Review Sang Pengadil: Aksi Hakim Terhadap Perdagangan Manusia
Lingkar Pictures |
Sinema drama thriller review Sang Pengadil tentang aksi aksi hakim terhadap perdagangan manusia.
Sang Pengadil adalah film dengan basis drama melalui tema kriminalitas dari sudut pandang persidangan.
Tak tanggung tanggung, ada dua sutradara film Sang Pengadil, yaitu Girry Pratama, Jose Purnomo dengan dukungan dari empat orang penulis cerita dan naskah.
Sang Pengadil adalah buah dari produksi Lingkar Pictures yang sedang tayang di bioskop tanah air.
Sang Pengadil mengisahkan Jojo (Arifin Putra), seorang hakim muda Kota Yogyakarta dengan karir cemerlang.
Ia memiliki trauma masa kecil sepeninggal sang ayah, yaitu Andreas (Cok Simbara), hakim senior yang tewas bunuh diri terduga korupsi.
Dua asisten Jojo adalah Indri (Celia Thomas) dan Dian (Nesia Wroza Puspa).
Sementara Abigail (Prisia Nasution) adalah hakim muda yang baru bergabung di kota tersebut.
Suatu hari terungkap kasus human trafficking atau perdagangan manusia melalui sebuah perusahaan milik Radja (Roy Marten).
Putra Radja, yaitu Robby (Raffel Jordy) tertangkap sebagai terdakwa kasus tersebut dan sampai kepada pengadilan.
Lingkar Pictures |
Abigail sempat ditawari menangani kasus tersebut sebagai hakim ketua, namun ia menolak.
Ia memberikan rekomendasi yaitu Jojo, sedangkan dirinya memilih menjadi hakim anggota.
Persiapan pun dimulai hingga persiadangan digelar, hingga rangkaian teror dimulai yang mengancam nyawa Jojo.
Sang Pengadil adalah film karya anak bangsa yang berani dan berbeda dalam tren film horor dan drama komedi pada umum nya.
Tema tentang keadilan dan korupsi jadi elemen yang paling ditekankan dalam Sang Pengadil dalam durasi yang dirasa cukup lama, padahal kurang dari dua jam.
Premis Sang Pengadil saya kira seperti film seri Dark Justice yang populer di era 1990'an, dilihat dari trailer-nya.
Ternyata tidak seperti itu, Jojo berserta Indri dan Dian dalam narasi film ini tidak jelas pola aksi mereka di luar pengadilan.
Cerita film ini hanya sajikan adegan aksi mereka khusus untuk kasus perdagangan manusia yang menyeret sang pengusaha Radja.
Begitu pula dengan ekspektasi kerumitan cerita Sang Pengadil, ternyata berujung cukup klise berkenaan dengan dugaan konspirasi tingkat tinggi.
Meski demikian, ada kejutan besar terjadi pada pertengahan babak ketiga yang tidak pernah saya sangka dan emosional.
Alih-alih sajikan drama thriller politik, film Sang Pengadil rupanya menekankan kepada drama keluarga Jojo dengan latar belakang kriminalitas.
Lingkar Pictures |
Alur cerita Sang Pengadil saya akui cukup baik, ada sebuah pelintiran menjelang akhir.
Ada narasi absurd terhadap alur cerita yang berkenaan dengan kedua TikTokers dan sandera perdagangan manusia.
Dalam adegan peristiwa, terdapat dua mobil seperti kejar-kejaran, namun seiring alur berjalan, tidak mampu jelaskan secara detail, seperti ada alur yang hilang.
Timbul pertanyaan tentang narasi "Main Hakim atau Vigilante" yang ditujukan kepada Jojo dan tim, apakah benar adanya?
Detail kecil lain pun rupanya luput, seperti dalam adegan saat Indri memperlihatkan berita online kepada Jojo.
Huruf awal dengan kapital pada penamaan "bulan" terhadap waktu penulisan berita sepertinya lupa dicantumkan.
Selain itu, efek visual seperti rangkaian adegan montase berita online juga terasa kurang riil dan detail.
Secara visual, gerak sorot kamera dan peralihan adegan saya rasa menarik dalam film ini.
Oh ya, hal paling mengganggu dalam film Sang Pengadil yaitu ada unsur agama, alih-alih ingin paparkan keberagaman.
Dalam adegan yang sama, kedua TikTokers sebagai saksi persidangan, diperlihatkan sumpah mereka dalam masing-masing agama berbeda.
Begitu pula satu saksi seorang keryawan perusahaan terdakwa juga diperlihatkan dengan sumpah berdasarkan agama lain.
Lingkar Pictures |
Hal seperti itu malah membuang waktu dan membuang fokus terhadap esensi cerita itu sendiri.
Itulah mengapa film Indonesia sulit "move on" dengan tetap mengutamakan "agama" dalam narasi cerita yang sesungguh nya menarik.
Untuk performa para aktor film ini, saya tidak memberikan komentar signifikan, secara keseluruhan cukup oke.
Sang Pengadil memiliki potensi sangat besar sebagai film dengan tema yang berani dan terlihat serius.
Memang sulit untuk menjangkau pasar di negeri sendiri untuk film dengan tema yang krusial tentang kriminalitas dan korupsi seperti Sang Pengadil.
Semoga ke depan nya, sudah mulai banyak produksi film tipikal Sang Pengadil dengan eksekusi yang lebih baik.
Demikian sinema drama thriller review Sang Pengadil tentang aksi aksi hakim terhadap perdagangan manusia.
Score: 2 / 4 stars
Sang Pengadil | 2024 | Drama, Thriller, Action | Pemain: Arifin Putra, Prisia Nasution, Roy Marten, Celia Thomas, Dicky Andryanto, Nesia Weroza Puspa, Raffel Jordy, Cok Simbara | Sutradara: Girry Pratama, Jose Purnomo | Penulis: Mo Sidik, Adi Adin Nugroho, D.Y. Witanto, Sarpin Rizaldi | Produser: Agung Winarno, Yuliandre Darwis | Musik: Anwar Fauzi | Sinematografi: Aristo Pontoh | Penyunting: Tiara Pusparani | Distributor: Lingkar Pictures | Negara: Indonesia | Durasi: 102 menit
Comments
Post a Comment