Review Kuasa Gelap: Eksorsisme Rasa Lokal dengan Atmosfir Horor Kental
Paragon Pictures |
Sinema horor review Kuasa Gelap, film eksorsisme rasa lokal dengan atmosfir horor kental.
Untuk pertama kali, film horor Indonesia ada kisah dengan tema eksorsisme yaitu Kuasa Gelap, melalui atmosfir kental.
Kuasa Gelap adalah film horor Katolik pertama produksi lokal, yaitu Indonesia tentang eksorsisme tanpa meninggalkan atmosfir kental.
Film ini terinspirasi dari peristiwa eksorsisme nyata yang pernah terjadi di Semarang.
Baca juga: 10 Film Horor Barat dengan Latar Gereja Katolik ini Memang Seram
Judul internasional film Kuasa Gelap yaitu Dominion of Darkness dengan sutradara Bobby Prasetyo melalui Paragon Pictures.
Jajaran cast Kuasa Gelap ada aktor senior Lukman Sardi, selain didukung Jerome Kurnia dan Astrid Tiar.
Nama salah satu anggota JKT48, Freya juga ramai jadi perbincangan warganet yang turut terlibat dalam film ini.
Film Kuasa Gelap mengisahkan Kayla (Lea Ciarachel), seorang remaja tinggal bersama sang ibu, Maya (Astrid Tiar) yang ditinggal wafat sang suami.
Kayla membenci kekasih Maya, yaitu Denis yang dianggap sebagai lelaki brengsek yang tidak pantas menggantikan peran sebagai ayah tiri.
Paragon Pictures |
Kebencian Kayla dilimpahkan dengan memanggil arwah sang ayah, dibantu sahabat nya, Chilla (Freyanashifa Jayawardana).
Melalui medium berupa boneka Jelangkung, mereka anggap arwah sang ayah mengabulkan pertmintaan Kayla.
Namun apa yang terjadi kemudian menimpa Kayla dengan tingkah aneh, membuat Maya khawatir dengan putri semata wayang nya itu.
Sementara guru rohani Kayla, yaitu Romo Thomas (Jerome Kurnia) juga menyaksikan hal janggal saat mengantar Kayla pulang ke rumah.
Romo Thomas menduga Kayla kerasukan roh jahat dan memberitahukan hal itu kepada Kepala Sekolah, Romo Roby (Joshua Pandelaki).
Sejak saat itu dengan izin Gereja, Romo eksorsis yaitu Rendra (Lukman Sardi), dipanggil untuk menyelidiki sekaligus membantu Maya menangani Kayla.
Romo Thomas sendiri sedang mengalami pergumulan iman, akibat tragedi masa lalu yang menimpa dirinya.
Sedangkan Romo Rendra mengharapkan sosok Romo muda pengganti dirinya yang sudah mulai sakit karena usia.
Paragon Pictures |
Film Kuasa Gelap saya akui memiliki atmosfir horor kental, melalui tema eksorsisme dengan bobot drama tragedi keluarga.
Premis film Kuasa Gelap, saya yakini mendapatkan inspirasi narasi dari film The Exorcist.
Baca juga: The Exorcist (1973): Film Horor Terbaik Sepanjang Masa
Figur Romo Rendra adalah pastor eksorsis senior yang akan memasuki masa pensiun karena usia, mirip dengan figur Lankester Merrin.
Namun figur sentral Kuasa Gelap adalah Romo Thomas yang memiliki pergumulan yang mirip dengan figur Damien Karras.
Hal serupa juga terdapat dalam narasi film The Pope's Exorcist (2023) terhadap figur sentral Pastor Gabriele Amorth.
Tampak ada pola serupa, bahwa film horor dengan tema eksorsisme biasanya terdapat pergumulan iman sang figur utama terhadap masa lalu.
Tindakan figur Kayla dengan sahabat nya, Cilla untuk pemanggilan arwah sang ayah pun mirip dengan narasi The Exorcist: Believer (2023).
Jadi, narasi dasar film Kuasa Gelap sesungguhnya tidak ada yang baru dan segar.
