Review Sinners: Kuasa Gelap Musik Blues

sinners kuasa gelap musik blues
Warner Bros Pictures

Sinema horor review Sinners tentang kuasa gelap musik blues.

Ada korelasi antara musik blues dengan kuasa gelap dalam film Ryan Coogler terbaru, Sinners.

Kolaborasi sineas Ryan Coogler dan aktor Michael B. Jordan dalam Sinners kali ini berada dalam horor kuasa gelap musik blues.

Sinners mengisahkan Era Depresi tahun 1932 yang marak gangster di kota besar, serta Segregrasi Jim Crow terhadap Kulit Hitam Amerika.

Dua saudara kembar, Smoke dan Stack (Michael B. Jordan) veteran Perang Dunia dan pernah bekerja untuk mafia, kembali ke kampung halaman.

Uang hasil pencurian dari mafia tersebut untuk membangun juke joint, sebuah klub malam komunitas kulit hitam di kota kecil wilayah Mississippi Delta.

Smoke dan Stack mendatangi pasangan suami istri Bo Chow (Yao) dan Gracce (Li Jun Li), pemilik toko sembako untuk pasokan makanan dan minuman.

Mereka juga mengajak sepupu muda yang punya bakat bermain musik blues, Sammie (Miles Caton), anak dari pendeta fanatik.

review sinners ryan coogler michael b jordan
Warner Bros Pictures

Istri Smoke, Annie (Wummi Mosaku) akhirnya mendukung setelah sebelumnya menentang.

Penyanyi lokal Pearline (Jayme Lawson), musisi Delta Slim (Delroy Lindo), serta Cornbread (Omar Benson Miller) sebagai penjaga klub.

Pada malam pembukaan klub, mantan kekasih Stack, Mary (Hailee Steinfield) seketika datang mengejutkan Stack.

Sementara di tempat lain, Remmick (Jack O'Connell) orang asing datang memint bantuan kepada pasangan simpatisan KKK, Bert dan Joan.

Melalui Remmick pula, datang kuasa gelap karena musik blues yang dimainkan oleh Sammie.

Premis Sinners mengingatkan saya akan kisah legendaris musisi blues Robert Johnson yang dikabarkan berhubungan dengan kuasa gelap untuk mendapatkan popularitas.

Baca juga: Crossroads (1986): Penebusan di Persimpangan Jalan

Pengepungan sosok kuasa gelap terhadap klub tersebut sepertinya terinspirasi dari film Quentin Tarantino, From Dusk till Dawn (1996).

sinopsis alur cerita sinners hailee steinfield
Warner Bros Pictures

Dalam Sinners, Ryan Coogler mampu membangun fondasi narasi kuat, terutama penggambaran karakter dengan latar belakang tahun 1930'an.

Aspek sejarah politik suram dan perkembangan musik blues komunitas kulit hitam di Amerika dalam film ini, disajikan impresif.

Sinners adalah tipikal Blaxploitation yang patut diapresiasi di tengah kelesuan Hollywood dalam kreativitas original.

Karakterisasi Smoke dan Stack yang keras dan berkarisma, sedikit mendekati dengan film American Gangster yang dibawakan Denzel Washington.

Karakter mereka itu berlapis, karena latar belakang keluarga, karir militer, serta kekerasan gangster di Kota Chicago.

Selain itu, performa para aktor pendukung pun signifikan untuk figur Delta Slim dan Cornbread yang humoris medioker ala komedi modern.

Dialog para protagonis ini disesuaikan dengan audiens modern berdasarkan semakin banyak kata "f**k" dalam film, dan ya, malah mengganggu.

film sinners horor era depresi rasisme kulit hitam amerika
Warner Bros Pictures

Babak ketiga film ini, atmosfir nya malah semakin turun dan semakin kurang menarik, tidak ada kejutan berarti bahkan dimulai pada pertangahan babak kedua.

Ada satu adegan menarik saat narasi suara menjelaskan bahwa akar musik blues mengundang kuasa gelap pada masa lalu dan masa depan.

Set desain film ini sudah baik, begitu pula sound dan musik ala blues dipadukan dengan gospel ala kulit hitam Amerika dalam adegan tertentu.

Secara keseluruhan, film Sinners terperangkap dalam eksekusi medioker dan tidak memorable bagi saya.

Sinners bisa direkomendasikan sebagai film hiburan bagi penonton yang haus akan ide original, meski di bawah ekspektasi saya.

Demikian sinema horor review Sinners tentang kuasa gelap musik blues.

Score: 1.5 / 4 stars

Sinners | 2025 | Horor, Drama, Period | Pemain: Michael B. Jordan, Hailee Steinfeld, Miles Caton, Jack O'Connell, Wunmi Mosaku, Jayme Lawson, Omar Benson Miller, Li Jun Li, Delroy Lindo | Sutradara: Ryan Coogler | Produser: Ryan Coogler, Zinzi Coogler, Sev Ohanian | Penulis: Ryan Coogler | Musik: Ludwig Göransson | Sinematografi: Autumn Durald Arkapaw | Penyunting: Michael P. Shawver | Distributor: Warner Bros Pictures | Negara: Amerika Serikat | Durasi: 137 menit

Comments