Review Twisters: Pengulangan Sama, tapi dengan Energi Baru

review-twisters
Universal Pictures, Warner Bros Pictures

Sinema drama bencana review Twisters, sekuel dengan pengulangan sama, tapi dengan energi baru.

Twisters adalah sekuel dari film fenomenal Twister (1996) melalui cerita dan energi baru, tapi ada pengulangan sama.

Dasar cerita dengan pengulangan sama dalam Twisters bukan berarti buruk, tapi tetap menarik untuk ditonton. 

Baca juga: Twister (1996): Obsesi Tornado atas Kehilangan Sang Ayah

Alih-alih rencana remake film Twister, maka akhirnya terwujud sekuel tersendiri yaitu Twisters.

Kisah film Twisters tidak melanjutkan film blockbuster hits Twister dengan sutradara Jan de Bont dan produser eksekutif Steven Spielberg.

Twisters diperankan Daisy Edgar-Jones dan Glen Powell, mengingatkan film terdahulu dengan pemeran utama Helen Hunt didampingi mendiang Bill Paxton.    

Film ini disutradarai Lee Isaac Chung yang tidak saya kenali sejumlah karya nya, namun penulis nya adalah Joseph Kosinski yang pernah menuliskan cerita Top Gun: Maverick (2022) yang juga diperankan Glen Powell.

Selain itu, masih ada Frank Marshall sebagai salah satu produser film ini yang sering bekerja sama dengan Steven Spielberg.

Menyambut film Twisters kali ini tentu tidak memiliki antusias besar, seperti Twister yang saat itu merupakan peralihan masif film Hollywood pada efek visual CGI.

review twisters daisy edgar jones glen powell
Universal Pictures, Warner Bros Pictures

Twisters mengisahkan proses trauma masa lalu Kate (Daisy Edgar-Jones), kehilangan sang kekasih yang tewas saat mereka bersama memburu tornado.

Kini ia bekerja pada stasiun metrologi di Kota New York dan salah satu mantan rekan yang selamat, Javi (Anthony Ramos) tiba-tiba menghampiri dirinya.

Javi mengajak Kate bergabung dengan tim pemburu tornado yang dilengkapi peralatan mutakhir, dengan biaya seorang investor kaya.

Meski awalnya enggan, akhirnya Kate bergabung dengan mereka, hingga bertemu dengan kompetitor mereka yang dipimpin Tyler (Glen Powell) yang dijuluki sebagai "Pawang Tornado".

Tyler memperhatikan Kate sebagai pendatang baru dan tantangan pun dimulai, hingga akhirnya tujuan utama mereka adalah menyelamatkan penduduk yang terkena musibah.

Sebagai sekuel tersendiri, Twisters bersandar kepada dasar cerita sebelumnya, dalam arti pengulangan sama, meski ada energi baru.

Figur utama Twisters yaitu Kate yang diperankan Daisy Edgar-Jones mengalami nasib tragis dalam adegan pembuka cerita. 

Baca juga: Where the Crawdads Sing (2022): Balada Gadis Rawa Tersangka Pembunuhan

Seperti figur Jo Harding yang kehilangan sang ayah dalam Twister, Kate harus rela kehilangan sang kekasih.

Perbedaan nya adalah Jo sangat terobsesi dengan tornado, sedangkan Kate sempat mengubur obsesi nya tersebut seiring dengan kehilangan karakter sejati nya.

sinopsis ulasan film twisters
Universal Pictures, Warner Bros Pictures

Persaingan dua kelompok juga terjadi diantara Kate dengan Tyler, sama seperti Twister meski menuju kepada hal yang berbeda.

Persaingan dalam Twister memang klise, sederhana diantara kelompok protagonis Jo dan Bill dengan kelompok Jonas.

Sedangkan dalam Twisters, persaingan diantara kelompok Kate dan Javi dengan Tyler mudah ditebak dalam alur cerita nya.