Kayla yang tinggal dengan sang ibu yaitu Maya, juga sama narasi nya dengan film The Exorcist dan The Exorcist: Believer.
Kehadiran figur Denis adalah nilai plus narasi Kuasa Gelap yang lebih rumit tentang intrik dalam rumah tangga.
Paragon Pictures |
Karakter sentral Romo Thomas adalah bentuk upaya penebusan terhadap pergumulan iman dalam esensi pelayanan.
Hubungan pelayanan Romo Thomas dengan Romo Rendra juga bagaikan kisah dalam film The Rite (2011).
Film Kuasa Gelap dibuka dengan adegan tragis yang menimpa Romo Thomas, hal tersebut kemudian dalam akhir babak kedua kembali menjadi refleksi kilas balik dirinya.
Selebihnya adalah kisah drama keluarga yang terbagi dalam dua alur yang akan menyatu, melalui atmosfir horor kental berkualitas.
Drama dengan atmosfir horor kental tentang kerasukan roh jahat dalam film ini, disajikan impresif dan cukup meyakinkan.
Tidak ada adegan horor lebay atau berlebihan termasuk jump scare yang dieksekusi secara pas waktu nya dalam adegan.
Tidak seperti The Exorcsit yang terasa lebih faktual, adegan puncak Kuasa Gelap memang terkesan agak berlebihan dengan eksekusi akhir medioker.
Selain itu, narasi film Kuasa Gelap tidak menyimpan kejutan berarti hingga akhir cerita.
Oh ya, adegan jump scare film ini juga sedikit, namun ada satu adegan yang jelas terinspirasi dari The Exorcist III (1990).
Setelah adegan pembuka, atmosfir film ini mampu dibangun perlahan sesuai alur dan setting lokasi, sesuai tema drama tragedi horor berujung eksorsisme.
Kuasa Gelap ini jelas memiliki latar belakang Gereja Katolik yang kental, melalui adegan prosesi sakramen misa, lingkungan Pastoran, tempat doa Bunda Maria, serta Sekolah Katolik.
Paragon Pictures |
Setting lokasi seperti adegan komplek hunian keluarga Maya juga dieksekusi dalam adegan yang mampu ciptakan atmosfir horor kental.
Yang dimaksud dengan horor kental disini yaitu drama kelam tentang intrik antar manusia dan tragedi, serta kehadiran roh jahat.
Performa semua aktor dalam film Kuasa Gelap juga meyakinkan, terutama transformasi dari Lea Ciarachel sebagai Kayla.
Meski demikian, efek visual sosok iblis dengan wujud Suster saya nilai CGI nya belum meyakinkan.
Demikian pula wujud figur Kayla saat transformasi total dengan wajah seperti dalam film The Exorcist, terkesan kartun.
Untung saja hal tersebut diatasi dengan narasi yang "tricky" dan menurut saya itu berhasil!
Film Kuasa Gelap adalah revolusioner untuk perfilman horor lokal melalui tema eksorsisme dengan atmosfir kental.
Meskipun premis dasar film ini banyak terinspirasi eksorsisme Barat, namun sajian keseluruhan cukup memuaskan.
Itulah sinema horor review Kuasa Gelap, film eksorsisme rasa lokal dengan atmosfir horor kental.
Score: 3 / 4 stars
Kuasa Gelap | 2024 | Horor, Drama | Pemain: Lukman Sardi, Jerome Kurnia, Astrid Tiar, Lea Ciarachel, Freyanashifa Jayawardana, Joshua Pandelaki, Ricky Lionardi | Sutradara: Bobby Prasetyo | Produser: Raymond Handaya, Pandu Brantoro, Arvin Suteja | Penulis: Andri Cahyadi, Robert Ronny, Vera Varidia | Musik: Ricky Lionardi | Sinematografi: Tri Adi Prsaetyo | Penyunting: Wawan I. Wibowo | Distributor: Paragon Pictures | Negara: Indonesia | Durasi: 96 menit
Comments
Post a Comment