjalanan mereka dimulai dari Kota New York menuju Washington DC, melintasi sejumlah Negara Bagian yang semuanya mendukung pemerintahan.
Beberapa peristiwa dalam perjalanan tersebut, terkesan ambigu dan mengambang untuk mewakili pihak mana yang berseteru dalam Perang Saudara di Amerika Serikat.
Meski demikian, sajian tersebut bukan isu utama film ini, mengingat penyampaian berbagai adegan itu berupaya menekankan pada sudut pandang netral.
A24 |
Peristiwa pertama saat para protagonis hendak mengisi bahan bakar di sebuah pom bensin, terasa aneh saat ada klaim tentang penjarahan, melalui adegan yang ambigu.
Hal paling mengganggu adalah adegan dari pihak tentara pemerintah, diwakili figur yang direrankan Jesse Plemmons.
Adegan itu adalah yang paling intens dan mampu pompa adrenalin saya, namun sepertinya ada ejekan khusus dan memang konyol ala Modern Hollywood.
Figur tentara kulit putih itu digambarkan sebagai seorang xenofobia dan begitu kejam, atau juga bisa dimaknai sebagai sindiran perang dagang dengan prasangka buruk terhadap Donald Trump?
Saya rasa narasi Civil War berat sebelah, karena bisa muncul generalisasi terhadap fitnah dari Sayap Kiri Jauh dengan tuduhan Donald Trump adalah seorang diktator yang menginginkan kekuasaan dalam jangka waktu lama.
Secara penulisan karakter, figur Jessie adalah yang paling parah saat adegan menjelang akhir film.
Figur tersebut sangat tidak respek terhadap figur Lee pada akhirnya, dikuasai obsesi untuk mengabadikan momen final di Gedung Putih.
Boleh dikatakan, bahwa eksistensi figur sentral Lee akhirnya sia-sia, meski totalitas performa cemerlang mampu dibawakan Kirsten Dunst.
Adegan kilas balik traumatis juga hadir sebagai gambaran figur Lee yang mengidap PTSD saat ia mengabadikan adegan mengerikan melalui lensa kamera.
Atmosfir kelam dan opresif serta ambigu ala Alex Garland dalam Civil War, mampu disajikan secara dramatis.
Dalam beberapa adegan sesekali diselingi soundtrack lagu era 1970'an dan scoring ala film The Annihilation.
A24 |
Untuk adegan laga peperangan, memang mengesankan melalui semua adegan dalam berbagai setting latar.
Alex Garland juga mampu membuat keseimbangan diantara drama melalui dialog dalam kondisi tenang, dengan aksi peperangan.
Sinematografi film ini juga menjadi nilai plus melalui sorotan kamera antara objek dengan latar lingkungan, terutama dalam adegan yang tenang dan sunyi.
Civil War memang film thriller yang menegangkan dari sudut pandang jurnalis, namun tak mampu memberikan poin dan tujuan bermakna.
Ambigu Perang Saudara Amerika Serikat dalam Civil War sangat terasa, serta karakterisasi yang kian menurun.
Untuk sebuah hiburan yang haus akan film laga peperangan dengan tone serius, Civil War bisa jadi alternatif tapi tidak memuaskan seperti The Hunt (2020).
Demikian sinema aksi laga review Civil War, tentang ambigu Perang Saudara di Amerika Serikat.
Score: 2 / 4 stars
Civil War | 2024 | Perang, Aksi Laga | Pemain: Kirsten Dunst, Cailee Spaeny, Wagner Moura, Stephen McKinley Henderson, Nick Offerman, Jesse Plemons | Sutradara: Alex Garland | Produser: Andrew MacDonald, Allon Reich, Gregory Goodman | Penulis: Alex Garland | Musik: Ben Sallsbury, Geoff Barrow | Sinematografi: Rob Hardy | Penyunting: Jake Roberts | Distributor: A24 | Negara: Inggris Raya, Amerika Serikat | Durasi: 109 menit
Comments
Post a Comment