Kedalaman karakter Twisters memang tidak sedalam dan sekuat dalam Twister melalui sejumlah dialog mengena.

Karakter figur Kate Cooper berada di bawah Jo Harding, termasuk semua adegan yang terkesan lebih "aman", serta tindakan nekat yang terkesan absurd menjelang akhir cerita.

Namun energi baru sesungguhnya dalam Twisters yaitu karakter figur Tyler Owens yang diperankan prima oleh Glen Powell.

Figur Tyler menjadi pembeda dalam film ini, mengingat ada aura dan karisma yang tidak terungkap sepenuhnya berdasarkan latar cerita dirinya itu.

Hal baru dalam film ini yaitu kegemaran Tyler meledakkan kembang api di tengah pusaran tornado skala kecil seperti F-1.

Adegan tersebut memang memompa adrenalin penonton melalui energi baru dengan aksi gila Tyler.

Sejumlah pengulangan konsep cerita hadir dalam Twisters, seperti saat Kate mengunjungi rumah ibu nya, sama seperti saat kelompok Jo mengunjungi rumah sang bibi.

Konsep pengulangan juga ada dalam adegan saat tornado besar di malam hari, terlihat sekilas saat ada kilat. 

Kejutan terjadi dalam film ini, berkenaan dengan motif dibalik aktivitas perburuan badai, menjadi nilai plus tersendiri.

Karakter figur Kate, Tyler, serta Javi adalah jangkar utama premis Twisters, selain para figur pendukung terutama dari kelompok Tyler yang eksentrik.

review film twisters sekuel pemburu tornado
Universal Pictures, Warner Bros Pictures

Satu-satu nya penghubung diantara Twister dengan Twisters yaitu objek "Dorothy", lumayan sebagai nostalgia.

Efek visual dalam Twisters malah terasa kurang istimewa dan kurang variatif, paling juga hadir nya tornado kembar dan "tornado api".

Memang sudah beda zaman, saat menonton Twister dalam semua adegan dan efek visual dengan Twisters yang sudah biasa dalam teknologi digital.

Soundtrack lagu Twisters yang cukup menolong dalam sejumlah adegan aksi yang dilakukan Tyler dengan lagu country rock-nya.

Berbicara tema lagu dan soundtrack, memang sulit untuk menandingi film terdahulu dengan Van Halen "Humans Being".

Sebagai sekuel tersendiri, Twisters sepertinya sulit untuk keluar dari bayang-bayang film terdahulu.

Tampak jelas secara fundamental, pengulangan cerita sama terjadi meski ada pengembangan yang cukup menarik.

Karakter figur Tyler melalui Glen Powell yang mampu memberikan energi baru dan besar dalam Twisters, sehingga tetap seru dan menarik untuk ditonton.

Twisters sepertinya menegaskan bahwa sekuel nostalgia bukan opsi tepat, hanya perlu sedikit koneksi saja melalui objek "Dorothy". 

Bagi yang suka dengan film bencana, Twisters tetap layak sebagai hiburan menarik dan tidak perlu tonton film Twister.

Demikian sinema drama bencana review Twisters, sekuel dengan pengulangan sama, tapi dengan energi baru.

Score: 3 / 4 stars

Twisters | 2024 | Drama, Disaster | Pemain: Daisy Edgar-Jones, Glen Powell, Anthony Ramos, Brandon Perea, Maura Tierney, Sasha Lane, Harry Hadden-Paton, David Corenswet | Sutradara: Lee Isaac Chung | Produser: Frank Marshall, Patrick Crowley | Cerita: Berdasarkan karakter karya Michael Crichton dan Anne-Marie Martin. Pengembangan oleh Joseph Kosinski. Naskah: Mark L. Smith | Musik: Benjamin Wallfisch | Sinematografi: Dan Mindel | Penyunting: Terilyn A. Shropshire | Distributor: Universal Pictures (Amerika Utara), Warner Bros Pictures )Internasional) | Negara: Amerika Serikat | Durasi: 122 menit

Comments