Review Furiosa: A Mad Max Saga, Sisi Kelam Sang Imperator
Warner Bros Pictures |
Sinema aksi laga petualangan review Furiosa: A Mad Max Saga, tentang sisi kelam kisah sang Imperator.
Spin-off sang Imperator sekaligus prekuel Mad Max: Fury Road sedang tayang di bioskop, yaitu Furiosa: A Mad Max Saga.
Sisi kelam kisah sang Imperator inilah yang diangkat melalui film Furiosa: A Mad Max Saga.
Furiosa: A Mad Max Saga adalah spin-off atau sempalan dari waralaba Mad Max yang identik dengan figur utama Max Rockatansky.
Baca juga: 4 Film Mad Max ini Wajib Anda Tonton
Film ini sekaligus jadi prekuel Mad Max: Fury Road (2015) dan fokus terhadap figur sang Imperator, yaitu Furiosa.
Figur tersebut munncul dalam Mad Max: Fury Road yang diperankan Charlize Theron, namun kali ini diperankan Anya Taylor-Joy.
George Miller kembali menangani proyek yang ia awali sejak film perdana Mad Max pada tahun 1979 lalu.
Warner Bros Pictures |
Furiosa: A Mad Max Saga mengisahkan sang Imperator, yaitu Furiosa (Alyla Browne) diculik kelompok bandit Biker Horde.
Imperator Furiosa berasal dari Green Place yang dipimpin Many Mothers, sempat diselamatkan sang ibu saat diculik namun gagal.
Pemimpin Biker Horde kejam, yaitu Dementus (Chris Hemsworth) menyiksa dan membunuh sang ibu di hadapan Furiosa.
Dementus selalu membawa Furiosa kemanapun pasukan nya berkelana, hingga akhirnya bertemu dengan salah satu anggota War Boy.
Biker Horde pun mendatangi Citadel dengan maksud ingin menguasai lokasi tersebut yang kaya akan sumber air dan makanan.
Meski demikian, Dementus mendapatkan ancaman dari pemimpin Citadel yang tak kalah kejam, Immortan Joe (Lachy Hulme).
Dementus pun mengakali hal tersebut dengan taktik terhadap Immortan Joe, melalui ancaman untuk meledakkan area pengeboran minyak.
Negosiasi pun berakhir dengan syarat Immortan Joe memiliki Imperator Furiosa sebagai salah satu istri nya.
Pada sautu hari, Furiosa berhasil melarikan diri dari tempat para istri Immortan Joe, dan tetap berada di Citadel.
Warner Bros Pictures |
Furiosa dewasa (Anya Teylor-Joy) menyamar sebagai teknisi lelaki yang dipimpin Scrotus. Karena keberanian nya, ia diangkat jadi mandor teknisi.
Mereka sedang membuat truk kargo militer menggunakan tenaga Mesin V8 yang dikemudikan Praetorian Jack (Tom Burke).
Sementara, Dementus melakukan pengkhianatan terhadap Immortan Joe dan ingin mengambil alih kekuasaan.
Perang pun tak terhindarkan, meski Furiosa memiliki rencana tersendiri berdasarkan sisi kelam masa lalu nya.
Dalam durasi sekira 2,5 jam, Furiosa: A Mad Max Saga memberikan sajian khas George Miller yang sungguh menghibur.
Dunia "Mad Max" versi modern dari kreator original ini, tentu sama dengan film Mad Max: Fury Road.
Disarankan untuk tonton Fury Road terlebih dahulu, guna mengetahui karakter figur Imperator Furiosa yang diperankan Charlize Theron.
Dapat diduga, bahwa sang Imperator tersebut pasti memiliki sisi kelam yang akhirnya diangkat dalam kisah Furiosa: A Mad Max Saga.
Sisi kelam perjalanan sang Imperator tersebut, mengingatkan kepada film perdana, yaitu Mad Max (1979) dan sekuel nya, The Road Warrior (1981).
