Review Alien: Romulus, Tribut Waralaba Xenomorph dan Potensi Universe Baru

review alien romulus tribut waralaba xenomoprh potensi universe baru
20th Century Studios

Sinema horor fiksi ilmiah review Alien: Romulus, film tribut waralaba Xenomorph dan potensi universe baru.

Waralaba Alien kembali hadir melalui Alien: Romulus sebagai tribut waralaba mahluk Xenomorph sebagai potensi untuk universe baru.

Tanpa kehadiran figur Ellen Ripley, Alien: Romulus hadirkan karakter baru dalam film interquel diantara cerita Alien (1979) dan Aliens (1986).

Baca juga: 6 Film Alien yang Wajib Anda Ketahui

Alien: Romulus adalah film ketujuh dari waralaba horor fiksi ilmiah Alien, sejak terakhir dirilis Alien: Covenant (2017).

Melalui trailer nya, film ini sajikan atmossfir dengan set desain klasik ala film Alien, tampak cukup menjanjikan. 

Film ini dituliskan Fede Álvarez dan Rodo Sayagues dengan sutradara nama terakhir, yang membuat universe baru untuk The Evil Dead dan The Texas Chainsaw Massacre (1975).

Ridley Scott masih tangani film ini sebagai salah satu produser bersama Walter Hill.

Alien: Romulus mengisahkan seorang penambang di planet koloni, Rain (Cailee Spaeny) dan sahabat nya, android Andy (David Jonsson).

Rain adalah yatim piatu, sedangkan Andy diadopsi kedua orangtua Rain sewaktu mereka masih hidup. 

alien romulus universe baru fede alvarez
20th Century Studios

Kecewa dengan perpanjang kontrak kerja, padahal dirinya ingin pergi ke Planet Yvaga, akhirnya Rain diajak Tyler (Archie Renaux) untuk sebuah aksi nekat.

Bersama dengan Bjorn (Spike Fearn), Kay (Isabella Merced), serta Navarro (Aileen Wu), misi mereka yaitu mengambil kapsul tidur untuk perjalanan panjang menuju Planet Yvaga.

Kapsul tersebut diketahui berada di sebuah stasiun luar angkasa Romulus and Remus yang sudah ditinggalkan manusia.

Dengan menggunakan peswat, mereka pun berhasil mengambil kapsul tersebut, namun ternyata butuh bahan bakar yang cukup.

Saat hendak mengambil bahan bakar, mereka tidak sadar bahwa dalam stasiun tersebut ada laboratorium rahasia yang menyimpan banyak facehugger.

Selain facehugger pun, sejumlah mahluk Xenomorph rupanya bersembunyi dalam sarang mereka di suatu tempat.  

Alien: Romulus ini merupakan film tribut dan kebangkitan kembali mahluk ikonik Xenomorph.

Kisah film ini terasa segar dan baru, mengingat minus figur Ellen Ripley, dan bakal ada potensi universe baru.

Premis Alien: Romulus juga sangat sederhana seperti dalam film Alien, yaitu sekelompok kecil protagonis harus hadapi teror Xenomorph.

alien romulus tribut waralaba xenomorph
20th Century Studios

Formula yang digunakan pun sama, yaitu figur sentral protagonis perempuan, dalam film ini bernama Rain yang diperankan Cailee Spaeny, meski dari awal sudah ada indikasi nyata.

Hal itu jadi persamaan dengan film Alien dan tiga sekuel melalui Ellen Ripley, serta satu film prekuel, Prometheus (2012) melalui Elizabeth Shaw.

Sama seperti film Alien, pace dalam film ini cukup lamban ditambah kurang menggigit dalam babak pertama cerita.

Referensi utama alur kisah film ini memang berasal dari film Alien yang erat berkenaan dengan reruntuhan Kapal Nostromo.

Yang menarik dalam Alien: Romulus yaitu karakter figur Andy yang diperankan sangat baik oleh David Jonsson.

Dalam cerita film ini, terjadi sejumlah transformasi karakter terhadap konflik internal berkenaan dengan satu figur spesial yang jadi kejutan besar.

Ikatan kuat diantara figur Rain dengan Andy pun dirasa cukup baik, diantara hubungan manusiawi dan emosional sejak masa lalu.

Satu aspek horor yang unggul dari seorang Fede Álvarez tidak dapat disangkal dalam film ini.

Adegan paling intens dan horor, yaitu saat pertama kali mahluk Xenomorph dewasa muncul dari kepompong, setelah ganti kulit saat fisik nya berukuran kecil.

Tapi jika dipikirkan kembali memang absurd, bagaimana bisa bentuk Xenomorph yang sudah kelihatan kembali jadi kepompong.

review alien romulus cailee spaeny
20th Century Studios

Referensi one liner quote favorit saya yang seharusnya tidak terucapkan di film ini, hadir dari film Aliens (1986), yaitu: "Get away from her, you b*tch!"

Saya tidak setuju kalimat itu dipakai kembali, karena kalimat tersebut hanya pantas berada dalam adegan Aliens saja yang dilontarkan Ellen Ripley.

Oh ya, referensi lain dari Aliens yaitu saat Tyler mengajarkan Rain menggunakan senjata ikonik, sama persis saat Hicks mengajarkan hal tersebut kepada Ripley.

Referensi dari film Prometheus juga terucapkan dalam dialog dengan menyebutkan nama tersebut.

Hal lain yang mengganggu yaitu referensi dari Alien: Resurrection (1997) melalui kehadiran yang muncul dalam puncak cerita jelang akhir.

Walaupun demikian, sekuen tersebut cukup impresif di satu sisi, yaitu sosok dengan muka yang seram bagaikan mimik "Freddy Krueger".

alur sinopsis ulasan alien romulus interquel
20th Century Studios

Ada beberapa detail yang saya rasa terlewatkan dalam alur cerita melalui visual adegan, meski tidak signifikan.

Intinya, film Alien: Romulus mampu wujudkan bentuk waralaba setia sebagai tribut Alien dengan mahluk Xenomorph.

Secara keseluruhan meski ada potensi buka universe baru, Alien: Romulus tidak bawa hal baru dari pengembangan kreasi mahluk Xenomorph.

Tidak wajib tonton Alien dan Aliens, film Alien: Romulus berhasil wujudkan kehadiran Xenomorph dengan filosofi yang sama.  

Demikian sinema horor fiksi ilmiah review Alien: Romulus, film tribut waralaba Xenomorph dan potensi universe baru.

Score: 2.5 / 4 stars

Alien: Romulus | 2024 | Fiksi Ilmiah, Horor | Pemain: Cailee Spaeny, David Jonsson, Archie Renaux, Isabela Merced, Spike Fearn, Aileen Wu | Sutradara: Fede Álvarez | Penulis: Berdasarkan karakter karya Dan O'Bannon dan Ronald Shusett. Pengembangan cerita: Fede Álvarez dan Rodo Sayagues | Produser: Ridley Scott, Michael Pruss, Walter Hill | Musik: Benjamin Wallfisch | Sinematografi: Galo Olivares | Penyunting: Jake Roberts | Distributor: 20th Century Studios | Negara: Amerika Serikat | Durasi: 119 menit 

Comments