Warner Bros Pictures |
Bedanya, dunia dalam film Mad Max itu terbilang masih normal dalam masa depan yang dekat namun distopia, sebelum masa kehancuran.
Bagaimana figur utama Max Rockatansky harus menghadapi sisi kelam akibat seluruh keluarga nya tewas karena sang antagonis.
Atmosfir kelam tersebut dirasa sama dengan film ini, hanya saja dalam Mad Max terasa lebih emosional dan dramatis.
Furiosa: A Mad Max Saga hadir dalam oktan yang cukup tinggi, sama seperti Mad Max: Fury Road, aksi laga nyaris dilakukan non-stop.
Sajian bernada kelam dan "dark" ini menjadi pembeda dari empat film Mad Max sebelumnya, meski diimbangi laga fantastis.
Hampir setengah cerita, film ini dihabiskan dengan kisah Imperator Furiosa belia, dan porsi lebih banyak diberikan kepada Dementus versus Immortan Joe.
Akibatnya, porsi utama peran Furiosa dewasa dari Anya Teylor-Joy seakan terasa cukup singkat, terutama dimulai dalam laga perdana bersama Praetorian Jack.
Transisi Imperator Furiosa dewasa akhirnya terungkap, terutama mengenai tangan kiri nya yang buntung itu.
Hadirnya Preatorian Jack, memiliki persona mirip dengan Max Rockatansky, sehingga cukup mengobati kerinduan terhadap aksi figur tersebut.
Performa Anya Taylor-Joy sebagai Imperator Furiosa dewasa memang meyakinkan seperti Charlize Theron, keduanya mampu menghidupkan karakter kuat.
Kisah sang Imperator tersebut diimbangi dengan karakter karismatik Dementus yang diperankan Chris Hemsworth.
Aksi laga kejar kejaran kendaraan kini tak asing lagi dalam Mad Max Universe, berikut latar hamparan padang gurun.
Warner Bros Pictures |
Seperti halnya Mad Max: Fury Road, sorotan kamera dinamis dari sudur tertentu dan irama kecepatan gerak, jadi nilai plus yang memanjakan mata.
Begitu pula berbagai gerakan objek saat sedang jatuh atau terpental mengarah kepada kamera, mnejadi tontonan laga spektakuler.
Hanya saja efek visual laga dalam adegan saat badai gurun, terasa manipulatif.
Secara keseluruhan, Furiosa: A Mad Max Saga masih layak masuk dalam waralaba terbaik, tentu berada di atas Mad Max: Beyond Thunderdome (1985), namun di bawah Mad Max: Fury Road.
Sebagian orang yang mengira ada cameo Max Rockatansky, ternyata salah kira terhadap figur Praetorian Jack.
Namun apakah memang ada cameo Max? Saya bocorkan ya, ternyata ada!
Oh ya, khusus untuk Lembaga Sensor Film, sepertinya salah memberikan rating 13 Tahun Keatas, karena film ini seharusnya diberikan rating "Dewasa".
Maka demi menjawab rasa penasaran tersebut, silahkan tonton sendiri film ini di bioskop kesayangan anda.
Demikian sinema aksi laga petualangan review Furiosa: A Mad Max Saga, tentang sisi kelam kisah sang Imperator.
Score: 3 / 4 stars
Furiosa: A Mad Max Saga | 2024 | Aksi Laga, Petualangan, Fiksi Ilmiah | Pemain: Anya Taylor-Joy, Chris Hemsworth, Tom Burke, Lachy Hulme, Goran D. Kleut, Alyla Browne | Sutradara: George Miller | Produser: Doug Mitchell, George Miller | Penulis: Berdasarkan karakter karya George Miller dan Byron Kennedy. Naskah: George Miller, Nico Lathouris | Musik: Tom Hokenborg | Sinematografi: Simon Duggan | Penyunting: Eliot Knapman, Margaret Sixel | Distributor: Warner Bros Pictures | Negara: Australia, Amerika Serikat | Durasi: 148 menit
Comments
Post a Comment